Selamat membaca
Welcome to ReySan World
•
•
•
•"Kalo aku minta break, kamu mau?"
Mata Rey terbuka lebar mendengar perkataan Esji, bukan ini yang Rey mau saat mereka bertemu. Rey benar-benar tidak paham maksud perkataan Esji yang tibatiba tidak ada angin tidak ada hujan malah bilang Break
"Maksudnya? Kamu mau putus?" Tegas Rey
"Ih engga, bukan itu maksud aku" jawab Esji dengan cepat, "aku tuh mikir, aku kayanya gabisa LDR. Tiap hari pikiran aku selalu negatif ke kamu, aku gatau kan kamu disana dekat sama siapa main sama siapa jalan sama siapa. Aku gabisa kalo terus-terusan mikirin kaya gitu"
"Kamu gak percaya sama aku?"
"Bukan gitu Rey. Aku tuh percaya sama kamu, tapi namanya perasaan kan gaada yang tau. Mungkin aja disana kamu tibatiba ketemu yang lebih dari aku, kan aku gak tau"
"Itu sama aja kamu gak percaya sama aku" tegas Rey lagi
"Aku percaya Rey. Tapi aku gak bisa ilangin Pikiran Negatif aku ke kamu, aku tahu kamu gak suka kalau aku tibatiba sering ngomongin bule bule atau cewe lain. Tapi emang itu yang ada dipikiran aku sejak kita LDR, kamu enak dari jauh bisa mantau aku lewat anak buah kamu dan aku juga tahu kamu diam-diam sewa pengawal buat jagain aku dari jauh. Sedangkan aku? Aku gatau apa yang kamu lakuin disana selain kamu pergi berangkat kuliah dan belajar bersama teman baru kamu"
Rey menarik nafasnya pelan, ucapan Esji memang ada benarnya kalau Rey dari jauh bisa tahu apa saja yang Esji lakukan. Rey juga sebenarnya merasa kasihan kalau Esji terus-terusan berfikir negatif tentang Rey.
Rey tibatiba kepikiran satu hal yang sebenarnya akan dia ucapkan saat ia bertemu dengan Esji, mungkin sekarang waktu yang tepat untuk bicara serius dengan Esji
"Yaudah" jawab Rey singkat membuat Esji membuka matanya lebar-lebar
"Yaudah apa? Kamu mau kita break?"
"Enggak"
Esji mengerutkan dahinya mendengar jawaban Rey yang membingungkan
"Aku mau nikahin kamu"
"HAH?!" Teriak Esji, "Aku gak salah denger?"
Rey menggelengkan kepalanya, yang Esji dengar tadi benar dan itu sudah menjadi keputusan kuat Rey saat ini. Rey tidak ingin putus dengan Esji, dan jalan terakhir dari semuanya itu adalah mengajak Esji ikut pindah ke Amerika. Rey sudah pernah mengajak Esji satu tahun lalu dan Esji menolaknya dengan alasan tidak baik tinggal berdua di negri orang kalau bukan sepasang suami istri maka saat inilah saat yang tepat untuk Menikahkan Esji.
"Tapi aku belum mau nikah muda"
"Aku gabisa dan gamau putus sama kamu, jalan satu-satunya kamu ikut aku kesana ji"
"Tapi Rey..."
"Ji", Rey menyentuh kedua tangan Esji, matanya masih tertuju kepada Esji yang sudah mulai berkaca-kaca saat ini
"Aku gamau putus atau break atau apapun. Aku mau kita tetap sama-sama. Aku sayang sama kamu, aku tulus dan serius sama kamu. Kamu juga yang udah merubah hidup aku. Orang bilang kamu beruntung dapat aku anak dari keluarga Wijaya. Mereka salah ji, Aku yang beruntung dapat perempuan seperti kamu"
Tesss
Air mata Esji keluar setelah Rey bicara seperti itu, dengan segera Rey mengelap air mata Esji. Rey tidak mau Esji meneteskan air matanya lagi apalagi air mata itu menetes hanya karna seorang Rey.
"Kalau kamu memang tidak mau menikah muda, oke aku yang akan ngalah. Aku akan balik lagi ke Indonesia dan kuliah di sini. Pendidikan bisa digapai sampai kapanpun, but you? You are Only One and I want you to be my only one"
Saat ini Rey sudah memeluk erat Esji yang masih menangis, pelukan tersebut membuat Esji semakin menangis kencang entah Rey salah bicara atau apa tapi saat ini Rey tidak tahu cara menghentikan tangisan Esji bagaimana
"Please, Stop Crying. I don't know what to do" sambung Rey dengan mengelus atas kepala rambut Esji dengan lembut
Esji melepas pelukan Rey tadi, matanya sudah sedikit bengep akibat menangis. Tangannya kini menyentuh balik kedua tangan Rey, matanya menatap lembut wajah Rey, dengan menarik nafas yang sedikit panjang Esji pun mulai kembali pembicaraannya
"Kamu lanjut kuliah di Harvard, tidak ada orang yang bisa seberuntung kamu apalagi dapat beasiswa disana. Aku akan ikut kamu, tapi tidak sekarang. Satu tahun lalu kamu sudah melamar aku didepan orang tua aku dan aku mau kamu tepatin janji kamu dulu sewaktu Papi tanya keseriusan kamu"
"Kamu pernah bilang ke Papi, mau nikahin aku kapanpun aku siap. Aku siap, tapi nanti saat kamu sudah lulus kuliah. Sekarang kamu fokus dulu kejar cita-cita kamu dan akupun sebaliknya"
"Mau Janji sama aku?" Sambung Esji
Rey menganggukkan kepalanya dengan cepat, apapun yang Esji minta akan selalu Rey berikan dalam bentuk apapun itu. Janji seberat apapun akan Rey lakukan.
"Apapun yang terjadi kedepannya nanti, kamu harus janji gak boleh ada orang ketiga diantara kita. Kamu harus jujur apapun itu Gaboleh ada kebohongan, gaboleh ada yang ditutup-tutupin. Kalau ada masalah saling cerita saling jujur, itu gunanya pasangan selalu ada disaat kita senang maupun susah"
"Aku janji ji, gak akan ada orang ketiga diantara kita. Aku janji akan pulang setahun sekali demi ketemu kamu, aku janji akan lulus dengan cepat agar bisa hidup sama kamu. Aku janji akan selalu sayang dan cinta sama kamu" jawab Rey dengan menempelkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking Esji yang sedari tadi sudah terangkat.
Esji hanya bisa tersenyum lega mendengar jawaban Rey, ia sebenarnya masih sangat khawatir dengan hubungannya kalau tetap dijalankan LDR nanti. Tapi Esji mempercayai Rey, walau masih ada sedikit keraguan dihatinya.
Terima kasih ReySandraLovers😅
Baca pengumuman baru aku ya🙏🏻
Love u all🥰🔥Jangan lupa streaming On The Ground😜
•••••
@dhinces
KAMU SEDANG MEMBACA
ReySan (Selesai)
Teen FictionKalau sudah Cinta, mau pura-pura tidak peduli pun rasanya akan tetap sama, Cinta. •••• Welcome to ReySan World Bagaimana jadinya cowo baik-baik seperti Rey jatuh hati kepada BadGirl disekolahnya yang selalu peringkat terakhir, langganan guru Bk, lan...