Siang ini aku memutuskan untuk mendatangi alamat kantor Mas Jaya.
Baru saja aku hendak keluar dari depan gerbang komplek, kulihat Mas Jaya berjalan seraya menggendong seorang anak kecil. Mau tidak mau aku menyuruh supir taxi untuk putar balik.
"Sebelum dia sampai aku harus sampai terlebih dahulu. Aku tidak mau dia tahu kalau aku ingin pergi tanpa izin darinya" Bisik batinku.
Baru saja memasukkan anak kunci, aku dikagetkan dengan sapaan dibelakangku.
" Kamu mau kemana Za? " Tanyanya sambil tersenyum...
Aku yang sedikit kaget, berusaha menenangkan diri
" Mau ketemu teman, Mas" Ujarku sambil masuk ke dalam rumah.
" Anak siapa mas?" Kulayangkan tanya pada saat dia mendudukkan gadis kecil yang manis itu di sofa ruang tengah.
" Duduk disini ya sayangggg " ucapnya lembut, dan mencium puncak kepala gadis kecil tersebut.
Alih-alih menjawab ku... Seperti biasa dia akan bertanya kehal lain.
" Kamu masak apa siang ini Za?"
" Aku nggak masak Mas, kamukan nggak pernah makan siang di rumah"
" aku yang masak hari ini ya, aku minta tolong kamu temani saja Rindu "
Aku segera mengganti pakaianku dan menemani anak manis itu bermain...
Aku yang tidak punya rasa curiga apapun dan tetap bersikap biasa saja.
Mungkin kerana lelah bermain, gadis manis yang berusia satu tahun itu akhirnya tidur juga.
" Kamu membawa anak orang ke rumah kita, apa ibunya tidak mencari Mas ? Tanyaku padanya.
" Aku sudah minta izin untuk bawa dia main ke rumah kita "
" Kamu bawa Rindu kemari bukan sebagai bentuk protes kamu terhadap kukan? " Tanyaku penuh selidik.
Dia memiringkan posisi duduknya menghadapku, menatapku dengan seksama.
" Za... aku akan tetap menunggu kesiapanmu untuk menjadi seorang istri seutuhnya. "
Aku yang mendengar ucapannya hanya membalas dengan senyuman. Aku tidak tau harus berkata apa. Aku mengakui, jauh didasar relung hatiku, aku mulai mengaguminya.
Aku tidak tau apakah rasa yang kurasakan adalah sebuah rasa cinta atau tidak. Tapi, waktu dia pergi untuk beberapa hari yang lalu, aku merasa sangat mengkhawatirkannya, dan ada rasa kehilangan sekaligus rindu padanya.
" Rindu, anak yang cantik. Sepertinya kamu cukup sayang dengannya, sesekali bawalah aku main ke rumah orang tuanya, untuk silaturahmi. " Ucapku sambil tersenyum.
" Kamu menyukainya ? "
ku balas pertanyaannya dengan anggukan kepala.
" Meskipun aku mengatakan bahwa dia anak ku? "
" Apa maksud dari perkataan mu? " Aku cukup kaget mendengar ucapannya.
" Ya... Kalau aku mengatakan bahwa Rindu adalah anakku, apakah kamu akan tetap menyayanginya ?"
" Maksudmu, dia anakmu?" Sambil aku menunjuk Rindu yang sedang terbaring lelap.
Tidak ada kata yang keluar dari bibirnya, dia hanya menatapku.
Seketika ada rasa sesak dalam dadaku. Di saat aku mulai merasakan debaran-debaran yang aneh terhadapnya, di saat aku ingin membuka hati kepadanya, disaat aku mengagumi dirinya, disaat itu juga dia hempaskan semua rasa yang kumiliki padanya.
Aku segera meninggalkannya, dan masuk ke dalam kamar.
Aku nggak mampu membendung air mataku. Kenapa harus ada rasa sakit ini yang aku rasakan disaat aku mulai mencintainya....🌼
🌼
🌼
Aku merasakan seperti ada yang menggoyangkan tubuhku... Kepalaku terasa berat, mataku terasa panas dan sedikit perih untuk dibuka, nggak tahu berapa lama aku menangisi diriku sendiri, sampai akhirnya tertidur.
Samar-samar aku mendengar seolah-olah suara Mas Jaya memanggilku.
" Bangun Za. Zahra bangunlah"
Aku kaget karena merasakan seseorang sedang mengecup keningku. Sontak aku terbangun dan langsung duduk. Dan melihat Mas Jaya duduk dihadapanku.
" Lama sekali kamu tidur, bangunlah... Ayo kita makan. Lihatlah matamu seperti itu, apa yang kamu tangisi ??"
Aku memandang nanar laki-laki yang duduk didepanku. Sedikitpun tidak ada rasa bersalahnya, dia merasa seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Ya ALLAH.. Makhluk apa yang kau jadikan sebagai suamiku. Ucap batinku.
Pada saat dia ingin memegang jemariku, aku menepisnya. " Jangan pernah sentuh aku, Tuan Heru Sanjaya!!! Dan tolong tinggalkan aku sendiri!!!
" Za, kamu kenapa??. Jika aku punya salah kita bisa bicarakan semua dengan kepala dingin. Setiap persoalan pasti ada solusi dan jalan keluarnya" ucapnya dengan tenang.
Entah kenapa saat ini aku benar-benar menjadi muak melihatnya...
" Kamu masih bisa bicara setenang ini, seolah tidak terjadi apa-apa?!.
Anda memang manusia yang sangat luar biasa Bapak Heru Sanjaya, yang terhormat!! " Ucapku sambil bertepuk tangan, dan
mengambil nafas panjang, sekaligus menghempaskannya dengan kasar."Oke. Baiklah... mungkin saat ini kamu butuh ketenangan". Ujarnya sambil tersenyum kepadaku.
Sebelum dia hilang di depan pintu, dia berbalik menatapku dalam dengan pandangan yang aku sendiri nggak bisa mengartikan pandangannya, karena yang ada saat ini aku merasakan sosok didepanku bukanlah seorang manusia.
" Jika kamu butuh sesuatu, aku ada diluar " sekita dia langsung berpaling...
Aku putar kembali memoryku... Aku teringat akan ucapan Dita.. Sahabat ku... Dia pernah mengingatkan untuk mengakhiri hubungan ini.
Ketidak bahagiaan yang Dita alami dalam biduk rumah tangganya hanya karena tidak sukaan keluarga dari pihak suaminya terhadapnya, dia merasa diintimidasi, sementara suaminya lebih berpihak pada keluarganya.
Awalnya aku percaya, bahwa laki-laki yang saat ini hidup bersamaku adalah sosok yang yang baik dan bertanggung jawab.
Tapi hari ini, setelah dia membawa sosok malaikat kecil itu ke rumah ini, semua penilaianku terhadapnya berubah.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUAMIKU
RomanceZahra Anggraini seorang wanita yang masih sangat belia. Dia baru saja menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas. Tidak pernah sekalipun terlintas dalam benaknya akan menikah diusia yang sangat muda. Menikah dengan Heru Sanjaya, pria muda yang...