(39)

179 20 19
                                    

Hijaunya dedaunan
Akan mengering

Disaat tangkainya mulai layu
Akan jatuh terbawa angin

Lebur menjadi tanah
Kemudian terbang menjadi debu.
____


Ramon

Karena mendapat surat teguran dari pihak sekolah, akupun kembali ke kota. Terasa berat meninggalkan Quinza sendiri di villa. Mengingat akan hal-hal yang sudah terjadi membuatku merasa kawatir. Aku tidak ingin jika nantinya sesuatu terjadi secara tiba-tiba pada Quinza di saat aku tidak bersamanya. Jadi akupun membayar seseorang untuk mengawasi villa tanpa sepengetahuan Quinza.

Sejak beberapa hari berada di villa aku tidak pernah lagi mendengar ataupun mengetahui berita hal apa saja yang terjadi di kota, biasanya aku tidak pernah ketinggalan membaca koran atau menonton berita di televisi.

Sekarang berita yang ku dengar sangatlah mengejutkanku. Aku langsung pergi ke rumah sakit menjenguk Lala yang terbaring dalam keadaan koma.

"Ramon" Maya memanggilku dengan wajah terlihat sedih.

Berita ini sudah terekspos ke media. Menjadi berita terhangat saat ini. Seingat Elios yang memiliki latar belakang yang selalu menjadi perhatian publik, sudah tersebar luas dimana-mana.

Wartawan ada dimana-mana selalu mencari kesempatan untuk menggali sebuah informasi, sementara Elios kian berusaha untuk menghindari dan bersembunyi dari keramaian wartawan yang selalu saja mencari keberadaannya.

Sepulangnya dari rumah sakit aku pergi menemui tante Adinda dan kakek Lee. Menceritakan semua apa yang terjadi pada Quinza saat berada di villa.

Meskipun Quinza pernah melarangku untuk tidak memberitahukan ataupun menceritakan tentang kejadian itu pada siapapun. Tapi alangkah baiknya jika mereka mengetahuinya juga agar nantinya mereka bisa bertindak melindungi dan mencari solusi terbaik untuk melindungi Quinza.

Setelah menceritakan semua yang terjadi akupun pamit pada mereka untuk pulang ke kost meski tadi aku sempat melihat reaksi keterkejutan mereka, karena ceritaku yang mungkin saja menimbulkan tanda tanya di pikiran mereka.

Aku berharap jika mereka langsung pergi untuk menemui Quinza dan menemaninya di villa, jadi aku tidak akan menjadi kawatir lagi.

Langkahku terhenti melihat pertengkaran yang sedang terjadi antara tante Yanyan dengan suaminya Wong yee. Dari balik dinding menjadi penghalang hingga mereka tidak dapat melihatku.

"Aku tahu apa yang sudah terjadi 17 tahun yang lalu, kamu memanfaatkan situasi keadaan saat pamanku meminta seseorang untuk menggertak mereka. Sementara kamu malah membayar seseorang untuk membunuh mereka. Dengan kesempatan itu tidak ada yang tahu niat busuk mu. Dan harusnya kamulah orang yang di salahkan, tapi mereka tidak tahu jika kamulah yang telah melakukannya, dan seolah-olah menjdikan pamanku sebagai pelakunya, namun sayangnya rencanamu tidak berhasil. Sekarang Lee jong je sudah mati, bahkan kamupun menginginkan kematian Quinza!" Penuturan paman Wang yee membuatku tersentak.

"Memang akulah yang telah membunuh mereka. Karena Lee jong je tidak pantas untuk hidup di dunia ini. Dan tuhanpun setuju dengan apa yang aku perbuat hingga sampai saat ini tidak ada yang tahu kebenaran akan tentangnya."

"Kamu!"

"Tapi bukan aku yang ingin bunuh Quinza!"

"Kamu pikir bisa menipuku? kali ini aku tidak akan biarkan kamu menyentuhnya, meski kau istriku itu tidak akan berpengaruh untukku"

"Jika kamu terus berpikir demikian, maka aku aku berpikir kamu memang bodoh. Ingat Quinza tidak akan ku sentuh karena dialah satu-satunya pion untuk mencapai keinginanku."

KADO TERAKHIR (END, Masih Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang