🍁🍁🍁🍁
Aku terbangun pukul empat pagi. Hari ini aku akan membuat sup ikan untuk Queen dan Rindu, aku memang lebih membiasakan mereka untuk makan ikan dibandingkan ayam atau daging.
Disaat lagi asik memasak, aku dikagetkan bahkan sampai menjerit dengan keberadaan Queen yang memegang bajuku dari belakang.
Sempat aku berfikir tunyul dari mana yang sedang menggangguku."Mama" Panggilnya padaku.
Segera kumatikan kompor, dan membawanya duduk didekat meja makan. Merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.
"Sayang Mama udah bangun aja, mau minum susu?"
Queen hanya menggeleng. Dia lalu meletakkan kepalanya didadaku. Kubelai rambutnya, sambil bersalawat. Mungkin karena nyawanya belum kumpul semua, makanya dia hanya diam.
Tidak berselang lama, dia mulai menjauhkan kepalanya dari dadaku.
"Mama Queen lapar"
"Minum susunya" Ucapku padanya.
"Queen lapar Mama, nggak haus"
Aku tersenyum mendengar ucapannya.
"Mama, lupa sayang, kalau kita minum berarti haus ya, bukan makan"
Diapun langsung ikut tersenyum.
Kubiarkan dia duduk diatas meja makan, sambil aku menyelesikan masakan yang sempat tertunda tadi.
"Nanti setelah anak Mama mandi, kita tempat Nenek ya" Ucapku pada Queen.
"Nggak mau, Kakak Dinda suka cubit Queen" Jawabnya polos.
"Kakak Dinda nggak akan cubit Queen, kalau anak Mama nggak cubit duluan" Ucapku sambil mematikan kompor, dan menuangkan sedikit sup yang sudah matang kedalam mangkuk, biar cepat dingin.
Lalu kudekati putriku yang sedang menjawab ucapanku.
Dia, jambak rambut Queen duluan, Queen nggak boleh main dengan dia, dia cuma teman Mbak aja"
Kuperhatikan dia berbicara dengan gaya tubuh yang dipraktekkan sesuai dengan ucapannya.
' Kamu cerdas Queen' Ucap hatiku.
"Kalau gitu, hari ini, Mama main sama anak Mama boleh apa nggak?" Tanyaku sambil mentoel ujung hidungnya.
"Enggak" Jawabnya sambil menggigit bibir dan menunjukkan dua gigi serinya.
"Enggak?! Jadi Mama main sama siapa dong?"
Dia coba berfikir dan lalu memandangku kembali.
"Dengan siapa?" Tanyaku kembali sambil mendekatkan wajahku kewajahnya.
Dilingkarkan tangannya dileherku.
"Iya deh sama Queen aja, sama Mbak juga ya" Jawabnya lalu menciumi wajahku.
Setelah merasa sup yang sempat kusisihkan untuk makan Queen sudah dingin, aku lalu memberinya makan.
Selesai semua menjalankan Ibadah pagi itu, aku membawa Queen dan Rindu main di halaman. Udara segar tanpa tercemar polusi benar-benar kurasakan sejak tinggal disini.
Aku membiarkan mereka berdua bermain, saling kejar dan saling menggelitik satu sama lain. Aku cukup memperhatikan mereka sambil duduk dilantai teras rumahku.
"Bahagia banget kamu lihat mereka" Suara Mas Jaya mengagetkan, lalu duduk disebelahku, dan mencium kepalaku.
"Tangan kamu udah gimana Mas?" Tanyaku padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUAMIKU
RomanceZahra Anggraini seorang wanita yang masih sangat belia. Dia baru saja menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas. Tidak pernah sekalipun terlintas dalam benaknya akan menikah diusia yang sangat muda. Menikah dengan Heru Sanjaya, pria muda yang...