twenty

8.4K 576 23
                                    


Happy reading~~

Alvionita POV.

Aku merasakan dadaku sesak seperti ada yg menindih/menekannya, semakin lama aku semakin tidak bisa bernapas mulutku tiba-tiba tidak bisa di buka, ah apa ini dadaku semakin sesak, aku langsung membuka mataku dan langsung terbelalak saat melihat Stella tengah melumat bibirku, dan dia duduk di atas perutku dengan tangan yg menekan dadaku. (Dada yah bukan payudara wkwk)

Pantas saja aku merasa sesak, sudah perut di tindih dada di tekan dan mulut di bungkam, apa Stella ingin membunuhku dengan cara yg enak (wkwkwk 😅)

Karena sudah tidak tahan lagi, aku menaruh lenganku di kedua bahunya dan mendorong nya dengan kuat tapi dia malah balik menahan bahuku dengan tanganya. Astaga aku benar-benar membutuhkan oksigen, dengan terpaksa aku bangun dari berbaring ku dan mendorong tubuhnya dengan sekuat tenaga. Menyebabkan tubuh Stella langsung terjungkal ke depan dengan posisi berbaring di kaki ku.

"AUWwww Sakit"

"Haah hah haahh"- aku langsung meraup oksigen dengan rakus, astaga dadaku benar-benar sesak.

"Kenapa mendorong ku begitu kuat? Kalau aku jatuh ke lantai bagaimana?"- ucap Stella cemberut tanpa ada rasa bersalah karena hampir saja membunuhku.

"Apa kamu ingin membunuhku hah?"- ujarku dengan nada tinggi.

Bukanya menjawab pertanyaan ku Stella malah duduk kembali di pangkuanku dan langsung menyerang kembali bibirku, dia melumat, dan mengigit bibirku dengan erotis. Aku ingin mendorongnya kembali tapi dia melingkarkan lengannya di leherku dan menekan tengkukku lebih dalam.

"Hah hah manis"- ujar Stella terengah-engah dengan seringai di bibirnya. Setelah melepaskan ciumannya pada bibirku.

"Kamu kenapa sih?"

"Nothing"- ujarnya kembali mendaratkan bibirnya di bibirku.

"Reply my kiss honey!"- ujarnya memintaku untuk membalas lumatan nya, aku pun pasrah dan mulai membalas lumatan nya, lalu melingkarkan lenganku di pinggangnya,

Aku mengigit bibir bawahnya menyebabkan mulutnya terbuka, aku lantas langsung memasukan lidahku ke dalam mulutnya, mengobrak-abrik isi didalamnya, Stella sepertinya tidak mau kalah dia juga mulai bermain dengan lidahku, mengemutnya seperti lollipop,

"Ummm"

Lenguhan ku sudah tidak dapat di tahan lagi saat Stella menghisap kuat lidahku, memberikan sensasi nyeri dan nikmat secara bersamaan.

Aku langsung membalikan tubuhnya menjadi di bawahku, tanpa melepaskan ciuman kami, Stella menarik ujung kaos ku untuk di lepas, tapi aku langsung melepaskan ciuman kami dan langsung beranjak menuju kamar mandi saat merasakan sesuatu ingin keluar.

"Yakkk, kenapa meninggalkanku?"

"Sorry, aku mau pipis"- ujarku berteriak dari kamar mandi. Saat aku sudah duduk di closed aku mendengar Stella berteriak dan mengeluarkan sumpah serapahnya.

×××

Saat ini aku dan Stella tengah menonton tv di ruang tamu, kami bahkan duduk agak jauh, sepertinya dia masih marah, tapi biarlah seperti itu lagipula dia yg memulai, paling nanti juga dia yg duluan memanggilku.

"AWww"

"Kenapa?"- tanyaku pura-pura acuh dan masih fokus pada televisi. Padahal aku juga khawatir melihatnya mengduh.

"AWww sakit"- aku mulai khawatir saat dia menundukkan kepalanya sambil memegangi pipi kanannya.

"Hey kamu kenapa?"- ujarku sambil membalikan badannya ke arahku.

It's Me Right? {2} EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang