70

875 85 12
                                    

Dimohon jangan SIDER teman temannnn

Happy reading guyss

###
Keadaan rumah sakit tampak ramai dengan orang orang berstelan hitam.

Zee terduduk lemas sambil bersender pada sang ayah. Yang juga menatap penuh khawatir ruangan di depannya.

Kai berdiri mematung, berdoa dan berharap yang terbaik untuk kedua orang itu.

"Pah, mbak zahra sama Guan nggak papa kan?" Zee menatap dalam mata ayahnya. Sedangkan sang ayah hanya tersenyum menenangkan ia mengelus lembut rambut anak nya. Ia sendiri tak tau apakah mereka akan selamat atau tidak. Min Ho menunduk. Melihat anak nya terbaring lemas dengan darah di sekitar bajunya membuat pikirannya buyar.

"Permisi tuan." Lelaki berstelan hitam mendatangi nya. Ia tau ini orang orang dari Guanlin

"Bagai mana dengan wanita itu?" Tanya Min ho, ia menatap tajam.

"Sudah kami amankan."

"Masukan ke ruang bawah tanah di markas Korea, dan jangan kasih dia makan sebelum saya pulang." Ucap nya tegas, rahangnya mengeras.

Lelaki itu mengangguk dan permisi.

Zee kembali menangis. Dulu, ia sungguh menyukai sosok tantenya ini. Ia sosok yang baik dan juga selalu memberikan barang barang yang sesuai selera zee. Namun melihatnya di ruangan itu membuat zee tak percaya. Sekarang tantenya ini adalah sosok yang berbeda. Ia benci mengakui itu, namun zee sangat membencinya sekarang.

"Mama belum tau kan?" Ucap lembut ayahnya.

Zee mengangguk. Mana bisa ia memberi tahukan keadaan kakak nya dan juga Guan yang tengah berjuang.

##

"Perasaan gue nggak enak." Jennie menatap ke 3 teman nya.

Lisa menghela nafas, ia menyenderkan kepalanya di bahu rose, yang tengah menatap khawatir ponsel di depannya.

"Beneran nggak aktif hp nya." Ucap panik rose.

Lisa menegakkan badannya.

"Ini emang gila guys.. tapi, coba telpon pak ceye, pak kai, sama pak sehun."

Jisoo mengangguk.

"Bener, secara beberapa hari ini ke 3 guru itu nggak ada kabar. Sama kaya zee dan Guan. Gue juga rada curiga sih mereka saling berkaitan." Ucap Jisoo.

Jennie berfikir sebentar.

"Oke, gue telepon pak ceye, lo telepon pak kai, terus lo lis.. telepon pak sehun. Deal nggak ada penolakan." Lisa yang awalnya ingin menolak menghela nafas pasrah. Ia membuka ponselnya. Tepatnya Jennie, Rose dan juga Lisa.

"Gue takut nih telepon pak Sehun." Cicit Lisa. Jennie tercengang.

"Tumbenan lo takut?"

"Bukan gitu jen, firasat gue nggak enak dari tadi. Nih yaa, firasat gue ini kadang beneran loh." Lisa meletakkan kembali ponselnya.

"Lo tuh cuma takut lis.. itu semua sugesti lo. Udah lah tenang in dulu lah." Rose menenangkan, ia sedang mencoba menghubungi pak Kai.

"Ehh nyambung.. cuma nggak di angkat." Jennie berceletuk. Rose ikut mengangguk.

"Pak kai juga."

Mereka terus berusaha untuk menghubungi 2 orang tersebut. Lisa yang awalnya tak ingin berurusan dengan pak Sehun pun mencoba memberanikan diri. Ia mencoba menelepon guru datar itu. Yaa kecuali zee, Lisa termasuk musuh abadi Sehun.

 Duda ✔ PCY (Trio Bangsat) [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang