Part 42

4.7K 209 7
                                    

🍁🍁🍁🍁

Saat ini Queensha sudah berusia 3tahun. Aku dan Mas Jaya sepakat untuk mengambil Rindu dan membawa dia bersama kami, agar Queen mempunyai teman.

Berhubung hari ini hari libur, aku memutuskan untuk bermalas-malasan.

"Sayang, kamu nggak mau bangun?" Tanya Mas Jaya.

" Biarlah hari ini aku menikmati hariku sebentar saja Maaass.." Jawabku sambil memeluk bantal guling dengan erat.

"Heran, makin lama jadi makin pemalas aja" Gerutu Mas Jaya.

"Kamu makin tua makin cerewet aja" Jawabku masih dengan memejamkan mata, sengaja kata "Tua" lebih kutekankan.

Kurasakan ada hembusan nafas menerpa wajahku.

"Kamu ngatain aku tua?" Tanya Mas Jaya, sambil mencubit pelan pipiku.

"Kamu semakin hari semakin kelihatan lebih tampan aja Mas"

Ucapku Pada Mas Jaya, dan menarik kerah bajunya untuk bisa lebih dekat denganku.

"Bangun sayang, sarapanlah, selagi anak-anak di rumah Mama" Dikecupnya lembut bibirku.

"Justru selagi Queen di rumah Mama, aku ingin meluk kamu. Kalau ada putrimu itu, jangankan memeluk, dekat denganmupun aku nggak bisa"

Kusingkirkan guling yang ada didepanku, dan menarik Mas Jaya untuk berbaring bersamaku.

Kuletakkan wajahku dileher Mas Jaya, untuk merasakan aroma tubuhnya.

"Kamu semakin hari semakin manja saja" Dikecupnya puncak kepalaku.

"Nggak terasa udah enam tahun kita menikah. Banyak suka duka yang kita lewati, kita nggak tau gelombang apalagi yang akan menghadang biduk rumah tangga kita." Ucapku pelan, masih dengan wajah menempel dilehernya.

"Iya, tetaplah bersamaku Zahra, bersama anak-anak. Kita pasti mampu menghadapi semuanya jika kita bersama" Ucap Mas Jaya.

Dipeluknya erat tubuhku, perlahan diturunkan wajahnya tepat diwajaku.

"Jangan memulai Zahra" Suara Mas Jaya sudah mulai terasa berat.

"Selagi Queen nggak ada, Mas..."

Perlahan satu persatu yang menjadi penutup tubuh antara aku dan Mas Jaya sudah berpindah tempat.

Ditengah perjalanan mendaki puncak, aku dan Mas Jaya dikagetkan dengan suara melengking bocah tiga tahun yang menjadi rivalku di rumah ini.

"Mama...."

"Queensha!" Ucapku bersamaan dengan Mas Jaya.

"Kamu nggak kunci pintu?" Ucapku pelan pada Mas Jaya, yang sudah menenggelamkan wajahnya dibantal tepat disebelah wajahku.

"Aku mana tau, bakal begini" Jawabnya berbisik pelan.

"Papa, awas!" Ditolaknya tubuh Mas Jaya yang masih berada diatasku, yang masih dibawah selimut itu.

Sedikit menggigit bibirku, aku mencoba berucap lembut pada Putri cantikku itu.

"Sayang, Mama minta tolong tutup pintunya yah" Syukurnya Queen mau menurut akan pada ucapanku.

"Turun dulu!" Segera kutolak tubuh Mas Jaya, lalu buru-buru mengambil dan memakai kemejanya yang ada diatas tempat tidur.

"Kamu bukannya di tempat Nenek Queen!" Ucap Mas Jaya pada Queen yang sudah kunaikkan ke tempat tidur dan memeluknya.

Kudengarkan putri kecilku itu sedang bercerita. Sementara Mas Jaya masih sedikit uring-uringan dibelakangku.

"Ini gimana Zahra!" Erangnya dipunggungku.

SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang