(11)

466 33 8
                                    

Kadang kala orang yang mencintaimu adalah orang yang tidak pernah menyatakan cintanya padamu, karena orang itu takut jika nantinya kau berpaling dan menjauhinya dan bila suatu saat nanti dia menghilang dari pandnganmu kau akan menyadarinya jika dia adalah cinta yang tidak pernah kau sadari.
_____

"Napa lo nggak kasi tahu dia lagi jika lo masih cinta sama dia...?" Maya datang mendekati ramon saat quinza sudah masuk kedalam kelas.

"Quinza nggak bodoh may..!" Jawab Ramon dengan ulasan tatapan menyakinkan.

"Gue tahu, tapi..."terputus.

"Gue cinta dia dengan sederhana..!" Smrik senyuman terlampirkan di bibir Ramon

"Cinta dan sayang tidaklah sama..!" Ucap Ramon kembali.

"Apa bedanya?" Menimbulkan kerutan di dahi Maya

"Bila lo sayang seseorang, lo akan membiarkannya untuk memilih dan menerima apapun pilihanya. Sementara Cinta, lo akan selalu menunggunya dengan setia dan tulus." Ucap ramon panjang lebar.

Setelah berkata Ramon langsung pergi, namun Maya hanya diam dan terus menatap kepergian Ramon hingga dia masuk kedalam kelasnya.

Merasa hidup tidak adil dimana saat seseorang merelakan orang di sayangnya untuk orang lain, namun nyatanya hidup mereka tidaklah berbeda.

Terpaku pada takdir yang akan membawa garis hidup sesuai dengan kenyataan. Meski berusaha sebagaimanapun jika takdir berkata lain, semua yang dilakukan akan menjadi sia-sia. Tapi paling tidak mereka sudah berusaha.

Maya sudah merelakan perasaannya, karena tahu bahwa Ramon hanya melihatnya sebagai teman saja.

Maya trus memberi semangat dan mendorong Ramon agar trus mendekati Quinza, dan tidak menyerah pada keadaan yang memang sudah di ketahuinya Quinza tetap menyukai Elios, tapi apakah memang itu tulus dari dalam hati Maya atau malah sebaliknya?

"Sampai kapan lo akan nyakitin diri lo sendiri, sampai kapan lo akan seperti ini dan sampai kapan lo biarkan gadis yang lo cintai anggap lo sebagai penjahat?" Terdengarlah suara dari balik tembok.

"Sampai waktu, bisa menjawab semuanya." Jawaban seseorang yang di kenal Maya, sampai dia ingin mendengar kelanjutan dari percakapan mereka.

"Waktu? bila nggak ada usaha, semua keinginan nggak akan bisa tercapai. Jika nanti dia menjadi milik orang lain bagaimana?"

"Maka itu artinya dia bukan jodoh gue."

Suara yang terdengar dari balik dinding dimana tempat Maya berdiri saat ini.

"Elios" Dugaan Maya benar Suara itu berasal dari orang yang di kenalnya.

Mereka melihat Maya dengan ekspresi terkejut sama dengan halnya Maya saat ini.

"Apa lo denger omongan kami?" Jimi melontarkan pertanyaan.

"Tentu saja, gue nggak tuli." Serunya dengan nada sinis.

Mereka yang terdiam membuat hati Maya bergejolak menimbulkan ambisi ingin mengetahui siapa lagi gadis yang akan tersakiti olehnya.

"Gue yakin gadis itu bukan Quinza dan Lala, kasian banget ya cewek itu? Tapi siapapun dia, gue harap dia cepat sadar bahwa lo bukan cowok baik-baik."

"Berapa banyak lagi gadis yang akan lo patahkan hatinya Elios?" Tambahnya lagi.

"May, tolong jaga ucapan lo, elios bukan cowok seperti itu."

"Lalu dia cowok seperti apa?"

Elios yang terdiam langsung menarik sebelah tangan jimi lalu menariknya pergi untuk meninggalkan Maya. Maya kembali masuk kedalam kelas dengan wajah terlihat kesal.

KADO TERAKHIR (END, Masih Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang