Bingung

2.3K 232 3
                                    

Selamat membaca
Welcome to ReySan World



Satu bulan setelah kejadian di belakang sekolah tibatiba Esji menjadi pendiam, tidak banyak bicara. Apalagi kalau bertemu Rey, Esji hanya diam dan langsung pergi menjauh agar tidak bertatap muka.

Satu sekolah menjadi heboh karna tidak pernah melihat Esji marah-marah disekolah lagi, semua orang berfikir mungkin Esji sudah insyaf. Bahkan sekarang dia selalu membawa mobil ungu nya, sudah tidak bawa motor gedenya lagi.

Melihat tingkah aneh Esji seperti itu membuat teman-temannya ikut bingung, diajak bicara Cuma jawab seadanya saja. Bukan temannya saja yang heran melihat tingkahnya Esji, Rey pun juga bingung sejak kejadian dibelakang sekolah Esji tidak pernah mau menatap Rey bahkan chat dari Rey pun tidak pernah dibalas, Telpon pun tidak diangkat.

Kalian mau tau gak kenapa?

Beberapa minggu lalu ujian Matematika dan Esji mendapat nilai paling rendah yaitu 20, teman-temannya tidak ada yang tahu dengan nilai tersebut. Guru Esji memanggil orang tua Esji karna nilainya yang tidak pernah meningkat.

"Sandra Garal Syasensio!" Ujar Marco di dalam ruang kerjanya, membuat Esji terdiam kaku. Karena kalau Marco sudah menyebut nama panjangnya seperti itu pasti dia akan dimarahi habis-habisan

"kamu disekolah ngapain aja sih? Lihat nih. Nilai kamu tidak pernah meningkat", Mendengar Papinya bicara seperti itu Esji hanya bisa menundukan kepalanya karna takut jika dia salah bicara nanti masalah tambah runyam

"Kamu ini perempuan Sandra. Tapi tingkah laku kamu melebihi laki-laki berantem terus, bawa motor ugal-ugalan. Papi diam bukan karna tidak mau negor kamu, tapi papi masih ingin melihat sampai mana kamu bertahan seperti itu"

"Iya pi maafin Esji"

"Sekarang kamu maunya bagaimana?", Esji menggelengkan kepalanya karna dia juga tidak tahu harus bagaimana lagi. Otaknya memang seperti itu pas-pasan.

"Kalo UTS nanti nilai kamu tidak meningkat juga papi akan masukan kamu ke Pesantren punya Om Muh kebetulan kamu sudah lama tidak bertemu keluarga besar Mami kan?"

"Jangan, jangan pi. Iya Esji nanti belajar dengan giat biar nilai Esji meningkat" ucapnya panik

Esji tidak mau tinggal di pesantren milik Om nya di kampung sana, karna Esji sudah terbiasa dengan lingkungan mewahnya. Bahkan Esji saja jarang ikut Mami Papi nya ke bogor kampung halaman Neneknya

Esji hanya tinggal memiliki satu Nenek dari orang tua Maminya, yang Esji panggil dengan sebutan Umi.

Keluarga kandung Papi Esji sudah tidak ada semua, dan hanya tersisa Marco Papi Esji. Abang dan Adik laki-laki Marco sudah meninggal dunia beberapa tahun lalu. Tapi keluarga dari abang dan adik Marco atau bisa dibilang Om, Tante dan Sepupu Esji masih ada bahkan masih sering main kerumah untuk sekedar berkunjung dan silahturahmi.

Sofija terlahir dari keluarga beragama dan sederhana dikampung, dengan 5 bersaudara dan Sofija anak ke 3 dari 5 bersaudara tersebut.

Bisa dibilang setelah nikah dengan Marco, Sofija menjadi salah satu yang tergolong berubah kehidupannya. Marco yang terlahir dari golongan orang kaya, mengubah kehidupan Sofija dan Nenek Esji. Apa yang Umi minta sekarang selalu dituruti Papi Mami.

Bahkan Marco membangunkan Pesantren Alquran untuk adik laki-laki Sofija, Muhammad Arda. Esji memanggilnya Om Muh, dia adik laki-laki satu-satunya Sofija yang sekarang sudah menjadi Ustadz dikampungnya sana. Selagi Sofija dan Marco bisa bantu adik dan kakanya maka mereka akan membantunya.

Sekarang, perusahaan almarhum Kakek Asensio diambil alih oleh Marco. Marco bukan orang yang gila harta, semua warisan sudah dibagikan sama rata setelah Asensio meninggal 15 tahun lalu. Karna sekarang yang masih hidup adalah Marco, jadi yang memegang perusahaan utama sudah pasti Marco.

ReySan (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang