Jam tiga dini hari, Mas Jaya membangunkanku.
" kenapa sayang?" Tanyaku dengan mata yang masih mengantuk.
" Aku lapar sayang."
Kubuka mataku lebar-lebar, untuk memastikan apa yang dia ucapkan.
"Apa sayang? Kau lapar?" Tanyaku untuk meyakinkan diriku.
" Iya sayang, aku lapar."
Aku segera turun dari tempat tidur menuju dapur.
Mau makan apa jam segini, ucap hatiku.Pada saat aku menuju dapur, kudengar suara orang yang sedang menangis.
Siapa yang menangis dipagi buta begini, sedikit ragu aku mendekati dapur, tapi rasa penasaranku semakin kuat.
Ingatan kumelayang kepada cerita-cerita horor yang pernah kubaca bahwa orang hamil itu sering di ikuti oleh makhluk-makhluk astral.Semakin aku mendekati dapur maka suara itu semakin jelas. Ini Manusia Zahra, nggak usah parno sendiri. Aku berdialog dengan diriku sendiri.
Duuhhh gimana ini, kalau aku balik ke kamar, dia sedang lapar, aku mau melangkah ke dapur. Ahh.. bodo ah, udah pernah pingsan ini, paling juga pingsan lagi.
Kuberanikan mendekati dapur, di depan pintu dapur aku sedikit mengintip untuk memastikan siapa yang ada disana.
Hhuuuufffttt lega, kuusap dadaku karena melihat Kak Ayu yang sedang menangis.Sengaja aku kembali beberapa langkah, dan berdehem sebelum mendekati pintu dapur. Pada saat masuk ke dalam dapur aku sengaja tidak menegur dan menyapanya.
" Kau mau apa Zahra?" Tanyanya padaku.
" Mau cari makanan." Sambil membuka kulkas. Kuambil box makanan yang berisi buah-buahan yang udah siap makan.
"Zahra, maukah kau memaafkan ku?" Dia bertanya lagi dan menahan langkahku.
" Hiduplah dengan baik Kak, Insya Allah aku akan memaafkanmu dengan ikhlas, namum kalau sekarang, aku bisa memaafkan tapi rasa kecewaku masih ada."
Kuhusap halus punggung lengannya. Kutinggalkan dia yang masih berdiri dihadapanku. Baru beberapa langkah aku menolehkan pandanganku lagi kearah Kak Ayu.
Dia masih berdiri mematung, dengan menundukkan wajahnya. Kembali aku ke dapur melewatinya untuk mengambil air dikulkas.
Pada saat aku lewat lagi dihadapannya, kuhentikan langkahku, kupeluk dia, yang masih mematung." Aku bahagia mengenal keluarga kalian. Kalian adalah keluarga yang sangat saling menyayangi satu sama yang lain."
Setelah melepas pelukanku, lalu aku meninggalkannya tanpa melihatnya lagi.
"Lama sekali, aku dari tadi menunggumu" rengek Mas Jaya.
" Cup cup cuupp.. Bayi gede Mama udah lapar ya sayang, maaf yaaaaa.... " Kutarik kedua pipi Mas Jaya dengan gemas.
" Udah Zahra, jangan ngomong begitu geli aku dengarnya." Ucap Mas Jaya sambil begidik geli.
Kupandangi Mas Jaya yang sedang makan.
" Apa yang sedang kamu fikirkan Zahra?" Sambil memasukkan potongan buah kemulutnya.
" Aku berfikir, bahwa Papanya anakku adalah orang yang pelit."
"Maksudmu?" Tanya nya dengan menyatukan alisnya.
Kusandarkan tubuhku disandaran kursi yang sedangku duduki.
perlahan kuusap perutku.
" Nak, tau nggak Mama dibanguni pagi buta begini karena Papamu lapar, waktu mama keluar tadi mama udah hampir pingsan ketakutan, sekarang menawarkan untuk kitapun tidak. Miris banget nasib Mamamu ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
SUAMIKU
RomanceZahra Anggraini seorang wanita yang masih sangat belia. Dia baru saja menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas. Tidak pernah sekalipun terlintas dalam benaknya akan menikah diusia yang sangat muda. Menikah dengan Heru Sanjaya, pria muda yang...