Aku segera menyelesaikan mandiku. Sementara Mas Jaya masih di kamar mandi, aku belum Shalat Magrib, sementara waktu Magrib hanya sebentar." Mas, kamu udah mandinya, ayo kita Shalat. "
" Kamu duluan sayang. Maaf aku nggak bisa imamin shalat kamu"
Nggak ingin menunda waktu shalat yang hanya sebentar aku segera memakai mukena untuk melakukan Shalat Magrib.
Selesai Shalat aku masih nggak melihat Mas Jaya di kamar.
" Mas kamu masih di kamar mandi?" Sedikit mengeraskan suaraku, untuk memanggilnya.
" Iya sayang, kamu kemari sebentar dan jangan lupa bawakan aku handuk nya. "
Bergegas aku ke kamar mandi dan ku lihat dia masih berdiri di kamar mandi.
"Mana handuk nya?" Tanya Mas Jaya begitu aku datang menghampirinya.
segera ku sodorkan handuk kepadanya.
" Sayang aku kembali ke kamar dulu, aku nggak mungkin Shalat pakai handuk aja kan, selesai shalat aku kembali kesini."
" kamu keluar cuma pakai handuk gini? "
" Apa kamu mau aku kembali ke kamar tanpa handuk?" Sambil dia mengedipkan matanya.
" Genit kamu. Udah-udah kamu keluar sana nanti kamu tinggal lagi Shalatnya."
Kudorong tubuhnya untuk segera keluar dari kamar.
"Tok Tok tok"
Terdengar pintu kamar diketuk. Begitu membuka pintu kulihat Mas Jaya yang berdiri didepan pintu.
" Sayang, kunci kamarku ada di atas meja. tolong ambilkan."
Dia berusaha masuk, tapi tubuhnyaku tahan.
" Kamu diluar aja, biar aku ambilkan nanti kamu nggak jadi Shalatnya." Lalu kututup pintu kembali.
Aku membuka pintu dan menyerahkan kunci kamar nya. dan pintupunku tutup kembali.
" Tok tok tok!!!" Sekali lagi pintu kamar kudiketuk
" Kamu mau apalagi mas, udah shalat sana yang lain tinggalkan dulu." Ucapku pada mas Jaya begitu aku tau bahwa dia yang mengetuk pintu kembali.
"Sayang aku nggak mau masuk, di sebelah sana ada wanita yang sedang memperhatikanku, lihatlah. " Ucapnya sambil mengarahkan jari telunjuknya kearah lorong untuk menuju lift.
Aku sedikit mencondongkan badan untuk melihat situasi disekitar lorong kamar.
" Ngak ada siapa-siapa. Bohong aja kamu. udah sana."
Sebelum aku menutup pintu, dia memanggilku lagi..
" Sayang."
Begitu aku menoleh kearahnya, dia menarik wajahku dan mengulum bibirku. sampai aku benar-benar susah bernafas dibuat nya.
" Makasih sayang. " Lalu dia pergi meninggalkanku dengan wajah penuh kemenangan.
Aku cuma bisa tersenyum melihat tingkahnya, dan segera menutup pintu kembali.
Kulangkahkan kaki menuju tempat tempat tidur, tapi belum sampai HP ku yang diatas meja berbunyi. "Tante Maya"
Nggak tau berapa lama aku ngobrol dengan Tante Maya, sampai aku mendengar seseorang mengetuk pintu kamar.
Dengan alasan nggak ingin mengganggu Tante Maya mengakhiri sambungan telponnya.
" Lama banget sih buka pintunya. Aku dah dari tadi ngetukin pintu kamu." Ucap Mas Jaya begitu aku membuka pintu, sambil melangkah masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUAMIKU
RomantikZahra Anggraini seorang wanita yang masih sangat belia. Dia baru saja menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas. Tidak pernah sekalipun terlintas dalam benaknya akan menikah diusia yang sangat muda. Menikah dengan Heru Sanjaya, pria muda yang...