Makan malam 2

2K 202 1
                                    

Selamat membaca
Welcome to ReySan World




Esji mengikuti langkah kaki Rey yang sedari tadi menggenggam tangannya, seolah tidak mau Esji pergi jauh-jauh dari sampingnya. Esji masih tidak percaya dengan yang ia lihat sekarang, ia melirik kanan kiri perkarangan rumah tersebut. Ia berasa sedang didalam dongeng melihat rumah seperti istana ini

"Tuan dan nyonya sudah menunggu di meja makan, den" sapa pelayan yang berada dipintu Rumah Rey

Esji memasuki rumah tersebut, dan melewati ruang tamu yang cukup luas itu. Ia melihat kanan kiri benda-benda yang ada disana tidak sebanyak yang ada dirumahnya. Saking terpesona dengan rumah Rey, ia sampai lupa kalau dia bakal ketemu orang tua Rey

"Gausah gugup, orang tua gue baik kok" ujar Rey tibatiba membuat Esji sadar kedatangannya sekarang untuk apa

"Eh i...iya"

"Dad, kenalin pacar Rey" ujar Rey

Esji menatap tenang wajah Sergio yang sedang main handphone lalu menoleh ke arahnya. Esji tersenyum canggung ketika Sergio melihatnya dari atas sampai bawah, seperti sedang memantaskan anaknya dengan Esji

Seperti pernah ketemu, batin Sergio

"Malam Om Tante. Kenalin, Sandra" ujar Esji menyium tangan kanan Sergio dan Pilar

Pikiran Esji saat ini tidak tenang karna Daddy Rey tidak merespon ucapan dan senyuman Esji. Dia takut kalau daddy Rey tidak setuju dengannya. Tapi ya gapapa lah tidak setuju, kan mereka juga bukan pacaran beneran. Lagipula besok juga udah selesai perjanjiannya

aduh ini daddynya Rey respon pertama ketemu gue kenapa gitu ya? Apa gue jelek ya? Apa kaya orang miskin ya? Ucap Esji dalam hati.

"Maaf ya om tante kalau sudah menunggu lama"

"Ah tidak apa-apa Esji" ujar Pilar yang sudah ketemu Esji saat ambil rapot, "kenalin Esji, ini adiknya Rey yang ketiga namanya Ray, adik perempuan Rey yang kedua lagi pergi jadi tidak bisa makan bersama"

"Hallo Ray" sapa Esji manis kepada Ray yang duduk disebelah Pilar

Esji dipersilahkan duduk oleh Pilar, ia duduk disebelah Rey. Jantungnya semakin berdegup kencang karna ia merasa sedari tadi Sergio memperhatikan Esji. Memang anak sama bapak sama aja, sama-sama jutek dan bicara seadanya saja.

"Udah berapa lama sama Rey?"

Belum sempat Esji menjawabnya tibatiba Rey sudah menjawabnya terlebih dahulu, "Baru 4 bulan dad"

Untung saja Rey yang menjawabnya, kalau tidak Esji bingung mau jawab berapa bulan karna ia juga tidak menghitung sejak kapan dia pacaran dengan Rey

"Teman sekolah Rey?"

"Iya om, satu kelas juga"

"Tinggal dimana?"

"Dad...." ujar Rey karna Daddy nya sedari tadi tidak berhenti bertanya

"Gapapa" bisik Esji kearah Rey

Esji paham maksud daddy Rey, karna orang tua Esji juga pernah bertanya seperti itu pada Rey jadi Esji memaklumi pertanyaan-pertanyaan Daddy Rey

"Di Perumahan Raya Indah om. Lumayan jauh dari sini hehe"

"Kamu dari Keluarga apa? Setau saya PRI termasuk perumahan kalangan atas"

"Dad..." ujar Rey sedikit geram mendengar pertanyaan Daddynya yang menurutnya sudah kelewat batas

Esji hanya bisa terdiam mendengar ucapan daddy Rey, sebenarnya ia berani saja jawab tapi ketika Rey menyela pertanyaan tersebut Esji semakin tidak enak.

"Sudah mas, makan dulu saja. Kasihan kan mereka baru sampai" ucap Pilar mencoba melerai Rey dan Sergio

Sergio menuruti ucapan Pilar dan suasana kembali seperti di awal, tenang. Selama makan benar-benar tidak ada suara apapun hanya ada bunyi sentuhan sendok dan piring.

Buset nih keluarga garing amat, pantes Rey cuek banget orangnya, batin Esji

••••

Selesai selesai makan Rey meninggalkan Esji dan pergi ke Ruang Kerja daddynya, karna tadi Sergio minta Rey bertemu dengannya. Sedangkan Esji saat ini masih diruang makan bersama Pilar dan Ray

"Tante biar Esji bantu cuci piring ya"

"Gak usah sayang, biar mbok saja yang beresin. Kamu temenin tante ngobrol aja yuk diruang tv"

"Oke tante" ujar Esji seolah sudah sangat akrab dengan Mommy nya Rey

Sesampainya di Ruang Tv, Esji ikut duduk disebelah Pilar sambil menyalakan televisi didepannya. Esji terkejut melihat adik Rey duduk disebelahnya bukan di sebelah Mommy nya.

"Hay aunty" ujar Raynan membuat Esji terkejut dan terkekeh mendengarnya. Menurut Esji, Raynan sangat lucu mungkin umurnya baru 7 tahun. Mungkin karna orang kaya kali ya, dia suka sekali main gadgetnya yaita Ipad. Sedari tadi Esji melihat ia selalu membawa alat tersebut

"Hehe, panggil kakak aja dong jangan aunty" jawab Esji mengelus atas kepala anak kecil tersebut

"Oke kakak" ujarnya polos

Esji tertawa kecil, Raynan benar-benar polos sekali dan sangat sopan. Baru kenal beberapa jam saja ia sudah merasa sangat akrab dengan anak kecil tersebut, seakan-akan sudah kenal selama bertahun-tahun

"Rey baru pertama kali bawa perempuan kesini loh, bahkan teman-temannya Rey gak pernah ada yang diajak kesini. Baru kamu doang ji" ujar Pilar yang sedari tadi melihat Esji bermain gadget bersama Raynan

"Iya kah tan?" tanya Esji menoleh kearah Pilar, ia merasa tidak percaya dengan perkataan Pilar

"Iya, tante senang akhirnya bisa melihat Rey kembali senyum dan bawa pacarnya kesini. Tante itu bukan ibu kandung Rey, sebenarnya Rey panggil tante bukan Mommy tapi Aunty. Tadi pagi tibatiba didepan kamu Rey panggil tante Mommy untuk pertama kalinya" ujarnya seakan-akan senang mengingat kejadian tadi pagi

Esji benar-benar dibuat terkejut mendengarnya, ia benar-benar tidak tahu semua rahasia Rey. Bahkan ternyata sahabat-sahabat Rey saja mungkin tidak tahu kalau Rey itu anak orang Kaya, ya walau Esji tidak tahu dia dari keluarga apa.

••••

Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Rey pun mengantar Esji pulang, selama dimobil ia hanya diam saja ya walau Esji sudah terbiasa dengan sikap cueknya dia yang benar-benar jarang sekali bicara.

Suasana saat ini sangat sunyi sekali hanya ada musik yang terdengar. Sebenarnya Esji ingin sekali menanyakan sesuatu kepada Rey, tapi Esji malas kalau Rey hanya membalas singkat

"Rey" panggil Esji membuka suara terlebih dahulu

"Hmm" singkatnya, Esji geram sekali mendengar jawaban Rey yang hanya bergemam saja benar-benar menyebalkan

"Daddy lo gak suka ya sama gue? Gue jelek ya tadi? Soalnya daddy lu kaya kaget gitu ngeliat gue" ujar Esji tidak enak

"Biasa aja"

Yaallah, ingin sekali Esji menonjok wajah mulus Rey. Kesalnya dalam hati

Esji berdesis kesal, ia menyesal bertanya kepada Rey. Lebih baik ia diam saja tidak berbicara apapun, percuma bicara tapi dijawab hanya 2 kata saja.

Esji menatap kearah jalan besar yang ada didepannya, jalan yang sudah hampir sampai di komplek perumahannya. Esji berharap cepat sampai dirumahnya karna ia sudah muak berada satu mobil dengan orang cuek dan pendiam seperti Rey.

Srrrtttt.....


•••••
@dhinces

ReySan (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang