Dia
bagaikan Lilin
berdiri tegap nan gagah namun
akan meleleh di atas perapianmencair
lalu
padat kembali
dengan bentuk yang berbeda
tidaklah sama seperti sediakala.
____Beberapa hari kemudian setelah kejadian itu, hari- hari yang di lalui oleh Quinza kian normal kembali. Hingga tidak terasanya tiga bulan telah berlalu, terhitung dari semenjak kejadian dimana kasus Quinza yaitu percobaan pembunuhan terhadapnya yang sampai berkali-kali gagal terlaksanakan.
Sehubungan selama tiga bulan ini tidak ada lagi tanda-tanda yang terjadi pada Quinza maka. Pihak pengadilanpun memutuskan untuk menutup kasus Quinza.
____Setelah melihat putrinya berangkat kesekolah bersama ke empat teman-temannya yaitu Elios, Ramon, Maya dan Jimi. Adindapun masuk kedalam.
Langkahnya terhenti tepat di depan kamar Quinza dengan pintu kamar yang masih terbuka. Adinda masuk kedalam sembari mendengar suara Notifikasi dari handphone Quinza yang ternyata Quinza lupa membawa ponselnya.
Adinda yang tidak berniat untuk mengikut campuri urusan pribadi putrinya. Tapi karena insiden yang sudah terjadi membuatnya berpikir ulang. Mengharuskannya untuk mengetahui apapun yang di lakukan Quinza dan mengetahui keseharian putrinya seperti apa. Adindapun diam-diam sering bertanya pada Maya kegiatan Quinza di sekolah. Dengan terus meminta Elios serta Ramon dan juga Maya untuk menjaga Quinza.
Kali ini Adinda mengambil Handphone Quinza yang terletak di atas tempat tidur yang sudah tertata rapi. Karena salah satu maid sudah membersihkan dan merapikan kamar Quinza.
Senyuman Adinda terukir tatkala membaca notifikasi yang ternyata adalah pesan WhatsApp yang memberitahukan bahwa Lala sudah siuman.
____Setelah sesampainya mereka di sekolah. Ramon memberikan sinyal sebuah isyarat pada Maya dan juga Jimi untuk meninggalkan Quinza bersama Elios. Pergi menjauhi mereka, Ramon sengaja melakukan ini untuk memeberi ruang pada Elios berbicara berduaan dengan Quinza, yang di ketahuinya jika hari-hari ini Elios jarang di berikan kesempatan berbicara berdua dengan Quinza.
"Za" Panggil Elios saat sampai di depan kelas Quinza.
"mmm"
"Boleh bicara sebentar? tapi nggak di sini!"
"Bicara aja di sini!" Jawab Quinza.
"Za, aku"
"Stop"
Elios langsung terdiam sebelum katanya terselesaikan.
"Kak aku tahu apa yang mau kakak katakan, maaf kak aku nggak bisa." Lirihnya.
Elios tersenyum hambar, mengetahui Quinza yang tahu apa yang ingin di katakannya. Namun hatinya terasa sesak mendengar pengakuan Quinza secara langsung tanpa mendengar pernyataanya terlebih dahulu.
"Aku cinta sama kamu Za, nggak apa-apa lok emang kamu belum bisa nerima aku lagi, tapi paling tidak jangan pernah memintaku untuk berhenti berusaha dan berharap kamu bisa menerima aku lagi. Aku akan terus menunggu samapi kamu mau menerima aku lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
KADO TERAKHIR (END, Masih Lengkap)
Altele[Revisi secara bertahap, adanya perubahan dalam kosa kata] ketika TAKDIR berkata lain, Maka apapun bisa terjadi.