Sore itu aku pulang dengan Ika, sehabis makan siang Mas Jaya harus ke kantor polisi untuk memberikan kesaksian." Lu dari tadi diam aja Buk, Lagi mikirin apa?" Tanya Ika yang sedang mengemudikan motornya.
" Nggak apa-apa, gue cuma mikir, gue naik kura-kura apa naik motor sih, perasaan lama banget." Jawab ku.
"Sialan lu, kalau nggak mikirin bawa bumil mah gue dah ngebut kali."
Maaf Ka, nggak semua yang ada dalam hidup gue harus gue ceritain ke lu, sebab memang ada ruang privasi yang nggak bisa gue umbar kesiapapun. Tapi bukan berarti gue nggak menghargai kepedulian lu ma gue.
Setelah menurunkan aku didepan rumah Ika langsung pulang, aku langsung masuk rumah dan menuju kamar untuk membersihkan diri. Selasai mandi dan berpakaian aku langsung turun untuk menyiapkan makan malam.
" Ibu sejak hamil tambah cantik aja sih Bu." Ucap Bi Ijah dengan menyunggingkan senyum.
" Jangan bilang Bibi minta naik gaji ya." Balas ku sambil sedikt tertawa.
" Sejak sama Ibu saya bisa lihat senyum Bapak, atau dengar Bapak tertawa, dulu mandang pun saya nggak berani Buk."
" Wah Bibi dah mulai jelekin suami saya."
Seketika raut wajah si Bibi agak berubah." Udah nggak usah dipikirkan, saya bercanda, maaf ya Bi." Sambilku usap pelan lengannya.
Selesai masak dan Shalat Magrib aku minta Bi Ijah menemaniku untuk nonton TV.
"Bi, Bibi bisa kerja sama Bapak dari mana? Lewat Yayasan?" Tanyaku untuk membuka permbicaraan.
Kulihat Bi Ijah seperti enggan untuk bicara.
" Ya sudah kalau nggak mau cerita." Ujarku sambil tersenyum.
" Maaf Bu, bukan nya nggak mau cerita, nanti saya salah bicara Ibu bilang saya jelekin Bapak." Lalu dia menundukkan kepalanya.
"Omongan saya tadi jangan diambil hati, sayakan udah minta maaf."
" Saya dulu ikut Non Ratna dan Bapak karena Bapak pindah rumah saya diajak ikut ke rumah Bapak."
"Bapak sama Bu Ratna pernah tinggal serumah?" Tanyaku dengan mengernyitkan dahiku.
" Apa Ibu nggak tau kalau Bapak kerabat jauh dari pihak Ibu Non Ratna?" Ucap Bi Ijah dengan polosnya.
Aku yang mendapat pertanyaan seperti itu langsung diam."Bi, anaknya Bu Ratna kemana? kalau Bu Ratna dulu pernah hamil berarti anaknya sekarang pasti sudah remajakan?"
" Ibu tau kalau Non pernah hamil."
" Bapak pernah cerita."
" Non keguguran." Jawab Bi Ijah singkat.
Kudengar suara mobil memasuki halaman rumah. Pembicaraan ku sama Bi Ijahpun kuhentikan.
" Jangan cerita sama Bapak apa yang kita bicarakan ya. Saya mohon." Pintaku sama Bi Ijah, dan dia membalas dengan anggukan.
Kudengar Mas Jaya mengucapkan salam, dan membuka pintu depan." Kamu dah makan sayang?" Tanya Mas Jaya begitu melihatku diruang tengah, lalu mengecup puncak kepala ku.
" Belum, nungguin kamu. Kamu mau mandi atau makan dulu Mas? Aku masak tadi." Sambil membuka dasi yang dipakainya.
" Makan aja, kalau udah masak, habis itu kamu ganti baju, aku mau ajak kamu jalan-jalan, anggap aja kita mau kencan, kitakan nggak pernah pacaran." Ucapnya sambil mecolek hidungku.
" Kamu ganjen amat sih, dah tua kamu, nggak pantes pacaran."
Dia hanya membalasku dengan senyumannya yang menawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUAMIKU
RomanceZahra Anggraini seorang wanita yang masih sangat belia. Dia baru saja menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas. Tidak pernah sekalipun terlintas dalam benaknya akan menikah diusia yang sangat muda. Menikah dengan Heru Sanjaya, pria muda yang...