(46)

203 19 20
                                    

Dia Manusia?
Tapi
Berdiri tanpa bayangan.

Sulit untuk di tebak, dan
Sulit untuk di pahami.

Apa yang di duga belum tentu terjadi, dan
Apa yang terjadi belum tentu dapat di duga.

Sebenarnya siapakah kamu?
_____


Mengerjapkan kedua mata dengan berkedip berkali-kali melihat langit-langit kamar, mendapati diri yang sudah terbaring di kamar rumah sakit. Rasa tubuhnya terasa pulih kembali. Bergerak mengejangkan tubuhnya dengan mengerakkan kedua tangan ke atas.

Meringis saat terasa adanya sengatan kecil pada jarum impus yang menempel pada sebelah pergelangan tangannya.

Dia terbangun dalam posisi terduduk di pinggiran ranjang tempat tidurnya. Matanya membulat dengan mulutnya sedikit menganga melihat lantai penuh dengan kulit kacang berserakan dimana-mana. Dengan bingkisan kacangnya yang kosong kian terbang tertiup angin yang bertiup masuk melalui jendela dan pintu yang terbuka lebar.

Mengedarkan pandangannya melihat Elios, Ramon dan Maya tertidur bersampingan dalam posisi terduduk di sopa.

Dengan perlahan Quinza berdiri dan berjalan memijak lantai, memilah lantainya mencari celah tanpa adanya kulit kacang.

"Quinza"

Suara Alisya membuatnya menoleh.

Dengan tersenyum Alisya berdiri di depan pintu. Tadinya dia datang bertujuan ingin membawa Elios kembali ke kamarnya. Tapi sehubungan dengan Elios yang masih tertidur pulas dan Quinza yang sudah terbangun dia berjalan mendekati Quinza yang masih berdiri melihatnya denga memegang botol impusnya, Sambil berkata.

"Disaat lo pingsan, lo terus mengigau menyebut kulit kacang berkali-kali. Jadi Ramon pergi membeli beberapa bungkus kacang buat lo, tapi saat dia inget lo nggak suka sama kacang, merekapun menghabiskanya secara bersamaan, tanpa tersisa!" Tersenyum

Quinza menoleh pada Elios yang tertidur pulas di samping Ramon. Angin terus berhembus hingga membuat kulit kacanynya semakin berhamburan.

"Lo?"

"Gue tahu sebenarnya bukan ini kan maksud dari kata yang keluar dari mulut lo saat lo mimpi tadi, meski gue bukan temen lo, tapi gue tahu sedikit tentang lo, lo nggak akan nyebut sesuatu yang nggak lo sukai kan? Jadi gue pikir kulit kacang memang punya arti tersendiri dalam pikiran lo!"

"Lo datang bukan buat cari gue kan?" Pandangan Quinza terus tertuju pada Elios yang masih tertidur.

Alisya berjalan mendekati Elios.

"Saat dia tahu lo ada di rumah sakit, dia langsung datang tanpa peduli pada kondisinya!"

"Za" Panggilnya kembali.

Alisya langsung meletakan lembaran kertas terlipat di atas ranjang saat melihat Ramon terbangun dan Maya yang mengerakan tubuhnya dengan mengganti posisi tidurnya.

Setelah Mendekatkan telunjuk jari di permukaan bibirnya Alisya langsung pergi tanpa berkata apa-apa lagi.

Sikap Alisya membuat Quinza bingung akan sikapnya yang berubah bagaikan bunglon, berubah warna kulit saat melewati tempat dengan warna yang berbeda. Sedangkan alisya berubah saat kondisi dan keadaan menjadi ramai seperti sekarang, Ramon dan Maya sudah terbangun dari tidurnya.

Melihatnya membuka lipatan kertas yang di berikan Alisya padanya.

(Apa arti seekor burung, tidak bisa lagi terbang dengan bebas karena sayapnya terpatahkan?) Membacanya dalam hati.

KADO TERAKHIR (END, Masih Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang