thirty-five

7.4K 591 35
                                    

Jangan pelit!! Tekan dulu bintangnya!! 👌

Alvionita POV.

"Apa kamu yakin??"

"Kenapa tidak, jika sakit pun aku di rumah ini, aku tidak akan melakukan aktivitas di luar rumah, jadi aku bisa beristirahat jika itu benar-benar sakit, lakukanlah jika tidak aku akan marah!!!"

"Aku seperti pernah mendengar kata terakhirnya, ahh iya.  Waktu pertama kali kami melakukanya Stella juga berkata "aku akan marah jika kamu tidak melakukanya" pantas saja aku merasa tidak asing dengan kata-kata itu"- batin ku

"Kenapa kamu melamun, cepatlah"

"Baiklah"- aku menggeser dudukku agar lebih dekat dengan vagina Stella,. Aku mengangkat kaki Stella dan menaruhnya di atas pahaku. Tanganku terulur mengusap belahan vaginanya yg benar-benar sudah basah.

"Tunggu dulu"- Stella menahan bahuku.

"Kenapa?"

"Kamu curang!! Masa aku doang yg naked, sementara kamu masih full pake baju"- aku terkekeh dan langsung melepaskan baju dan bra tanpa melepaskan celanaku.

"Sekarang sudah kan?"

"UMM, lakukanlah"- Stella memalingkan wajah memerah nya ke samping, yg membuat aku terkekeh kembali.

"Ahh cepatlah kamu lama banget sih, aku kan jadi takut"- Stella malah berbalik kesal saat melihat aku hanya memandangi vaginanya dengan gugup, mungkin Stella juga jadi ikut gugup di buatnya.

"Sabarlah"- aku membungkukkan badanku di atas tubuhnya,

"Rileks lah, jangan gugup gitu, kalau vagina kamu tegang nanti akan terasa sangat sakit, jadi rileks lah okey"- Stella mengangguk.

Aku melumat kembali bibir Stella, dengan tangan yg sudah siapa memasuki lubang surgawi miliknya, aku memasukan satu jariku dengan pelan, membuat Stella mulai meringis tertahan oleh ciuman kami, aku mencoba menambah jariku, membuat Stella semakin erat memeluk leherku

"Ahh sakit hiksss"- Stella melepaskan ciuman kami dan mulai terisak kesakitan. Di ceruk leherku.

"Rileks lah, vagina kamu semakin ketat, nanti tambah sakit"- bisiku di telinganya, Stella berusaha merilekskan tubuh nya, aku mengusap air mata dan peluh yg memenuhi wajah sayunya.

"Kamu ingin aku berhenti? Kita bisa melakukannya seperti biasa jika ini terlalu sulit untuk kamu, toh kamu selalu mendapatkan orgasme nya kan,"- tanyaku dengan jari yg masih di pussy Stella tapi belum sepenuhnya masuk.

"Tidak!! lanjutkan lah, aku tidak apa-apa"- ujar Stella dengan tenang dan setelahnya dia menutup wajahnya dengan tangan kanannya.

Aku menyingkirkan lengan Stella yg menutupi wajahnya, ku usap pipinya sebelum akhirnya menyatukan kembali bibir kami. Dan perlahan aku mulai memasukan jariku lebih dalam kedalam pussy-nya, Stella mencengkram erat pundakku, membuat aku meringis karena kukunya menggores di kulit bahuku.

"Ahh sakit"- aku melihat ke bawah dan keluar darah segar dari pussy Stella, aku kembali melihat wajahnya, Stella mengigit bibir bawahnya, dengan kuat. Ku usap bibir bawahnya menggunakan tanganku yg bebas,

"Jangan di gigit nanti luka"- ujarku sambil mengusap bibirnya dengan tanganku yg bebas dan mendiamkan terlebih dahulu jariku yg sampai Stella rileks kembali.

"Maafkan aku"- sambungku.

"Eumm, tidak apa lanjutkan saja"

(Sumpah yah, mau merawanin anak orang aja lama banget😬)

Aku mulai memaju-mundurkan, Jariku dengan pelan, perlahan rintihan Stella berganti dengan desahan dan membuat aku semakin cepat menggerakan jariku di pussynya.

It's Me Right? {2} EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang