Part 54

4.8K 267 13
                                    

🍀

🍀

🍀

Disaat aku ingin pulang sore setelah shalat Ashar, Mama melarangku, dengan alasan masih rindu sama cucu-cucunya. Sampai akhirnya Mama meminta Mas Jaya untuk menjemputku dan anak-anak di rumah Mbak Ratna.

Mas Jaya datang pada saat semua sedang duduk di meja makan, untuk makan malam. Mama mengajaknya untuk gabung duduk bersama, tapi Mas Jaya menolak. Namun anak-anak meminta dia untuk duduk bersama.

Beberapa kali aku melihat Mbak Tia memperhatikan Rindu, dan pandangannya juga beralih ke Mas Jaya yang sedang memangku Queen.

Menjelang semakin larut, Mas Jaya mengajakku pulang. Rindu diminta Mama untuk tinggal, dengan alasan beliau merasa sepi nggak ada cucu-cucunya.

Sesampai di rumah dan membersihkan diri, Aku memilih merebahkan diri disamping Queensha. Mas Jaya masih duduk di sofa dengan meluruskan kedua kaki, dan memijitin kepalanya.

Semakin hari, Queen tumbuh semakin membaik, apa yang dilakukan Rindu menjadi contoh baginya. Jika Mbaknya bisa diapun harus bisa.

Kulihat Mas Jaya menuju kamar mandi, akupun segera bangun untuk mengambil baju gantinya. Disaat dia keluar dari kamar mandi, dan memakai baju, dia langsung merebahkan dirinya disamping Queen.

"Inilah yang aku hindari jika kamu tau tentang masa laluku Zahra" Ucapnya dengan lembut sambil memandang langit-langit kamar.

"Kenapa harus berbohong, kamu takut aku tidak bisa menerima kejujuranmu?" Balasku.

"Kamu ingat waktu kamu pergi? Aku tidak mau hal itu terulang lagi"

Setelah menciumin wajah Queensha, Mas Jaya membelakangiku dan putrinya.

"Kalau caraku mencintai dan mempertahankan keutuhan keluarga kita salah, aku hanya bisa mengucapkan kata Maaf Zahra, seperti apa kamu memberikan hukuman, aku terima, tapi jangan pernah minta berpisah, aku dan kedua putriku membutuhkan kamu Zahra" Ucapnya dengan suara yang pelan dan sedikit bergetar.

Aku bangun dan menghampiri Mas Jaya. Aku berlutut didepan wajahnya.

"Maafkan aku Mas, aku hanya kecewa kamu membohingiku sampai sejauh ini"

Kuhapus air mata yang sempat mengalir disudut matanya.

"Aku sudah pernah bilang Zahra, kita hidup untuk masa depan, bukan untuk masa lalu" Ucapnya, lalu merangkulku, dan mengecup keningku.

"Aku minta maaf Mas" Kuciumin wajah Mas Jaya.

"Apa kamu mencintaiku?" Tanya Mas Jaya.

"Kalau nggak cinta aku nggak akan sakit hati begini kamu membohongiku"

"Aku nggak bohong, pada saat kau tanyakan apakah aku ada istri lain, Jawabnya, tidak. Karena memang kamu satu-satunya istriku saat ini, namun kalau kamu kasih izin nambah lagi, tidak bisa ditolak" Ucapnya sambil mencium wajahku.

"Mau mu!"

Aku rebahkan diriku disamping Mas Jaya. Aku dan dia sama-sama memandangi Queen yang lagi tertidur.

"Dia cantik, juga dia keras kepala seperti kamu Zahra, tapi aku mencintai kalian berdua" Ucap Mas Jaya.

"Dia juga sangat pecemburu sepertimu, namun juga sangat pandai dalam berkasih sayang sama saudara"

Malam ini aku tidur dengan perasaan yang sangat baik. Segala puja dan puji kepada Allah ku ucapakan dalam hati. Selama ini Allah selalu membantu dalam menyelesaikan setiap problem yang ada dirumah tanggaku, sehingga segala sesuatunya bisa dengan mudah untuk diselesaikan.

SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang