(34)

178 18 12
                                    

Waktu tidak bermain dengan kehidupan,
Jika waktunya habis,
Maka kehidupan akan berakhir.

Bahagia tidak selamanya menghampiri
Jika nanti terjatuh,
Maka iklaskan saja.

Karna ini bagian dari sebuah permainan hidup.

Yang di sebut dengan Takdir.
____

Setelah cuti beberapa minggu Quinzapun kembali masuk ke sekolah. Setelah Elios mengantar Quinza masuk kedalam kelas ia bergegas pergi menuju rumah sakit. Dimana setengah jam yang lalu seseorang dari pihak rumah sakit mengabari jika Bundanya di rawat di rumah sakit dengan kondisi koma akibat pendarahan, karena kehilangan banyak darah. Kejadian ini di rahasiakannya agar tidak terdengar ke publik. Karena Elios tidak ingin jika bundanya terekspos ke media.

"Apa yang terjadi?" Tanya Elios setelah sampai di depan ruangan darurat. Melihat bik Ita pembantu di rumah bundanya langsung berdiri dari tempat duduknya di saat melihat Elios datang.

"Tuan muda, Nyonya ingin bunuh diri!" Ucapnya dengan nada penuh keresahan.

Emosinya kian memuncak seketika melihat nama yang tertulis di undangan yang di sodorkan bik Ita kepadanya serta dari penjelasannya karena inilah penyebab bundanya ingin bunuh diri.

Menggenggam erat telapak tangannya hingga undangan yang di pegangnya kian Teremas olehnya.

(Ingin sekali ku menghajar lelaki tua berengsek itu, tidak akan ku biarkan dia menikah semudah itu. Lihat saja sudahku persiapkan kejutan mengesankan untuknya, setelah kau menerima kejutanku, apa kau masih ingin menikahi wanita itu?)

Elios kini sudah berdiri di depan rumah, sembari untuk menemui ayahnya. Dengan mata berbinar dia masih menatap lekat rumah besar itu. Dimana rumah yang banyak menyimpan kenangan manis dari sejak dia lahir sampai akhirnya kejadian ini terjadi. Kenangan manis itu terasa tertelan oleh berjalannya waktu yang membuatnya kian berubah dan harus memilih jalan seperti ini mengorbankan perasaanya sendiri demi kebahagiaan bunda tercintanya.

Dengan berteriak keras memanggil nama ayahnya berkali-kali. Tidak perduli jika semua pelayan melihatnya dengan perasaan ketakutan melihatnya yang datang dan lansung berteriak keras.

Bukan ayahnya yang datang mendekat melainkan wanita yang akan menjadi status ibu tirinya.

Apa ini?

Aura yang terlihat dari wajah wanita itu terasa menghangat di lubuk hatinya. Elios yang memang tidak pernah bertemu secara langsung dengan wanita itu. Hanya bisa melihatnya dari kejauhan dan itupun hanya sekilas. Tapi saat ini Elios dapat melihat wajahnya dengan begitu jelas.

Bola matanya terlihat sendu, dia melihatnya seakan melihat seseorang kerabat yang sudah lama tidak di lihatnya.

Elios yang dapat membaca seseorang dari pergerakan tubuh maupun ekspresi wajah yang terlihat nampak di matanya. Jika wanita itu melihatnya seperti seseorang yang sudah lama di rindukannya.

Langsung di tepisnya telapak tangan wanita itu di saat akan menyentuh pundaknya.

"Jangan pernah bermimpi untuk bisa menikah dengan ayahku!"

"Kamu sudah tumbuh dewasa Ray?" Wanita itu berkata sambil tersenyum.

Elios langsung mengalihkan pandanganya pada ayahnya yang baru saja datang menghampiri.

Berusaha untuk mengendalikan diri, dengan menahan emosi. Eliospun tersenyum.

"Aku mendengar jika ayah akan menikah?"

KADO TERAKHIR (END, Masih Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang