(4)

622 45 17
                                    

Kenapa?

Aku tidak bisa menghilangkan namanya dari hatiku?

Kenapa?

Aku tidak bisa menghilangkan bayangan wajahnya dari pikiranku?

Dia selalu menghantuiku.
________

27, Desember 2019

Quinza

Rintikan hujan menyentuh permukaan kulit tubuhku, di saat awan kelabu menyelimuti langit nan biru.

Sinar matahari meredup, menghilang tertutupi awan kelabu di saat air hujan turun menyelimuti bumi.

Singgah di bawah pepohonan yang rimbun untuk berteduh.

Di pinggir jalan raya beraspal, yang beberapa meter dari tempatku berdiri kini.

Terlihatlah bangunan sekolahanku yang sudah ramai di penuhi murid yang berjalan memasukinya, dengan membawa payung sebagai tempatnya berteduh.

Genangan air hujan terpijak oleh sebuah roda mobil, yang kini cipratannya mengenai baju seragamku.

Inginku berteriak dan memaki sang pengendara mobil.

Tetapi telat sudah karna mobilnya sudah menghilang di ujung sana.

"Hey..." Sapanya

Tersenyum datang menghampiriku, lalu dia menyodorkan sebuah payung yang di pegangnya.

Dia bernama Ramon Adinata, kakak kelas dan sekaligus satu kelas dengan pangeranku. Selain Pangeranku Ramon juga salah satu Cogan di sekolah. Namun aku tidak menyukai Cogan yang terlalu mirip kayak orang Cina seperti pemuda yang sekarang berdiri di depanku ini yaitu Ramon Adinata. Bagiku dia terlalu Cantik untuk menjadi seorang lelaki.

Dua buah payung di bawanya sekaligus.

Sebelah tangannya yang satunya lagi di jadikan sebagai penompang payung yang kini menjadi tempatnya berteduh.

"Terimakasi."

"Seragam lo kotor?"

"Mmmm... ia tadi." Terputus di saat ia menyela perkataanku

"Sebaiknya kita ke koprasi mungkin ada seragam yang masih di jual."

Kemudian dia menarik tanganku, untuk mengikuti langkahnya.

Aku memang tidak terlalu mengenalnya, tapi entah kenapa hari ini tiba-tiba saja dia datang menghampiriku.

Dengan dermawannya dia membeli seragam untukku, dan memintaku untuk mengganti seragamku yang kotor.

"Bisakah lo mengganti seragam lo? tidak mungkin lo masuk ke dalam kelas dalam keadaan seperti itu."

Aku tersenyum canggung merasa tidak biasa pada orang yang tiba-tiba saja baik padaku, seakan-akan kita sudah saling mengenal. Memang aku tahu dia namun kita hanya saling berpapasan saja tanpa bertutur sapa seperti sekarang ini.

KADO TERAKHIR (END, Masih Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang