fourteen

10.5K 627 11
                                    


Happy reading~~

Stella POV.

Aku terbangun dari tidurku saat merasakan usap pada leherku, aku membuka mata dengan perlahan dan langsung tersenyum saat mengetahui siapa orang tersebut.

"Hey, maaf yah ganggu tidur kamu. Badan kamu harus di elap dulu, nanti lengket kalau ngga dielap soalnya kamu keringetan"- ujarnya sambil mengangkat lenganku dan mengelap sekitar ketiak ku. (Wkwkw)

"Aku jadi ngerepotin kamu"

"Ngga papa, aku seneng ko direpotin pacar sendiri"- ujarnya sambil tersenyum, dia semakin mengusapkan handuk hangat itu ke area intimku. Jujur saja aku memang merasa tubuhku sangat lengket.

Setelah usai mengelap semua tubuhku, Ivy menaikan kembali selimut untuk menutupi tubuhku.

"Eh, kamu mau pake baju dulu?"

"Ngga usah, aku mau peluk kamu aja biar hangat"- dia tersenyum dan berlalu ke luar kamar untuk memberikan baskom tadi pada bodyguard nya untuk di simpan ke dapur.

Sesaat kemudian dia kembali dan langsung berbaring di sampingku, aku pun menggeser tubuhku agar dekat dengannya. Aku aga menurunkan badanku supaya sejajar dengan dadanya, karena tinggi badan kami hampir sama.

Aku sangat menyayangkan momen ini. Karena Ivy menggunakan piyama tidur sedangkan aku naked padahal kan lebih hangat jika kulit kami bersentuhan secara langsung 😔. Tapi aku tidak berani memintanya.

Dia langsung memelukku dan mengusap punggungku serta mengecup dalam keningku.

"Good night honey"- ujarnya sambil mengecup bibirku sebelum matanya terpejam.

"Night too, sayang"- kami pun terlelap dalam tidur.

×××

Aku terbangun dari tidur ku saat mendengar suara Ivy, aku pun membuka mata dan melihatnya ternyata dia masih memejamkan matanya "apa dia mengigau"- gumamku.

"Tidak jangan pergi"

"Sayang bangun"- ujarku menggoyangkan tubuhnya saat matanya mengeluarkan air mata sambil terpejam.

"Jangan pergi hiks"

"Sayang hey bangun"- aku terus berusaha membangunkan nya dengan menepuk-nepuk pipinya.

"jangan pergi"

"David"

Deg.

Apa dia baru saja menyebut nama David? Bukankah David adalah mantan Ivy, apa Ivy masih mencintai dia? Ah tidak mungkin..

"David jangan pergi"- Ivy semakin menjerit membuatku mulai khawatir melihatnya seperti ini. Aku lantas menggoncang tubuhnya dengan kencang agar dia bangun.

"DAVID.."- dia akhirnya bangun dan langsung terduduk di atas ranjang dengan air mata yg mengalir deras, dia menekuk lututnya dan di peluknya erat dengan tangan bergetar.

Aku sebenarnya kesal dan cemburu saat dia memimpin kan mantan kekasihnya itu, tapi aku tidak tega melihatnya seperti ini, aku langsung memeluk tubuhnya yg bergetar itu dengan erat.

"Shuttt aku disini tenanglah"

"Hiks hiks hiks"

"Tenanglah"

"Hiks jangan pernah tinggalkan aku hiks"

Apa maksud perkataan Ivy barusan, jelas saja aku tidak mungkin meninggalkan dia, aku sangat mencintai Ivy.

"Hemm aku tidak akan meninggalkanmu"- ujarku mengelus kepalanya dan dia masih saja terisak di dadaku.

"Sebenarnya ada masalah apa antara kamu dengan David? Apa kamu masih mencintai dia? Malahan di sini aku yg lebih takut kamu meninggalkan aku dan kembali pada David. Ivy"- batinku

×××

Sejak kejadian di mana Ivy bermimpi entah itu buruk atau indah tentang David, Ivy menjadi pendiam. Setiap aku berbicara pun dia hanya menanggapi ku dengan kata "iya, oh, dan hemm" saja. Itu benar-benar membuatku frustasi, sebenarnya ada apa dengan kamu Ivy.? Seperti saat ini contohnya, dia hanya diam sedari pagi padaku tidak ada kata yg keluar satupun dari mulutnya.

"Sayang kamu kenapa sih? Ada masalah? Cerita dong sama aku, jangan kayak gini!!! Kamu diemin aku tau GX sih"

Dia diam!!!

"Ivy kamu kenapa sih? Kalau kamu ada masalah cerita sama aku jangan kayak gini!!!!"

"Jangan pernah berpikir untuk meninggalkan aku Alvionita"- ujarku terisak di atas lututnya, karena sekarang posisi kami. aku di bawah sofa dan Ivy terduduk di atas sofa.

Sesaat kemudian aku merasakan pelukan hangat tubuh Ivy merengkuhku dengan erat dia mulai terisak di pundak ku.

"Aku tidak akan meninggalkanmu dan Aku tidak mungkin kembali lagi dengannya Stella hiks"

×××

Hari sudah semakin siang, dan kami hanya bermalas-malasan di rumah, saat ini Ivy tengah tiduran di sofa berbantalkan pahaku. Aku mengelus kepalanya dengan sayang,

Pada akhirnya Ivy tidak pernah  menjelaskan apapun padaku, tentang masalahnya ataupun David. Tapi aku sangat ingin suatu saat dia bisa berterus terang padaku.

"Kak"

"Kak Ivy"

"Kak alvio-"

"Sedang apa kamu di sini!!!!"

Alvin masuk ke dalam mansion Ivy sambil meneriakkan nama Ivy, dan saat sampai di ruang tamu dia membentakku dengan menanyakan untuk apa aku berada di sini.

Ivy sepertinya juga kaget saat mendengar Alvin membentakku, dia langsung bangun dan terduduk di sofa.

"Alvin!!!!!! Yg sopan jika berbicara dengan orang yg lebih tua dari kamu"

"Kenapa aku harus sopan dengannya, bahkan dia juga tidak perduli dengan kakak"- ujar Alvin dan langsung berlari ke lantai atas.

"Huffffttt"- Ivy membuang napasnya dengan kasar.

"Kamu tunggu dulu di sini"

Alvionita POV

Aku berjalan menuju Kamarku karena Alvin sudah pasti masuk ke sana, ku buka pintu kamar itu dan melihat Alvin yg terduduk di sofa. Dengan wajah masam nya.

"Sudah berapa lama kak"- ujar Alvin, dan tentu saja Ivy bukan orang bodoh yg tidak mengerti maksud Alvin.

"3 Minggu"

"Kenapa? Kenapa kakak kembali dengan wanita itu, dia hampir membunuh kakak walaupun tidak secara langsung, aku benci dia kak karena dia aku hampir kehilangan kakak, jika malam itu aku tidak mendengar pembicaraan kak Jessica dengan mamah mungkin saat ini aku masih menyukai wanita yg hampir membunuh kakakku sendiri, aku benci dia kak, aku benci. Aku tidak perduli jika kakak menjalin hubungan dengan wanita manapun tapi jangan dia kak, aku benci dia" - ujar Alvin penuh emosi. Ivy lantas duduk di samping alvin

"Alvin dengarkan kakak, Stella tidak sepenuhnya salah, ini juga salah kakak yg tidak jujur padanya, kamu juga sudah tau kan jika kakak dan kak ai melakukan hal yg tidak dapat Stella maafkan, walupun itu jatuhnya salah paham. Alvin kakak sangat mencintai Stella, kakak mohon untuk kamu menerimanya. Kakak tidak ingin kehilangan dia lagi Kaka mohon hiks"

Alvin merasa bersalah karena membuat kakak yg sangat dia sayangi menangis terisak di sampinya. Karena dia.
Alvin menggeser tubuhnya dan langsung memeluk tubuh Ivy,

"Jangan menangis kak, baiklah Alvin menerimanya tapi jika sekali lagi dia membuat kakak pulang kerumah dengan keadaan menangis, aku tidak akan membiarkan dia menemui Kakak lagi seumur hidup nya"

"Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakiti kakakku"- ujar Alvin membatin.

"Yasudah, aku ke sini ingin mengajak Miko main ke luar, bolehkan"- ujar Alvin melepas pelukan mereka dan mengusap air mata Ivy.

"Boleh, tapi jangan pulang malam, kamu harus mengembalikan Miko jam 5 sore."

"Siap bos"

Suasana pun mencair kembali, Ivy senang karena Alvin bisa menerima hubungan menyimpang nya dengan Stella, walaupun Ivy melihat Alvin tidak sepenuhnya menerima Stella.

~To be continued~

It's Me Right? {2} EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang