Sesampai di rumah dan selesai membersihkan diri, Aku lihat Mas Jaya sudah siap-siap mau ke mesjid." Kamu pulang habis Isya sayang?"
"iya, sayang aku kok pengen makan rujak ya."
" Hah! ini dah hampir malam loh, kamu nggak salah?"
" Enggak, iya rasanya pengen banget, sama minum air kelapa juga. Nanti sama si Bibi tolong minta buatin rujak ya."
Setelah mengecup keningku, dia pun pergi.
Selesai makan malam, dia meminta Bi Ijah untuk membuatkan rujak, aku sangka keinginannya tadi main-main tapi nyatanya tidak, dan rujak itu dia habis kan sendiri.
" Ibu yang hamil Bapak yang ngidam sepertinya." Ucap Bi Ijah sambil tersenyum.
" Iya seperti nya Bi." Jawabku.
" Selama saya ikut Bapak baru kali ini saya lihat bapak sesenang ini Buk, sejak tinggal disini, saya baru lihat senyum Bapak, kalau dulu jangankan senyum suaranya aja jarang terdengar"
" Oh ya? "
Dia hanya menganggukan kepalanya saja, lalu pergi.
🌼
🌼
🌼
Selesai makan aku memilih untuk duduk di balkon kamar, sambil duduk bersandar dipelukan suamiku, menatap indahnya lampu jalanan yang menerangi perumahan tempat tinggal kami saat ini.
Dari atas sini, aku bisa melihat jalanan yang masih padat dilalui kendaraan yang masih sibuk beraktifitas, entah kapan Jalanan itu akan sepi.
" Hemmm.... aku masih belum bisa percaya dengan kenyataan hidup yang kualami Mas, rasanya aku sedang bermimpi. Dulu aku selalu mencari tau tentang kamu, setelah aku lelah, hal-hal yang diluar dugaanku yang mucul. Melihat kenyataan yang seperti ini aku takut kalau kau akan meninggalkanku." Ucapku memecahkan keheningan
"Lebih dari dua tahun kita menikah, tapi kemesraan itu baru terasa, kehangatan cinta itu baru kita rasa, aku tidak bisa menjanjikan apapun padamu, tapi aku akan membuktikan betapa aku membutuhkan dan aku mencintaimu Zahra, Aku akan melindungimu dengan caraku."
Dipeluknya tubukku sambil mencium rambutku.
Kumiringkan tubuhku untuk menatap wajahnya, tanpa melepaskan pelukannya." Aku sebenarnya senang kau ada didekatku Mas, tapi aku juga kesal kalau kau selalu mengerjaiku dan mengganggu pekerjaanku."
Sambilku pukul pelan dadanya."Aku begitu karena kau sangat menggemaskan, apalagi tadi pagi saat kau curhat tentang pelecehan yang terjadi padamu, kau tau aku tertawa sampai sakit perut." Ucap nya sambil tertawa.
" Kau selalu saja mencari kesempatan, suamiku yang kukenal dulu tidak suka berbuat mesum, tapi dia jarang sekali di rumah. Saat dia menyusulku ke kampung aku sempat kaget sekaligus senang. Disitu aku berusaha membuka diri untuk nya."
Ucapku sambil mengingat kembali seperti apa Mas Jaya dulu." Aku tidak berani berbuat apa-apa saat itu Zahra, aku takut menyakiti mu, saat kau pergi itu aku panik, Aku melihatmu pergi dengan mobil, ku ikuti kemana perginya. Saat aku tau kau menaiki bus, aku merasa takut kehilanganmu.
Di saat kau menyerahkan dirimu seutuhnya, aku berjanji dalam diriku, aku akan membahagiakanmu, bagaimanapun caranya." Ucapnya pelan ditelingaku." Tapi kenapa kau pulangkan aku?" Tanyaku dengan sedikit cemberut.
"Karena ibumu yang meminta, mertuaku itu, sebenarnya tidak rela anaknya keluar dari rumah itu, meskipun anaknya sudah menikah tetap dia ingin anaknya tinggal bersamanya, dia takut melepas anak bungsunya.
Alasannya saja dia tidak suka padaku karena pekerjaanku. Dan aku pun sempat marah karena dia menghina ibuku. Tapi aku sudah memaafkan nya."
KAMU SEDANG MEMBACA
SUAMIKU
RomanceZahra Anggraini seorang wanita yang masih sangat belia. Dia baru saja menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas. Tidak pernah sekalipun terlintas dalam benaknya akan menikah diusia yang sangat muda. Menikah dengan Heru Sanjaya, pria muda yang...