(49)

161 18 15
                                    

Tidak ada manusia yang sempurna
Meski dia tampil dalam kesempurnaan
Pasti ada celah dalam kesempurnaannya.

Tidak ada kehidupan yang sempurna tanpa masalah
Masalah akan selalu datang menghampiri.

Teman bisa menjadi musuh, begitupun juga musuh bisa menjadi teman.

Jangan terlalu memikirkan sesuatu yang tidak mungkin,
Yang mungkin saja bisa terjadi,
Tanpa sepengetahuanmu.
_____


Quinza yang sedang asyik duduk di depan komputer dalam kamarnya sambil membalas Email yang masuk dari seseorang yang amat di kenalnya. Selama dua tahun Email yang selalu dikirimnya tidak pernah terbalaskan. Tapi kali ini dia membalasnya, membuat Quinza merasa bahagia. Karena fokus Quinza tidak menyadari kehadiran Adinda yang berdiri di depan pintu kamarnya yang terbuka lebar.

Berkali-kali Adinda mengetuk pintu kamarnya tapi Quinza tidak mendengarnya. Earphone yang menggantung di kepalanya menutupi kedua telinganya, dengan tubuhnya terlihat bergerak mengikuti irama musik yang di dengarnya. Sementara kedua tangannya dengan jari jemarinya terus bergerak menekan tombol-tombol Keyboard.

Adinda menghampirinya dan melepaskan Earphone di telinganya kian beralih menggantung di bagian lehernya. Refleks membuat Quinza mendongak melihat Adinda yang tersenyum ke padanya.

"Mama" Lirihnya

"Sayang ini sudah waktunya untuk pergi Cek-up, Elios sudah menunggumu di bawah"

"Kak Elios, siapa yang memintanya?"

"Siapa lagi kalau bukan Kakekmu!"

"Sejak kapan kakek mulai menyukainya?" Kesal Quinza.

"Bukankah dari sejak awal kakekmu sudah menyukainya?"

"Aku sudah meminta Maya untuk menemaniku, Jadi aku tidak akan pergi bersama kak Elios" Ucap Quinza kembali.

Adinda menghembuskan nafas beratnya merasa lelah akan sifat Quinza yang keras kepala.

"Lok kamu tidak mau Elios ikut mengantarmu, biarkan saja ketiga polisi itu ikut bersama kalian, agar mama dan kakekmu bisa tenang!"

Quinzapun menggaruk bagian belakang lehernya yang tidak terasa gatal sama sekali sambil kecengingiran menanggapi ucapan Adinda.

Pandangannya kembali menghadap layar monitor komputernya yang masih menyala, senyuman kembali mengembang melihat balasan Email dari orang yang sangat di kenalnya yaitu Andreas, teman semasa kecilnya dulu dari mulai sekolah TK, SD sampai dengan SMP.

Karena mengingat akan insiden yang terjadi mengharuskan mereka untuk berpisah dalam jangka waktu yang lama hingga bertahun-tahun lamanya, karena dirinya Andreas harus pergi ke luar negeri hingga tidak di sangkanya jika dia menetap di sana dengan waktu yang begitu sangat lama. Memang di akui Quinza jika Andreas bukan berasal dari indonesia melainkan dari tempat tinggalnya sekarang yaitu Prancis.

Menyadari reaksi perubahan pada putrinya, Adinda langsung menoleh pada layar komputer.

"Andre.." Spontan terucap dari bibirnya.

"Mama masih mengingatnya?" Tanya Quinza.

"Tentu saja, bagaimana mungkin mama bisa melupakannya!"

Tetesan air mata Quinza jatuh tanpa di sadarinya.

"Itu semua karna aku kan ma? Andaikan saja Reza tidak menolongku saat itu, mungkin saja sekarang aku sudah tidak ada lagi di dunia ini.."

Adinda memeluk erat putri kesayangannya." Sayang berhentilah untuk menyalahkan dirimu sendiri."

KADO TERAKHIR (END, Masih Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang