====>>>
Aku tau bahwa Mama Mertuaku sangat menyayangi putranya, terbukti dengan dia memasak apa yang menjadi kesukaan anaknya.
Aku akan belajar seperti kamu Ma, kelak akupun akan menjadi seorang Ibu, membesarkan anak-anak dengan cinta dan kasih sayang.
Seperti apapun putramu, kamu tetap menyayanginya meskipun dalam diammu.
" Perutku kenyang banget sayang, aduh..... sakit banget rasanya."
Kulihat Mas Jaya sedikit susah bernafas.
Perlahan dia jalan keruang TV. Aku sempat tertawa lihat dia berjalan sambil memegangi perutnya.
" Kamu ngetawain aku!"
" kamu baru kekenyangan makanan nggak sampe jumlahnya dua kilo udah nggak sanggup jalan, gimana seperti aku."
Disandarkannya badannya didinding, Wulanpun duduk disampingnya.
" Abang mau makan lagi nggak?" Perlahan Wulan menyuapkan puding mangga kemulutnya sendiri.
" Enak loh Bang, ini mangga kita sediri." Ucap Wulan.
"Kamu mau membunuhku!"
"Ambil bantal Lan, dah nggak kuat Abang jalan lagi." Ucap Mas Jaya pada Wulan dengan sedikit meringis menahan sakit perutnya.
Melihat dia meringis seperti itu aku juga nggak tega melihatnya.
Wulan udah datang membawa beberapa bantal." Dek, tolong ambilkan tas Kakak di Kamar, maaf ya kalau ngerepotin." Ucapku pada Wulan.
Mama pun datang menghampiri, melihatnya merintih menahankan sakit.
"Kenapa dia?" Tanya Mama.
" Kekenyangan, jadi sakit perutnya Ma." Jawabku.
" Itu bukan kekenyangan aja, tadi itu ikannya kepedesan, cabe yang dipakai juga cabe rawit semua. Mama nggak nyangka dia akan habisin semuanya."
" Trus gimana dong Ma?" Tanyaku sedikit khawatir.
" Kasih minyak angin aja." Jawab Mama.
Kudengar Mas Jaya masih merintih merasakan sakit diperutnya.
" Ayo ke kamar aja biar aku obati."
" Aku nggak kuat jalan Zahra, disini aja." Ucapnya dengan lirih.
" Geseran kesudut ya, siapa tau Wulan atau yang lain mau nonton."
Kunaikkan sedikit bajunya, untuk mengoleskan minyak telon diperutnya.
" Jangan pakai minyak telon, aku nggak suka baunya." Disingkirkannya minyak telon dari tanganku.
"Trus pakai apa?" Tanyaku.
" Minya zaitun kamu aja." Ucapnya pelan, masih dengan merintih menahankan rasa sakit.
" Mana ada minyak zaitun menghilangkan rasa sakit."Ucap Ulan Menimpali ucapan Mas Jaya.
Diambilnya botol Minyak dari tanganku, dilemparkannya ke arah Wulan.
" Udah nggak usah berantem. Emang benar kata Ulan" Sambil kupukul perut Mas Jaya yang sedang kuolesi minyak.
Dimiringkannya tubuhnya kearahku, diletakkanya tangannya diatas pahaku, masih terdengar suara rintihannya, tapi sudah nggak merintih sekuat tadi. Perlahan suara rintihannya hilang.
"Tidur Kak?" Tanya Wulan.
" Sepertinya." Jawabku.
Akupun berdiri karena udah terlalu pegal pinggangku rasanya duduk berlama-lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUAMIKU
RomanceZahra Anggraini seorang wanita yang masih sangat belia. Dia baru saja menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas. Tidak pernah sekalipun terlintas dalam benaknya akan menikah diusia yang sangat muda. Menikah dengan Heru Sanjaya, pria muda yang...