Kulihat Mas Jaya mendekatiku yang lagi duduk diayunan."Zahra, kita keluar kota yuk."
" Kita kemana?"
" Nanti kamu juga tau."
" Kamu kan sakit Mas."
" Aku sehat Zahra. Kalau kamu nggak mau ikut,aku mau keluar kota tiga hari." Diapun berlalu dari hadapanku menuju kamar.
Aku melangkahkan kakiku ke ruang tengah. Belum sampai aku menuju ruang tengah kudengar suara bell berbunyi. Begitu aku membuka pintu kulihat Mbak Ratna yang datang, dan ada seorang wanita yang menurut perkiraanku tidak jauh berbeda dengan Mbak Ratna.
Kupersilahkan mereka duduk.
" Mbak mau minum apa?" Tanyaku menawarkan minum sama Mbak Ratna dan temannya.
" Mbak kesini mau ketemu Heru, ini kenalin Adik sepupu Mbak dari pihak Almarhum Papa."
Lalu aku berkenalan dan menyebutkan nama masing-masing.
Pada saat aku mau bangun dari dudukku untuk mengambilkan minum, Mbak Ratna langsung bagkit dari duduknya." Udah Mbak ambil sendiri." Lalu dia melangkah kedalam.
"Rumahmu nyaman juga Za, kita duduk di taman ini aja yuk Za." Ajak Mbak Ratna.
Kulihat Mas Jaya turun, dengan menenteng koper kecil. Dilihatnya ada Mbak Ratna, dia langsung menarik Mbak Ratna menjauh dariku. Nggak seberapa lama mereka kembali tempat aku dan Mbak Tia, diapun bersalaman dengan sepupu Mbak Ratna.
" Za, ini karena kita di rumah ya, jadi nggak usah formal-formal. Tia ini mantannya Heru. Makanya begitu ngelihat Tia dia agak canggung." Ucap Mbak Ratna sambil melangkah ke dapur dan membuka kulkas. " Satu hal yang paling penting Ru, di dalam rumah tangga itu butuh kejujuran dan saling keterbukaan, gua udah lakuin itu, dan Fajar terima gua apa adanya tanpa ada kebohongan apapun. Nasib baik lu, dapat istri seperti Zahra. Kalau lu nikah sama Tia, yang ada neraka rumah tangga lu."
Ucapan Mbak Ratna buat aku sedikit kaget.
" Kita jadi pergi sayang. Kamu ganti gih, pakaian kamu yang mau dibawa dah aku letakin dalam koper ini." Ucap Mas Jaya kepadaku, untuk mengalihkan pembicaraan Mbak Ratna.
Sebelum aku melangkahkan kaki, kusempatkan melihat dari ekor mataku antara Mbak Tia dan Mas Jaya yang saling pandang.
" Lo jadi juga pergi kesana?" Tanya Mbak Ratna pada Mas Jaya.
" Iya!"
" Semoga ada kebaikan ya, Gua doain. Salam sama beliau."
Aku pergi menuju kamarku, sementara Mbak Ratna dan Mas Jaya langsung ke ruang tamu, disusul Mbak Tia.
Setelah aku selesai, aku menemui Bi Ijah untuk pamit. Kuhampiri Mas Jaya, Mbak Ratna dan Mbak Tia yang masih duduk di ruang tamu.Beberapa kali aku bertemu mata dengan Mbak Tia yang memperhatikanku. Pada saat Mbak Ratna dan sepupunya mau pulang Mbak Tia sempat mengucapkan " Istri lo cantik dan baik jangan sia-siakan" lalu di sambut kelekar Mbak Ratna " Cuma Zahra, yang bisa menaklukkan jiwa Iblisnya."
" Kita Jadi berangkat Mas?" Tanyaku pada Mas Jaya, yang masih berdiri di depan pintu.
" Jadi."
Lalu dia memanggil Bi Ijah, menyuruh Bi Ijah untuk menutup pintu.
🌹
🌹
🌹
"Kita sebenarnya mau kemana sih Mas?"
Sekilas dia melihatku dan tersenyum, lalu memalingkan wajahnya fokus kearah jalan.
" Kita ke perkebunan teh. Nanti juga kamu bakal tau zahra."
KAMU SEDANG MEMBACA
SUAMIKU
RomanceZahra Anggraini seorang wanita yang masih sangat belia. Dia baru saja menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas. Tidak pernah sekalipun terlintas dalam benaknya akan menikah diusia yang sangat muda. Menikah dengan Heru Sanjaya, pria muda yang...