Part 57

4.6K 277 13
                                    

Tiga hari sudah, aku memulai aktifitas baru. Satu jam sebelum jam makan siang, aku udah sampai di kantor Mas Jaya.
Sama halnya dengan hari ini, aku sampai ke kantor Mas Jaya tepat pukul 11.00.

Disaat baru melangkahkan kaki memasuki pintu loby, kudengar ada suara yang memanggil namaku.
Pada saat aku menoleh, terlihat wajah seorang pria tampan, yang tak lain adalah salah satu Klien perusahaan ini.

"Pak Remon" Ucapku pada saat dia sudah mendekat.

"Kamu masih ingat dengan saya? apakah kamu kembali bekerja disini?" Tanya nya dengan senyum mengembang.

Aku hanya menjawab pertanyaannya dengan senyuman. Dan berjalan beriringan dengannya menuju ruangan Mas Jaya.

Sesampai di depan ruangan Suamiku itu, tak lupa aku mengetuk pintu, dan meminta izin untuk masuk, dan juga mengatakan ada tamu yang datang ingin ketemu Mas Jaya.

Setelah mempersilahkan Mr. Remon masuk, aku memilih untuk masuk keruangan Ika, untuk bertemu sahabatku itu. Makluklah meski sudah tiga hari berturut-turut ke kantor ini, aku belum semapt bertemu dengannya, karena kesibukannya.

"Zahra!" Uacapnya memanggil namaku, pada saat aku membuka pintu ruangan kerjanya.

Kulangkahkan kaki menuju mejanya, dan memeluknya sesaat, lalu duduk dikursi yang ada dihadapa Ika.

"Semakin sibuk semakin cantik aja" Ucapku pada Ika.

"Biasa aja. Maaf ya, selama kamu di Jakarta aku belum bisa main ke rumahmu, Pak Boss selalu menyuruhku menangani proyek diluar kota terus" Ucapnya sambil tertawa.

Rekan kerja Ika adalah wanita yang ku temui di toilet beberapa hari yang lalu. Yang membicarakan atasannya, lebih tepatnya Mas Jaya, bahwa beliau adalah orang yang pemarah, berbeda dengan atasan sebelumnya.

Ika memperkenalkan aku pada wanita tersebut.

"Ren, kenalkan ini Ibu Zahra, dulu beliau bekerja disini, dan beliau adalah Istri Pak Heru"

Mendengar ucapan Ika, dia menundukkan wajahnya.

"Saya minta maaf, atas kelancangan saya ditoilet kemarin Bu" Wanita yang bernama Reni itu meminta maaf menunjukjan rasa penyesalannya.

"Nggak usah difikirkan, saya berterima kasih malah"

Ika bertanya kenapa aku nggak keruangan Mas Jaya. Dan aku menjelaskan kalau dia sedang bersama Pak Remon.

"Sepertinya Pak Remon punya hati sama lu Za" Ucap Ika.

"Itu perasaan lu aja, diakan memang orang yang ramah dan supel"

"Berkali-kali beliau meminta nomor HP lu, tapi gue bilang aja, kita putus kontak" Ucap Ika lagi.

Aku hanya tersenyum mendengar cerita Ika.

Aku tau Pak Remon memang menaruh hati,  dan itu sudah pernah diutarakannya, pada saat aku dan dia beberapa kali melakukan peninjauan lokasi kerja, dan aku sudah menolakknya dan mengatakan bahwa aku wanita yang sudah bersuami.

kedatanganku ke ruangan Ika juga, adalah salah satu alasan untuk menghindari Pak Remon, dan nggak ingin membuat Mas Jaya berfikir yang bukan-bukan.

Hampir satu jam aku berada di ruangan Ika, dan aku memutusan untuk keruangan Mas Jaya, setauku Pak Remon bukan orang yang suka berlama-lama di kantor orang lain, apalagi menjelang waktu makan siang begini.

"Mas, kam.." Ucapanku terputus karena kulihat Pak Remon sedang duduk membaca koran, di salah satu sofa.

"Maaf Pak, kalau saya lancang" Ucapku dan pada saat aku berbaik, Pak Remon memanggilku.

SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang