IMR=6=S2

5.7K 484 26
                                    

Jangan lupa untuk menekan bintang di pojok kiri sebelum atau sesudah membaca!!!


~Enjoy for reading~

Dengan terburu-buru Stella keluar dari gedung RS. Menuju parkiran untuk menghampiri mobilnya yg terparkir di sana, saat Ivy baru saja menelpon nya dan mengatakan jika perutnya sakit, membuat Stella sangat panik karena dokter Alen sedang pergi ke luar negeri untuk 2 Minggu ke depan. Saat ini usia kandungan Ivy sudah menginjak bulan ke 6. Ivy juga sudah tidak bekerja dari usia kandungannya menginjak 5 bulan.

Karena dokter Alen mengatakan jika Ivy kecapean, kemungkinan besar keguguran akan terjadi karena embrio milik David sudah sangat lama di simpan dan sangat lemah, Ivy bisa hamil juga karena kuasa Tuhan yg mengijinkan dia untung mengandung anak David setelah beberapa kali gagal.

Jika mengingat tentang kehamilan Ivy, sejak awal pun Stella tidak pernah di buat repot yg berlebihan Ivy juga jarang mengalami morning sickness, dan tidak pernah mengidam yg berlebihan, hanya saja Ivy selalu mengeluh pusing dan sakit pinggang, tapi itu tidak membuat Stella kerepotan, tidak jarang Ivy selalu menyembunyikan keluh kesahnya dari Stella karena takut Stella mendapat masalah saat sedang membedah.

Tapi Stella dengan sabar mengurus dan memanjakan Ivy dengan baik, Stella bahkan selalu tersenyum sendiri saat melakukannya. Dia mengingat dulu sebelum Ivy hamil. Ivy selalu memanjakannya membujuknya agar tidak merajuk dan lainya, tapi sekarang posisi mereka benar-benar terbalik.

Stella lebih memanjakan Ivy dan lebih siaga terhadap Ivy, dia juga tidak terlalu banyak mengambil jadwal operasi Stella hanya mengambil 2 saja karena sekali operasi bisa menghabiskan waktu 4 sampai 5 jam dalam 1 kali operasi itu bisa di bilang minimal jika pasien tidak terlalu parah. terlebih lagi Stella harus memeriksa berkas-berkas pasiennya terlebih dahulu.

Waktunya akan semakin tersita di RS. Dan mengabaikan Ivy yg sedang mengandung. jujur saja stella sangat ingin mengambil cuti untuk menemani Ivy, tapi jadwalnya benar-benar padat dan dia tidak bisa mengabaikan mereka yg membutuhkan dirinya.

Tin tin

Stella mulai kesal karena karena jalanan tiba-tiba sangat macet, di depan sana ada orang berkerumun di tengah jalan, karena penasaran stella turun dari mobilnya dan menghampiri kerumunan itu.

"Permisi? Ini ada apa yah?"

"Itu ada ada tabrakan mobil" ucap orang yg Stella tanyai, dengan cepet stella menghpiri kerumunan itu dan melihat seseorang ingin mengeluarkan korban dari dalam mobil.

"Berhenti!!"- teriak Stella

"Jangan di angkat seperti itu nanti cederanya akan semakin parah,"- semua orang di sana memandang Stella dengan aneh, lalu dengan cepat stella mengeluarkan sesuatu dari kantong celananya.

"Saya seorang dokter"- ujarnya sambil menunjukan kartu tanda pengenal nya. Setelahnya dia mendekati korban dan meminta orang-orang tadi mengangkatnya lebih hati-hati untuk di tidurkan di atas aspal Stella juga meminta mereka untuk menelpon RS terdekat.

Setelah melihat keadaan korban Stella menengok ke belakang untuk memeriksa korban lainnya yg baru saja di keluarkan dari dalam mobil. Seorang wanita yg mendapat luka goresan kaca di tangan dan dahi yg berdarah, Stella tidak melihat jelas orang itu karena wajahnya terhalang oleh rambut.

Dia menghampiri orang itu dan berjongkok di sampingnya, Stella menyingkirkan helaian rambut orang itu untuk memeriksa keadaannya, dan seketika Stella di buat terkejut saat mengetahui siapa orang tersebut.

"An-gela......"

Sesaat kemudian mobil ambulance berdatangan dan para perawat mulai mengangkat tubuh korban keatas tandu, dan membaringkannya di dalam mobil.

It's Me Right? {2} EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang