Duduk di balkon kamar dengan ditemani secangkir teh herbal membuatku sedikit lebih segar. Mas Jaya pergi bersama anak-anak.
"Hemmmmm.... Entah manusia seperti apa yang Allah kirim untuk mendampingiku, dibalik kekurangannya, Allah pasti ada maksud untuk menempa jiwaku menjadi lebih baik, semua tergantung aku bagaimana bisa menyikapinya." Ucapku lirih.
Dari atas aku melihat mobil Mas Jaya memasuki halaman rumah. Aku sudah malas untuk beranjak untuk turun menyambut mereka.
Nggak perlu waktu lama, mendengar teriakan Queensha memanggilku.
"Mamaaaaaa"
Aku masuk ke dalam kamar merebahkan diriku diatas ranjang, dan pura-pura tidur dengan posisi membelakangi pintu.
"Ma.." kembali suaranya terdengar semakin dekat. Pintu kamar dibuka.
"Tidur Pa." Kudengar Queen berbicara seperti orang berbisik.
"Banguninlah" Ucap Mas Jaya, sambil melangkah masuk.
Aku merasakan ada yang naik keatas ranjang, dari gerakannya aku sudah yakin bahwa ini Queen.
Perlahan dia naik diatas tubuhku, dan mencoba untuk melihat.
"Mama kalau tidur jelek ya Pa" Ucapnya dan itu membuat aku hampir tertawa.
"Kamu juga kalau tidur jelek" Jawab Mas Jaya.
Aku rasakan jari mungil itu sedang memainkan ujung hidungku.
"Pa, pa lihat deh, jelek banget" Ucapnya sambil tertawa cekikikan karena berhasil menjahili dengan menekan dan menaik turunan ujung hidungku.
Mas Jaya juga ikut tertawa menyaksikan kejahilan ulah putrinya.
Aku yang udah nggak tahan untuk tertawa akhirnya membuka mata dan menariknya dalam pelukanku.
"Kamu jahilin Mama ya" Ku gelitik perutnya Queen sampai dia tertawa menahan geli.
"Kaget, Mama bangun, udah mau copot jantung Queen" Ucapnya setelah aku berhenti menggelitik dan menciuminnya.
Rindu masuk ke kamar membawa sepiring martabak manis. Tau aja kalau aku lagi ingin makan itu.
"Siapa yang punya ide beli ini?" Tanyaku pada mereka yang udah menuju balkon.
"Papa" Ucap kedua putriku.
"Rasanya aku pengen banget makan ini" Ucap Mas Jaya sambil memangku Rindu.
"Tadi kata Papa suruh banyakin kejunya, Mama lagi ngidam" Ucap Rindu, dan dibalas anggukan oleh Queen.
"Papa mau punya adek Queen" Ucapku pada Queensha.
Queen diam, dipandangi wajah Mas Jaya dengan seksama. Segera kupeluk erat tubuhnya, kalau sudah begini bisa-bisa tangan Queensha melayang kewajah papanya.
"Queen nggak mau punya adek?" Tanyaku sambil membelai rambutnya.
Hanya gelengan kepala yang dia berikan. Aku meminta Rindu mengambilkan handphon yang ada diatas nakas.
Kucoba menunjukkan gambar-gambar bayi yang lucu dan beberapa video yang membuat Queen dan Rindu tertawa.
"Adeknya cakepkan?" Tanyaku pada Queensha.
"Iya, tapi Queen nggak mau adek" Jawabnya spontan.
Aku memandang Mas Jaya, dan tersenyum padanya.
Diciumnya kepala Queensha.
"Biar rumah kita rame Queen, ada Mbak, ada Queen. Nanti Queen dipanggil Mbak juga, ya kan Ma?" Ucap Mas jaya berusaha menyakinkan Queensha.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUAMIKU
RomanceZahra Anggraini seorang wanita yang masih sangat belia. Dia baru saja menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas. Tidak pernah sekalipun terlintas dalam benaknya akan menikah diusia yang sangat muda. Menikah dengan Heru Sanjaya, pria muda yang...