bab 1: anak penggali makanan sisa

24.9K 1.4K 41
                                    

Di jalan veteran, berjejer tenda-tenda yang berjarak cukup jauh dari satu persatu rumah makan.

Dengan tenda berwarna orange gelap bermuatan 2 ruko besar. Warung itu bisa memuat 60 Pelanggan didalam ruko, serta diluar yang didirikan tenda bisa menampung 40 pelanggan.

Rumah makan itu terlihat sangat berbeda dari rumah makan lainnya, karena ramainya orang yang terlihat berkumpul, dan mengantri mencari tempat untuk diduduki.

"Ayam bakar 1, nasi 2, dibungkus" teriakan yang menggema, dari waktu ke waktu oleh orang yang sama, terulang lebih dari kesekian kali.

Seorang gadis yang tengah sibuk berbicara dengan Pelanggan lainnya, menoleh ke arah wanita setengah baya yang tadi berteriak, menjawab dengan kalimat 'ya' yang keras.

Banyak orang memesan take away, karna tidak ada kursi dan meja lagi yang kosong. Semuanya penuh dengan kelompok, atau satu dua orang.

Dengan tergesa-gesa gadis yang tingginya belum mencapai rak, berjinjit dan mengambil kertas nasi, untuk membungkus pesanan.

Dimeja, etalase kaca menampilkan ikan, ayam, dan semua menu makanan. Hanya ada 3 wanita yang terlihat usia remaja 18-20 an dengan satu gadis berkuncir kuda, yang terlihat sangat berbeda.

Mereka bertugas sebagai Pembungkus.

Di restourant ini yang merupakan campuran antara tenda, dan rumah makan bergaya ruko yang terlihat ramai, ada 23 karyawan didalamnya. Mereka semua memakai seragam bewarna hijau, baju mereka sangat bermanfaat untuk membedakan diri dari kerumunan orang-orang yang ramai.

melihat orang-orang yang semakin menumpuk, semua karyawan terlihat sangat sibuk, dan kelelahan bisa dilihat dari raut wajah mereka. Gadis kecil berkuncir kuda, terus menerus melihat jam nya disela-sela waktu, dan kemudian, akhirnya bisa tersenyum lega saat waktu menunjukan pukul 12 malam tepat.

Tett! Tett!

Dengungan bunyi mengejutkan semua orang, itu seperti terompet surga bagi Karyawan yang telah kehabisan tenaga, untuk berinteraksi dengan Pelanggan, dan seluruh omelan, serta teriakan.

Sugito, salah satu karyawan pria, melepaskan letter yang ada di tenda. Memberi tahu semua orang, bahwa rumah makan ini akan tutup, dan mencapai batasnya.

Mustofa, ibu pemilik rumah makan yang tengah duduk di meja kasir, mengeluarkan buku bewarna biru saat satu persatu pelanggan membayar untuk pergi. Dibuku itu telah tercatat nama-nama karyawan di rumah makannya, dia memanggil nama mereka satu-persatu.

''Ridwan"

Teriakan nama, mencapai semua karyawan, dan itu merupakan tanda pembayaran dari kelelahan mereka.

Lelaki bernama Ridwan yang mempunyai kulit sawo matang berjalan ke arah sana. Tanpa berkata-kata lebih jauh lagi, Mustofa langsung memberikan uang 20 ribu padanya.

Itu merupakan harian yang didapatkan para karyawan setiap harinya, memungkinkan agar para karyawan tidak membolos. Karena jika mereka membolos kerja, maka mereka tidak akan mendapatkan uang.

''Kahaya"

Gadis kecil yang masih berumur 10 atau 11 tahun, yang telah menunggu namanya dipanggil, berjalan kearah sana, dan mengambil upahnya.

Mustofa menampilkan senyum saat dihadapkan pada gadis patuh ini, bila memikirkannya, dia akan selalu membandingkan anaknya yang lebih tua 3 tahun darinya, yang selalu bermain handphone dikamar terus-menerus, tanpa melakukan apapun.

Menghela nafas. Terkadang dia berfikir sendiri, kenapa anaknya tidak seperti gadis kecil ini, semakin memikirkan itu dia semakin tertekan. Beruntung bahwa anak tertuanya, sudah bekerja sendiri, dan berbeda dari adiknya.

Leave me, and I die (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang