six

13.5K 703 10
                                    

Malam semakin larut, saat ini aku tengah berdiri di balkon kamarku dengan bersilang tangan di dada. menikmati hembusan angin malam, sesaat kemudian aku merasakan sepasang lengan kekar dan hangat melingkar di perutku,..

"Apa Miko sudah tidur?" -

"Sudah" - ujarnya dan menumpukan dagunya di kepala ku. Karena tinggi ku hanya sebahunya. Lalu dia mengalihkan kepalanya ke samping wajah ku.

"Di luar dingin, ayo masuk nanti kamu masuk angin"- sambungnya

"Sebentar aku masih ingin di sini"

"Hon"- ujarnya lirih

"Hemm"

"Apa kamu-"

"I'm fine"- ujarku lirih memotong ucapanya, karena aku tau ke mana arah pembahasannya. dia mengeratkan pelukannya membuat tubuhku menghangat. tiba-tiba aku teringat kejadian di restoran tadi. Dan tanpa sadar air mataku keluar dan membasahi pipiku aku menekan dadaku yg di hampiri rasa sesak yg mendalam,

Flashback~~

Pada akhirnya kami makan satu meja, awalnya aku merasa tidak nyaman tapi Jason menyuruh kami untuk satu meja dengan mereka, aku ingin menolak tapi Mike dan Miko terlebih dahulu mengiyakan tawaran Jason. Aku hanya menghela napas pelan dan duduk dengan tenang, ku lihat Mike memandangku tersenyum lalu mengangguk, menandakan semuanya akan baik-baik saja..

Kami makan dengan tenang, Mike dan Jason juga sedang mengobrol sedangkan aku dan Stella hanya diam, saat aku membersihkan bibir Miko yg belepotan aku melihat Stella dengan ujung mataku tatapnya terlihat sendu.

"Aku ke toilet dulu", ujarku, dan mereka mengangguk. Aku pun meninggalkan mereka menuju toilet.

Saat aku keluar dari bilik toilet,. Aku melihat Stella yg sedang membasuh tanganya di wastafel, aku juga mengikutinya membasuh tanganku di wastafel, hanya keheningan yg menyelimuti kami, di sini juga tidak ada orang lain selain kami, aku pun selesai membasuh tanganku dan mengelapnya dengan tisu, saat ingin meninggalkan toilet tiba-tiba ada yg memelukku aku tentu saja terkejut. Tubuh dia bergetar lalu sesaat kemudian aku mendengarnya terisak.

"Aku merindukanmu ka hiks"- aku tidak menjawabnya walaupun aku ingin menjawab "aku lebih merindukanmu stella" tapi pandanganku hanya lurus menatap pintu toilet, lidahku kelu untuk mengungkapkan betapa aku juga merindukannya.

"Ka maafin aku hiks, tolong jangan mengacuhkan aku ka, aku merindukanmu jangan seperti ini ka hiks, setidaknya kita masih bisa berteman, aku ngga akan ganggu rumah tangga kakak dan membuat Miko sedih ka, kita hanya berteman aku mohon"- ujarnya semakin terisak

"Aku tidak bisa berteman dengan mu Stella"- ujarku lirih.

"Tapi ka-"

"Tapi apa? Lalu aku harus seperti apa Stella, sejak awal pun ini keinginan kamu, kamu ingin aku bersikap biasa saja jika kita bertemu, dan tidak ada yg perlu di maafkan kamu tidak salah sejak awal pun aku yg salah, kamu berhak mendapatkan yg lebih baik dariku, bukankah kamu bahagia bersama lelaki pilihanmu daripada denganku "- ujarku lirih aku sudah tidak tahan lagi menahan semua ini, aku mengepalkan lenganku menahan rasa sakit dan sesak di dadaku.

"Ka aku sama-"

"Sudahlah Stella anak dan suami ku menungguku"- saat aku berkata seperti itu dia mulai mengendurkan pelukannya jujur aku tidak tega melihatnya seperti ini, tapi bukankah ini keinginannya.

Flashback off~~

"Don't cry" - ujar Mike berbisik di telingaku, dia membalikan badanku lalu menghapus air mataku dengan ibu jarinya dia mendekap kembali tubuhku yg bergetar, mendekap tubuhku dengan erat memberikan kehangatan yg aku butuhkan.

It's Me Right? {2} EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang