Aku sengaja bangun lebih awal, kulihat Mas Jaya sedang memeluk Queen, mereka tidur tidak memakai selimut sama sekali. Perlahan kuselimuti tubuh ketiganya.
Disaat aku sedang membersihkan kulkas, Mas Jaya menghapiriku.
"Apa Maya nggak mengisi kulkasnya?" Tanya Mas Jaya.
"Ada, aku hanya ingin melihat apa yang bisa kumasak pagi ini untuk sarapan" jawabku
"Aku yang masak ya, kamu bantu motongin aja" Ucap Mas Jaya.
Pagi itu, dia membuat sup dan telur dadar. Telur dadar buatan Mas Jaya paforite anak-anakku. Selesai masak, dia naik ke kamar, lalu mandi.
Azan subuh terdengar begitu Mas Jaya selesai mandi.
"Baju kerjaku ada disinikan Zahra?"
Aku hanya mengangguk untuk menjawab pertanyaannya. Lalu dia pergi untuk shalat berjamaah di Mesjid.
Aku sendiri segera membangunkan Rindu dan Queensha, dan setelah beribadah Rindu segera mandi.Setelah pulang dari panti, segala sesuatunya dia mulai mengerjakan sendiri.
"Mama senang Mbak udah mulai bisa mandiri" kukecup kening Rindu.
"Kata Ibu Panti, Mbak harus bisa mandiri, itu artinya Mbak udah membantu Mama" Jawabnya sambil memelukku.
Setelah memandikan Queen, aku membawa keduanya turun. Mas Jaya yang udah pulang dari Mesjid mengajak anak-anaknya duduk diruang TV.
Setelah menyiapkan makanan diatas meja, aku memanggil semua untuk makan. Pada saat aku mau mengambilkan nasi buat Mas Jaya, dia melarangku.
"Biar aku tuang sendiri aja, anak-anak aku yang suapin." Ucapnya sambil mencegah tanganku.
"Mama enggak makan, Papa nggak suap Mama juga?" Tanya Queen dengan pandangan mata kearah Papanya.
"Mama udah kenyang Queen" Jawabku.
"Queen juga udah, ah. Mbak sama Papa aja. Itu nggak enak Mbak, hueeekk" Ucapnya dengan mempraktekkan seolah-olah dia sedang muntah.
Kubesarkan mataku, melihat tingkah Queen.
"Ini Papa yang masaklah" protes Mas Jaya pada Queensha.
Queen yang langsung naik dipangkuanku mencubit gemes kedua pipi, serta langsung menciumi wajahku.
Tidak dihiraukannya ucapan Mas Jaya.
"Ini telur dadar buatan Papa Queen, enak" Ucap Rindu.
"Itu pait mbak, nggak enak, iya kan Ma"
"Sapa bilang nggak enak, enaklah, ni Mama makan juga" kuminta Mas Jaya menyuapi.
"Enakkan, buktinya Mama makan" Ucapku sambil mencubit pipi Queen.
Queen lalu meminta Papanya juga menyuapi dia dan aku. Selesai makan Queen dan Rindu main di ayunan.
Aku sendiri naik keatas mempersiapkan baju kerja dan keperluan buat Mas Jaya.
"Zahra, bisa tolong pakaikan dasiku"
Aku yang saat itu sedang membereskan tempat tidur, segera memakaikan dasinya.
"Aku boleh membawa anak-anak ke Tempat Ratna?" Tanya Mas Jaya dengan suara pelan, dan penuh dengan kehati-hatian.
"Aku yang akan antar Rindu ketemu Mamanya, kamu ingin Mbak Tia ketemu Rindukan?!"
Mas jaya langsung diam, ditatapnya mataku.
"Aku nggak bermaksud membohongimu Zahra, percayalah" Digenggamnya kedua tanganku yang sudah selesai memasang dasinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUAMIKU
RomanceZahra Anggraini seorang wanita yang masih sangat belia. Dia baru saja menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas. Tidak pernah sekalipun terlintas dalam benaknya akan menikah diusia yang sangat muda. Menikah dengan Heru Sanjaya, pria muda yang...