Salah Paham

2.2K 235 5
                                    

Selamat membaca
Welcome to ReySan World



Esji mengambil alat P3K yang ada dirumahnya untuk membersihkan luka yang ada di wajah Fede. Terlihat banyak bekas darah yang sudah mengering di samping bibir, pelipis kanan, dan belakang telinga—Bawah mata yang bengkak membiru karna lebam pukulan dari Rey.

"Lo kenapa gak lawan, bego" kesal Esji sembari menekan luka Fede

"Awww, sakit ka" rintih Fede, "ya gue takut kalo gue ngelawan nanti malah suasana tambah parah. Abis gara-gara lo juga kan ga boleh ngasih tau dia jadi gue yang kena"

"Lah? Lo nyalahin gua sekarang?"

"Eee.... engga ka engga. Lo mah gak pernah salah" ucapnya seolah meledek, "kalo mami papi nanya jawab apa nih ka? Kalo gue jujur, nanti mami papi kesekolah ngelaporin Bang Rey kan nanti tambah kacau"

Mendengar ucapan adiknya, Esji seolah seperti sedang berfikir. Benar juga, kalo mami kesekolah terus tau yang mukulin Fede itu Rey bisa tambah kacau, batin Esji.

"Yaudah nanti gue yang cari cara buat boongnya deh. Udah sana lo mandi bersih-bersih, baju lo kucek-kucek dulu jangan taro dipakaian kotor nanti mami tambah curiga"

••••

Beberapa jam lalu

Brukkk

Rey jatuh terpengkal karna satu pukulan keras yang mengenai pipi kanannya.

Suasana semakin Panas karna kehadiran seorang perempuan dengan rambut tergerai panjang, celana jeans pendek, dan tanktop yang dibaluti cardigan berwarna ungu

Gila siapa tuh cewe mulus banget

Berani banget mukul Bang Rey

Keras banget pukulannya njirr

Bisik semua anggota Pabewa yang melihat kejadian tersebut

Rey terbangun dari jatuhnya, mengelus ujung bibirnya yang sudah mengeluarkan darah. Rahangnya yang sedari tadi mengeras tibatiba terhanyut melihat perempuan yang berada di hadapannya

"Esji?", mendengar ucapan Rey membuat semua anggota Pabewa yang tadinya ricuh menjadi diam tidak percaya perempuan tersebut adalah Esji, perempuan galak dan tomboy ketika disekolah

"Bangun lo" bentak Esji pada Fede lalu membantu Fede agar terbangun dari jatuhnya dan melepas cardigannya menutupi seragam Fede yang sudah banyak bercak darah karna hajaran bertubi-tubi dari Rey tadi.

Sekarang Esji hanya menggunakan tanktop hitamnya dan Celana jeans pendeknya menampilkan kulitnya yang putih bersih itu

Gila cantik banget

Mulus banget anjir

"bukannya di lawan malah diem aja bego" ucapnya lagi lalu menoyor kepala Fede karna sudah terlanjur kesal

"Lo ngapain kesini?" Tanya Rey kepada Esji yang sedang membantu Fede

"Lo yang ngapain mukulin Fede? Hah? Jagoan lo disini?"

Tidak menjawab pertanyaan Esji, Rey malah mengambil jaketnya untuk menutupi tubuh Esji dari mata-mata keranjang disana. Belum sempat ditaruh pundaknya, Esji menepis tangan Rey dengan kencang

"Gausah lo sok perhatian sama gue. Gue tanya sekali lagi kenapa lo mukul Fede sampe babak belur gini" bentaknya lagi dan lagi

"Pake dulu ji. Pakaian lo kebuka banget" ucap Rey masih lembut

Brukkk

"Anjing lo ya" Esji memukul wajah Rey lagi dan lagi tapi tidak ada respon dari Rey, seolah Rey seperti pasrah di hajar abis-abisan oleh Esji

"Ka, ka. Udahh ka" lerai Fede tapi tidak didengar Esji

"Ji, udah ji. Bisa diomongin baik-baik" lerai Alvaro menyentuh pundak Esji, dengan refleks yang sangat cepat Esji mencengkram tangan Alvaro dan memutarnya

"Siapa yang nyuruh lo nyentuh gue?" Bentaknya menahan tangan Alvaro. Alvaro menahan sakit karna cengkraman Esji sangat kencang tidak seperti perempuan biasanya

"Iya ji. Maaf maaf" ucapnya kesakitan, Esji melepas Alvaro dan mendorongnya hingga terjatuh

Semua murid disana benar-benar dibuat tercengang, ternyata Esji segalak itu. 11 12 dengan Rey, tapi anehnya Rey tidak membalas pukulan Esji

"Mana kunci motor lo?", Fede memberikan kunci motornya kepada Esji karna takut Esji semakin tidak terkendali

"Urusan lo sama gue belom selesai" ketusnya lagi kearah wajah Rey yang sudah babak belur karna Esji

Esji melangkahkan kakinya agar cepat meninggal kerumunan tersebut, tapi ternyata gagal. Rey menahan tangan Esji

"Tunggu" ucapnya, Esji kembali menoleh kearah Rey diikuti oleh Fede yang sedari tadi diam saja

"Kenapa lo belain dia? Lo lebih milih dia daripada gue?" Tanya nya, Esji mengkerutkan dahinya karna bingung dengan pertanyaan Rey

Yaiyalah Esji lebih milih Fede, kan Fede adiknya. Batin Esji

"Kenapa diem?"

"Hah?, pertanyaan lo bego banget. Ya jelas gue lebih milih Fede lah daripada lo, gila" ketus Esji, Fede mencoba menenangkan Esji agar tidak terlalu kasar dengan Rey

"Ka udah ayo pulang", bisiknya

"Kenapa? Karna dia anak orang kaya? Karna dia ganteng?", Esji semakin dibuat bingung dengan ucapan Rey

"Udah gila lo Rey. Lo mau mati disini? Gue jabanin lo lawan gue sekarang"

"Jawab!" Bentak Rey

"Karna Fede adik kandung gue!" Bentak balik Esji, "FEDERICO ASENSIO, dan SANDRA GARAL SYASENSIO!, PUAS LO!?"

Rey terdiam kaku mendengar ucapan Esji, merasa bersalah? Banget!. Bukan hanya Rey yang dibuat terkejut, tapi semua anak Pabewa yang ada disana juga terkejut mendengarnya

"Lo semua" ucap Esji menunjuk kearah semua anak Pabewa, "kalo gue liat ada yang ganggu Fede. Habis lo satu satu sama gue" ancamnya

"Ka! udah ayo pulang. Lo bikin gue malu" bentak Fede kepada Esji, Esji menuruti ucapan Fede dan meninggalkan kerumunan tersebut.

Sebelum pergi, Esji menatap tajam mata Rey dan memberikan peringatan dengan mengarahkan kedua jarinya menunjuk kearah mata Esji lalu menunjuk ke arah mata Rey



••••
@dhinces @wattpaddhinces

ReySan (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang