four

14.3K 698 15
                                    


Alvionita POV.

Tidak terasa sudah 8 tahun lamanya aku menetap di Belanda, meninggalkan semua kenangan indah dan buruknya London.
Kesuksesan ku juga memuncak di negri kincir angin ini, saat kuliah S1 aku menjalan kan sebagain perusahaan kakek yg sekarang menjadi milikku. dan tidak terasa perusahaan yg dulu kecil kini telah mengalahkan perusahaan pusat milik kakek, aku tentu bersyukur bisa menjadi orang sesukses ini, aku juga membeli rumah sakit di London karena keinginan orang yg aku cintai, tapi aku mengunjungi rumah sakit itu hanya satu tahun sekali karena aku benar-benar sibuk dengan urusanku di sini.

Aku tidak mengijinkan media manapun mencetak fotoku. Aku hanya tidak suka melihat fotoku terpampang di mana-mana, aku juga hanya menggunakan nama tengah dan akhir (Raina Collins) saja untuk di cetak di media.

Aku berniat kembali ke London, pembangun gedung untuk perusahaan baruku di sana juga sudah siap, aku berniat memindahkan pusat perusahaan ku ke London, aku akan menetap di sana, dan niatnya nanti sore aku akan berangkat ke sana, bersama putraku yg sangat aku sayangi.

×××

Dan disinilah aku sekarang, di tempat yg sangat aku hindari tapi jika aku terus menghindarinya aku tidak akan pernah menjadi orang yg kuat menghadapi segala nya.

"Miss Collins de chauffeur Marisa wachtte"- ucap bodyguard yg mengantarkan ku, dia ikut denganku karena di suruh kakek. Sebenarnya aku tidak mau tapi kakek terus memaksaku, jadi aku mengiyakan nya.
Dia tampan, tinggi dan berkulit putih pucat. Dia terpaut usia 15 tahun dengan ku. and he was married.

Dia berjalan mendahuluiku sambil menggendong putraku yg tertidur, dengan sebelah tangan dan tangan lainya menyeret koper milikku sedangkan aku menyeret koper milik putraku karena ini lumayan ringan sedangkan milikku sangat berat.

"Miss sudah lama sekali tidak berkunjung ke rumah"- ujar kris sambil mengambil koperku dan memasukkannya kedalam bagasi. Dia adalah salah satu supir mamah, tidak ku sangka dia masih bekerja dengan mamah.

"Iya aku juga rindu orang rumah. Mamah sama Alvin mereka baik-baik saja kan?"

"Mereka baik non, nyonya pasti seneng non Ivy pulang"

×××

Akhirnya setelah menempuh perjalanan sekitar 2 jam dari bandara kamipun sampai di rumah mama, Miko masih belum bangun sepertinya dia jet leg jadi Markus menggendongnya kembali karena aku sangat lelah.

Baru saja aku membuka pintu aku sudah di kaget kan dengan Alvin yg memeluk tubuhku secara tiba-tiba,

"Aku kangen banget, kenapa ngga bilang kalau mau pulang, biar aku yg jemput langsung"

"Kata Kris kamu sama mamah masih di kantor jadi aku nyuruh dia buat jemput dan ngga bilang siapapun kalau aku pulang"

" ehh ponakan aku tidur yah, sini biar aku yg gendong"- ujar Alvin sambil mengambil Miko dari gendongan Markus, dia segera membawa Miko ke kamarku yg berada di lantai 2. Sesaat kemudian mama muncul dari arah dapur dan langsung memeluk ku.

"Sayang mama kangen banget, cucu mamah mana?"- ujar mama setelah menciumi seluruh wajahku, untung saja lipstik mama sudah di hapus jika tidak wajah ku pasti penuh dengan lipstik. Aku membalas pelukan mama.

"Aku juga kangen banget sama mama. Miko di bawa Alvin ke kamarku sepertinya dia jet leg,"

×××

Selesai makan malam, aku langsung kembali ke kamarku dan menidurkan kembali Miko, dia terus mengeluh pusing. Saat Miko sudah tertidur handphone ku berdering aku langsung mengangkatnya, aku mendapat panggilan dari uncle Calvin, dia memberitahukan informasi mengenai perusahaan baruku, dan mengajak bertemu aku pun mengiyakan ajakan tersebut dan menitipkan Miko pada mama. Markus menawarkan diri untuk menemaniku tapi aku menolaknya dan menyuruh dia untuk beristirahat, karena pasti dia sangat kelelahan.

Setelah urusanku selesai dengan uncle Calvin dan memakan waktu hingga hampir pukul 12 malam aku pun, memutuskan untuk tidur di apartemen ku yg dulu karena jarak dari tempat uncle Calvin ke rumah sangat jauh sedangkan ke apartemen lumayan dekat.

Aku memasuki apartemen ku, dan tiba-tiba kenangan ku dengan Stella melintas saat kami menonton TV, saling menggoda saat memasak dan terakhir kamarku, tempat dimana aku dan dirinya melakukan sex di ranjang itu, aku menghampiri ranjang tempat kami tidur bersama dulu, ku baringkan tubuhku di atas kasur, aku bisa merasakan bau tubuhnya masih menempel di seprai padahal ini sudah 8 tahun lamanya.

Dan tanpa permisi air mataku jatuh begitu saja, dadaku sesak setiap kali mengingat kenangan kami saat masih bersama dulu, aku sangat merindukan kenangan itu, tangis ku semakin menjadi mengingat perpisahan kita di kamar ini, dia berkata padaku bahwa dia mencintai lelaki lain, dan teganya dia berkata seperti itu saat kami baru saja selesai bercinta. Air mataku terus mengalir sampai rasa kantuk menghampiriku, aku terlalu lelah hari ini.

×××

Aku terbangun saat handphone ku terus berdering tanpa henti, karena sudah merasa bosan aku pun mengangkat panggilan itu dengan kesal.

"Ap-"

"Mr. Miko heeft koorts. en ik bracht hem naar het Davina ziekenhuis"

(Tuan Miko demam. Dan saya membawanya ke rumah sakit Davina)

"Ik zal er snel zijn"

(Saya akan segera ke sana)

Aku membelakak kan mata saat melihat jam sudah menunjukan pukul 11 siang aku langsung beranjak untuk mencuci muka terlebih dahulu dan langsung menuju rumah sakit dengan tergesa.
Aku merogoh handphone dan menghubungi seseorang.

"Halo"

"Bagaimana keadaan anakku kau yg menanganinya kan?"

"Apa maksudmu aku mengambil cuti dan tidak masuk bekerja hari ini"

"Oh shit!!! Lalu siap yg merawatnya"

"Santai saja di rumah sakit banyak dokter handal anak mu pasti baik-baik saja"

Aku langsung mematikan sambungan sepihak, dan kembali fokus pada jalanan aku melajukan mobil dengan gusar, dan pada akhirnya aku sampai di RS.Davina, aku meninggalkan mobil sembarangan dan langsung berlari menuju kamar inap Miko, sebelumnya aku sudah di beri tahu oleh Markus. Aku berlari menuju kamar inap Miko aku bahkan hampir saja menabrak dokter yg berjalan di lorong rumah sakit. Ku buka pintu kamar inap Miko dengan terburu.

"Mommy hiks"

"Yes baby mom here"

"Don't leave me again hiks"

"Iya sayang, maafin mom baby, mana yg sakit"

"Kepala Miko pusing hiks"

"Maafin mom baby,"- ujarku sambil mengelus rambut halusnya, dan saat suster mengantarkan bubur dan obat aku langsung menyuapi Miko. aku senang Miko tidak pernah susah jika di suruh untuk minum obat.

"Kata dokter Miko ngga papa cuma, demam biasa mungkin dia kemarin kecapean"- ujar Grace yg sedang duduk di sofa. Aku mengangguk dan memberi Miko minum. Ku elus kepalanya dan ku kecup keningnya. Aku sangat menyayanginya. Aku tidak ingin kehilangan lagi orang-orang yg aku sayangi.

×××

Setelah menyuapi Miko lalu memberinya obat dan memastikan Miko tidur, aku meninggalkannya untuk pergi ke ruangan ku. Bersama Grace, dan Markus menjaga Miko.

~To Be Continued~

It's Me Right? {2} EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang