Part7

7.4K 349 8
                                    


Siang itu Tante Maya main ke rumahku.

" Kamu kenapa nggak kabari Tante kalau mau pulang ke rumah Nini. Tante kan bisa titip sesuatu buat mereka." Ucap Tante cantikku itu.

" Akki banyak cerita tentang Jaya, terutama sama Ibumu, yang  masih nggak suka dengan menantunya itu."

Ibuku memang belum bisa menerima secara ikhlas kalau aku menikah muda, dia ingin aku kuliah, bekerja. Terutama dia nggak terima kenapa harus Mas Jaya yang melamarku, dimatanya Mas Jaya tetaplah seorang preman, yang nggak punya masa depan.

Kedatangan Tante Maya hari ini, selain silaturahmi, dia juga ingin mengajakku untuk bertemu dengan temannya, sekaligus rekan bisnisnya. Setelah minta izin dengan Mas Jaya aku dan Tante Maya Ahkirnya
pergi.

Pertemuan itu diadakan di Cafetaria yang ada di salah satu Mall yang dekat dari rumahku.

Sambil menunggu teman Tante Maya, aku memesan makan dan minum. Mumpung ada yang bayarin. xixiii..

Tidak perlu waktu lama untuk menunggu sang rekan. Seorang wanita muda, cantik, energic, dan menurutku cukup mempesona, dan sangat anggun. Aku jadi iri akan kecantikannya.

" Ini siapa May? " tanya wanita yang dihadapan kami sambil tersenyum ramah.

" Oh, iya nih kenalin, keponakanku yang paling cantik." sambil dia menyikut sedikit bahu ku.

" Ratna."  dia mengulurkan tangannya, dan aku pun menyambut uluran tangannya sambil menyebutkan namaku.

Entah dari mana alur nya, akhirnya pembahasan sampai kepada kehidupan masing-masing.

Sampai akhirnya Mbak Ratna menawarkan ku pekerjaan sebagai sekretaris di perusahaannya. Tapi ku tolak dengan mengatakan bahwa aku sudah menikah, dan segala sesuatu harus dirembukkan dahulu dengan suami.

Dia tidak keberatan dengan apa yang kukatakan, saat ini dia memang membutuhkan seorang Sekretaris, karena Sekretarisnya akan melakukan izin cuti melahirkan.

Sehabis makan malam, aku dan Mas Jaya sedang nonton film action.

Aku dikegatkan dengan suara HP yang  berdering. Kulihat  panggilan dari " Tante Cantiq Q".

" Assalamualaikum, Za, Ratna serius nawarin kamu pekerjaan, kesempatan cuma sekali Za, nih langsung aja ngomong sama orang nya " Ucap Tante Maya dari sebrang.

Lalu telpon disambungkan secara paralel.

" Gimana Za?, udah dibicarakan?" tanya mbak Ratna tanpa basa basi.

" Saat ini saya sangat butuh Zahra, kalau kamu oke, besok kamu boleh langsung kerja, nggak usah bawa CV atau lamaran apapun. " Ucapnya lagi.

" Oke mbak, saya bicarakan dulu, lima menit lagi saya kabari. "Jawabku sambil menutup telpon.

Kupandang wajah Mas Jaya yang duduk disampingku.

" Hemmm.. Mas, aku boleh bekerja?" Tanyaku sedikit ragu.

" boleh." Jawabnya singkat.

"Aku akan mendukung apapun yg kamu lakukan jika itu baik. Lagi pula kamu di rumah sendirian. Kalau kamu ada kegiatan mungkin akan lebih baik. "  ucapnya lagi.

" Jadi benar kamu izin kan?"

" aku izin kan, dan alasan aku izinkan karena Boss nya juga seorang wanita. " Ucapnya dengan senyum mengembang.

"Dari mana kamu tau dia wanita?" aku bertanya dengan sedikit heran.

"Karena kau memanggilnya Mbak, bukan mas, ataupun Pak." Lalu dia menarik hidungku.

SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang