(29)

227 24 7
                                    

Kebahagiaan yang kamu ciftakan
Mampu membuat keraguan di hati menghilang.

Tawa dan candamu mampu memberikan kehangatan dalam jiwa.

Aku membutuhkan dan menginginkanmu di setiap hariku,
Inginku berada di dalam duniamu,
Inginku selalu bersamamu untuk selamanya.

Karena
Hanya kamu yang bisa membuatku bahagia.
______

Quinza

Dalam setengah kesadaran, merasakan adanya sebuah cahaya dari balik kelopak mataku yang masih tertutup rapat.

Aku merasa sangatlah terganggu oleh cahaya itu karenanya tidurku menjadi tidak nyaman.

Kepalaku terus bergerak mencari posisi ternyaman agar dapat terhindar dari cahaya, yang ku yakni jika cahaya itu berasal dari sinar matahari.

Pergerakan ku terhenti saat ku rasakan jika cahaya itu telah menghilang. Tapi sayangnya rasa kantukku sudah menghilang begitu saja.

Disaat membuka mata, aku melihat Elios berdiri di depanku sambil tersenyum manis.

"Apa cahaya sinar mataharinya membuatmu terbangun?"

"Haah"

Ternyata dia yang menghalangi cahaya itu dengan punggungnya.

Deegg..

Jantungku tersentak saat menyadari, tubuhku yang telanjang di bawah hamparan selimut tebal, kini ku tarik lebih atas lagi hingga sampai sebatas leherku.

Berusaha mengingat apa yang terjadi semalam, membuat kepalaku terasa sakit. Aku hanya mengingat dimana saat Alisya membuat pikiran serta perasaanku menjadi kacau, lalu tanpa berpikir panjang aku malah meminum-minuman bir, setelah itu aku tidak mengingat apa-apa lagi.

Kembali ku menoleh pada Elios, dia masih tersenyum melihatku. Membuat pikiran-pikiran overthinking muncul di kepalaku.

Kenapa kak Elios ada di kamarku sepagi ini?

Kenapa aku bisa telanjang?

Apa kami udah melakukan hubungan?

Bagaimana bila itu benar?

Nggak ini nggak benar, ya nggak mungkin!

Pikiran-pikiran negatif itu membuatku terus menggelengkan kepala berkali-kali. Sambil berkata.

"Nggak, nggak mungkin, aku nggak mau hamil" aku mengatakannya dengan suara yang kecil, tapi suaraku ini berhasil terdengar olehnya, hingga Elios menjawab.

"Siapa yang hamil? ooh..!" Terputus lalu berkata kembali saat dia mengerti maksud dari perkataanku.

"Pikiranmu terlalu jauh sayang, atau kamu ingin itu benar benar-benar terjadi?" Begitu tenangnya Elios berucap, sementara aku menelan ludah karena paniknya.

"Jadi apakah itu benar?" Tanyaku kembali.

Aku terbangun dengan posisi terduduk, kembali ku mengeratkan selimut tebal yang menutupi keseluruhan tubuhku yang telanjang.

"Kenapa reaksimu seperti itu, aku udah melihat semuanya, jadi jangan malu sayang!" Mendekatkan wajah tampannya sambil tersenyum lalu dia tertawa melihatku yang ketakutan.

"Apa aku terlihat menjijikan hingga kamu setakut ini?"

"A...aku.." Terbata-bata

Sial rasa gugup ku ini malah membuat suaraku tak kunjung keluar.

KADO TERAKHIR (END, Masih Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang