(48)

169 13 14
                                    

Setelah beberapa hari kemudian Quinza dan Elios di perbolehkan untuk pulang ke rumah masing-masing.

Di karenakan insiden yang terjadi saat beberapa hari yang lalu, pihak kepolisianpun meminta tiga petugas polisi untuk menjaga Quinza secara langsung berbaur dengannya.

Quinzapun kian kembali bersekolah seperti sediakala, tentunya polisipun ikut andil dalam menjaga Quinza di sekolah yang sudah di izinkan oleh kepala sekolah. Tadinya kakek Lee ingin meminta izin kepada pihak sekolah agar Quinza bisa menerima materi pelajaran di rumah tanpa harus pergi ke sekolah. Tapi Quinza menolaknya, karena itulah kakek meminta Quinza mengabulkan keinginannya yaitu membiarkan Elios untuk tetap berada di dekatnya dan membiarkan Elios untuk mengantar jemput Quinza pergi ke sekolah.

Tadinya Quinza menolak dengan alasan sudah ada tiga polisi yang menjaganya, tapi kakek Lee terus mendesaknya dengan alasan tidak cukup untuk menjaga gadis seperti Quinza.

Quinza menyetujui permintaan Kakek Lee. Sudah dua hari mereka pergi ke sekolah bersama dan dua hari itupun dia sering menghindar dari Elios yang selalu saja menempelinya di saat jam istirahat, begitu juga dengan ketiga polisi, dengan susah payahnya Quinza mencari alasan agar ke tiga polisi itu tidak lagi mengikutinya ke sekolah dengan alasan jika Elios akan menjaganya dengan baik.

Karena kenyataan itu telah menimbulkan gosip tentang dirinya yang kian beredar di sekolah. Namun kini Quinza berhasil membuat ke tiga polisi itu tidak lagi mengikutinya sampai ke sekolah, maka gosip itupun beralih tema menjadi Elios yang mengejar cinta Quinza, namun Quinza selalu menghindar dari Elios. Jadi banyak murid yang beransumsi sendiri bahwa Quinza sudah tidak lagi menyukai Elios.

"Bagaikan karma, dulu Quinza yang mengejar cinta Elios, tapi sekarang terbalik Elios yang malah mengejarnya, sungguh tuhan itu maha adil!"

Suara bisik-bisik sekelompok siswi duduk melingkari meja sambil melihat Elios yang sedang merayu Quinza dengan kata-kata romantisnya.

"Si pangeran Es berubah jadi pelawak, haaahhaa!" Salah satu dari mereka berkata.

"Hmmm, memang cinta bisa mengubah segalanya!" Jawab salah seorang lagi.

"Cinta bisa mengubah IQ yang tinggi jadi rendah!" Jawab siswi yang satunya lagi sambil mengemut permen lolipopnya.

"Cinta itu memang aneh!" Jawabx lagi.

"Kalian ngomong apa? gue malah nggak suka liatnya, liat aja tampangnya seperti mayat berjalan."

"Bilang saja iri karena Elios nggak lirik lo sedikitpun!"

"Mereka pasangan yang serasi, Quinza cantik dan pintar.."

"Buat apa pintar kalau sering bolos?"

"Jika gue jadi Quinza, gue pasti akan nerima cintanya Elios dengan senang hati!"

"Tapi untungnya lo bukan Quinza!"

"Hemmm, betapa bodohnya dia!"

"Siapa yang bodoh? Malah gue lebih mendukug sikap Quinza yang sperti itu, Elios harus di beri pelajaran, agar dia bisa mengerti perasaan wanita"

"Ya benar"

Kata demi kata yang mereka lontarkan membuat kuping Quinza menjadi memanas mendengarnya.

"Hey kalian berisiiikk" Teriak Maya membuat mereka langsung terdiam.

"Sudahlah biarkan saja, nanti juga mereka akan bosan sendiri" ucap Quinza

Setelah bel pulang berbunyi seperti biasanya Elios sudah terlihat di depan pintu kelas Quinza, menunggu Quinza yang masih merapikan buku-buku pelajaran dan buku tulisnya memasukkannya ke dalam tas. Tanpa sadar terukir senyuman kecil di bibir tipis Quinza saat melihatnya.

KADO TERAKHIR (END, Masih Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang