Part 11

8K 334 3
                                    

Ini hari kedua aku di Bali dan ini juga hari terakhir raker, segala Puji dan syukur kuucapkan kepada Illahi, Allah memberikanku kebaikan yang tiada tara, pagi ini aku merasakan suasana hati yang baik.

Kuaktifkan kembali HP, MasyaAllah terlalu banyak notifikasi yang masuk, tapi satupun nggak ada yg ingin aku buka. sampaiku dengar nada notifikasi yg berbeda, aku tau itu pasti dari Mas Jaya, tapi tetap aku nggak ingin membukanya.

Setelah semua aku rasa beres, aku keluar dari kamar. Aku turun ke loby hanya sekedar ingin memesan coklat panas, dan roti bakar.

Sengaja aku memilih duduk sendiri. Hanya ingin menikmati hari saat ini. Jarak tiga meja dari tempatduduk ku, aku melihat Mas Jaya dan beberapa staff yang ada sedang duduk bersama.

Dari kejauhan Mbak Ratna melambaikan tangan, dan menghampiri ku.

" Pagi Zahra, waw.. cantik sekali kamu pagi ini aku harap mood mu juga lagi baik ya. Oh iya, aku ingin memberi sesuatu "

Kulihat dia mengeluarkan sebuah kotak kecil dari dalam tas nya.

" Zahra, ini hadiah ku buat kamu, hadiah pernikahan kamu."

Dia menyerahkan kotak itu langsung ketangan ku.

" Maksud nya apa Mbak? "

" Aku nggak tau kalau kamu istrinya Heru, Heru sengaja mengajak meeting di sini, karena dia baru saja memulai mengembangkan usahanya disini. Melihatmu keluar dari kamar nya kemarin aku sempat memarahinya, aku bilang bahwa kamu adalah wanita bersuami, jangan pernah sekali-kali melecehkan bawahanku. Jawaban Heru membuat aku hampir shock."

Dibulatkannya matanya, sambil memegang dadanya.

" Aku bahagia dia menemukan wanita seperti kamu Zahra, rawat dan jagalah dia, dia orang yang baik. kurangnya dia hanya sulit terbuka saja. Meskipun aku mengenalnya sejak lama, tapi jujur nggak pernah tau apa kemauan nya, karena untuk pribadinya dia benar-benar sangat tertutup, satu-satunya wanita tempatnya bercerita adalah ibu nya."

Sambil Mbak Ratna mengelus pundakku.

Aku hanya tersenyum saja dengan perlakuannya. Memoriku teringat akan cerita Mas Jaya malam itu tentang temannya. Inikah wanita yang pernah diceritakan nya. Lamunanku buyar karena
Seorang pelayan menghampiri kami, mengantarkan pesanan makanan yang kupesan tadi.

Namun karena aku berdua dengan Mbak Ratna, aku urungkan niat untuk sarapan sendiri, pelayan itu ku suruh mengantarkan ke meja dimana Mas Jaya duduk, dan aku memesan lagi, begitu juga dengan Mbak Ratna.

Sambil menunggu pesanan kami tiba, aku dan Mbak Ratna bercerita sambil sedikit bercanda. Sampai akhirnya dia bercerita tentang dirinya, dan tentang paksaan untuk Mas jaya menikahi nya.

Namun karena Mbak Ratna, saat itu menganggap bahwa mas Jaya pembunuh Andi dia sangat membencinya, dia menolak permintaan orang tuanya, terlebih Mas Jaya pun tidak mau.

Namun rasa benci itu menghilang setelah tau bahwa bukan dia pelakunya pembunuh Andi.

Dia juga menceritakan kenapa perusahaan ini bisa berpindah tangan ke Mas Jaya. Tanpa bantuan Mas Jaya dia pasti sudah jadi gembel saat ini.

" Selamat pagi Bu Ratna, selamat pagi Zahra, anda terlihat cantik sekali pagi ini dengan kemeja kuning itu, wajah kamu terlihat cerah dan mempesona."

Ucap Fajar yang menghampiri meja dimana aku dan Mbak Ratna duduk, dan dia juga memilih bergabung bersama kami.

Aku hanya membalas ucapannya dengan senyum yang dipaksakan.
Kulihat Mas Jaya menoleh ke arah kami. Posisi duduk nya pun digeser biar lebih leluasa memandang ke meja kami.

SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang