Jam kantor sudah berakhir, Mbak Ratna memberitahukan bahwa dia akan segera pulang. Akupun segera membereskan pekerjaanku dan siap-siap untuk pulang.Di depan liftku lihat sudah ada beberapa karyawan yang sedang menunggu lift. Pada saat aku sudah berada didepan lift, ku lihat pintu lift terbuka, dan aku segera masuk, baru saja pintu lift mau tertutup, kulihat Siska masuk.
Dia memandangku dari atas sampai bawah, seperti biasa bahasa sindiranpun keluar dari bibirnya.
Aku yang mendengarnya pun hanya bisa tersenyum dan menggelengkan kepala ku.Melihat sikapku yang nggak memperdulikannya, dia semakin gencar mengeluarkan kata-kata sampahnya. Sampai akhirnya pintu lift terbuka.
" Suami lu dah nunggu tuh" Sapa Ika pada saat aku lewat didepannya.
" Dari mana lu tau suami gue"
" Cuma suami lu yang jemput lu, pakai motor dan selalu menutup mukanya dengan masker kain kebesarannya."
Aku cuma tersenyum mendengar ucapannya.
Karena Ika juga mau pulang, ku gandeng tangannya untuk jalan bersama.
" Suami lu dari dekat ganteng juga kalau dilihat-lihat, keren banget gaya ya, nggak seperti preman pasar. "
Ucap Ika pada saat kami sudah ada didepan pintu loby dan melihat Mas Jaya sudah menunggu disana." Haruslah, secara gue kan kece" Ucapku sambil mencubit pipinya.
" Gue pulang duluan ya, hati-hati lu" Dan aku melambaikan tangan ku depada Ika.
*****
Seminggu sudah kejadian dimana Ika mengupload foto ku dengan Mas Jaya, aku mengira berita itu sudah berlalu, rupanya semakin panas.
Pada saat berada dalam toilet, Aku mendengar dua orang yang sedang mencuci tangan membicarakan aku.
Melihatku keluar dari salah satu toilet kecil mereka langsung diam sesaat dan memandangiku dengan tatapan yang sinis.
" Zahra, kamu memang nggak tau malu ya, dulu Pak Fajar yang kamu kejar, sekarang incaran Siska yang kamu embat, dasar perempuan jalang lu." Ucap salah seorang dari mereka.
Aku yang nggak mau memperdulikan kata-katanya, segera mencuci tanganku.
Karena ucapan nya nggak aku tanggapi, dia menghadang jalan ketika aku akan meninggalkan toilet.
"Lu kira, bisa seenaknya pergi gitu aja."
Tadinya aku malas menanggapi ocehan recehan seperti ini, tapi kalau dibiarin makin nggak tau diri.
" Sekalipun aku memang wanita jalang, aku nggak pernah merugikan hidup kalian, karena bukan pasangan kalian yang kurebut."
Kupandang lekat-lekat wajah perempuan yang ada didepanku."Sampaikan pesanku sama Nyonya mudamu yang bernama Siska itu, untuk laki-laki incarannya itu, aku pastikan jangankan senyumnya, bayangannya pun dia nggak bisa dapatkan. Jadi tolong sadarkan dia dari mimpi nya yang menyakitkan itu."
Aku pun segera berlalu dari mereka.
Setelah aku masuk keruanganku, Mbak ratna memanggilku.
" Zahra, aku butuh sekretaris satu lagi untuk membantu kamu, Heru bilang kamu lagi hamil, dia nggak mau kamu terlalu letih." Ucapnya dengan senyum yang mengembang.
" Saat ini aku masih bisa menangani pekerjaanku Mbak, tapi kalau untuk pergi jauh menghadiri meeting dengan klien sampai keluar kota, aku memang cepat merasa letih. Tapi maaf bukan aku mau mengeluh."
" Dari awal aku nggak salah menilai mu Zahra, semangat yang ada sama Maya itu ada pada dirimu. Dulu Maya itu sempat menjadi sekretaris Almarhum Papa, sebelum perusahaan ini berpindah ketangan Heru. Karena penghiatan orang-orang terdekatku, perusahaan ini hampir bangkrut.
Sebenarnya Heru ingin menarikmu ke Perusahaannya yang lain, tapi aku menolak karena aku membutuhkan mu."
KAMU SEDANG MEMBACA
SUAMIKU
RomanceZahra Anggraini seorang wanita yang masih sangat belia. Dia baru saja menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas. Tidak pernah sekalipun terlintas dalam benaknya akan menikah diusia yang sangat muda. Menikah dengan Heru Sanjaya, pria muda yang...