72

787 85 6
                                    

Vote dulu dongg.... Jangan siders ya beb

Note: cerita ini bentar lagi bakal end, tapi emang rada gantung.. aku bakal buat sequel nya..

Tiati aku naro bawang di sini huhu

###
"Om kalo gitu zee izin ke kamar Guan ya." 3 hari setelah pemakaman, zee menepati janjinya untuk ke apartemen Guan. Dengan pergi bersama ayah nya dan ayah tiri Guan, zee mencoba menegarkan hatinya. Ia tak tau akan sehancur apa nanti hatinya saat ia melihat kamar milik Guan.

Jujur, zee sempat tak percaya Guan ada apartemen, yang zee tau Guan hanya tidur di rumah nya.

Zee menghela nafas pelan saat di depan pintu kamar dengan pintu berwarna hitam.

Guan penyuka abu abu, dan zee sudah membayangkan betapa abu abunya kamar ini.

Benar saja, ia melihat barang barang berwarna abu abu. Namun, ada satu titik yang membuat zee meneteskan air mata.

Salah satu sudut kamar nya, tepat pada satu sisi dinding, penuh akan gambar diri nya, bukan hanya zee, namun keluarganya, dan teman temannya. Ada satu Note yang menempel pada salah satu foto.

Zee menutup mulutnya yang bergetar ia menangis. Foto itu foto yang di ambil dengan diam diam, namun penuh akan kebahagiaan. Foto keluarga nya yang tengah berkumpul bersama.

"Hal yang selalu aku inginkan. Kebahagiaan keluarga. Trimakasih."-LG

Itu isi note nya.

Ada satu foto cukup besar di tengah tengah foto yang lain. Foto ibu Guan yang tengah tersenyum manis, dan ada tersirat ketulusan dalam senyuman nya. Ya walau pun lagi lagi di ambil secara diam diam, namun hasil foto nya sungguh bagus. Ada tulisan kecil di sana.

"Mama tau? Di saat aku sedih, cuma satu yang bisa buat aku kembali tersenyum. Melihat mama tersenyum tulus membuat aku kembali bangkit."-LG

Lagi-lagi zee tak dapat menahan isakan nya.

Zee berjongkok, kakinya tak dapat menopang, badannya lemas. Guan sungguh pandai untuk memendam rasa, zee tau itu. Namun masalah yang ia rasakan bukan masalah yang dapat di pendam oleh sendiri.

Beberapa foto terdapat note yang tertempel. Namun satu Note berhasil membuat zee kembali bangkit. Note berwarna Hitam dengan tulisan putih itu membuat zee mengerutkan keningnya.

"Guan bakal melindungi mba zahra semampu Guan."-LG

Terdapat tanggal juga yang ia berikan. Tanggal sebelum Guan menghilang secara tiba tiba.

Zee mencoba berkeliling. Pergi ke meja belajarnya dan menemukan satu Note lagi. Note berwarna putih dengan tulisan Merah itu menempel di meja belajar nya.

"Ruang rahasia, kode 00742, Harry Potter." Seperti paham, zee dengan cepat berkeliling dan memeriksa setiap sudut kamar Guan.

Zee memegang kepalanya, tiba tiba saja kepalanya pusing. Ya, zee menyadari itu, ia tak tidur, makan dan minum dengan teratur.

Mendudukkan dirinya di kasur abu milik guan, ia menatap nanar kasur yang terasa dingin itu.

"Gue ternyata nggak terlalu tau tentang lo guan." Lirih nya.

Zee kembali melihat note dengan seksama, siapa tau Guan memberikan clue. Zee tau Guan tak suka membaca, itu sebabnya di kamar nya ini tak ada rak buku bak seperti perpustakaan kecil di kamar nya.

Zee kembali berkeliling, kali ini dengan menyelusuri tembok. Sosok guan itu sosok misterius, ia pandai menyembunyikan apapun. Itu yang membuat zee memaksa berpikir ekstra dan keluar dari nalarnya.

Zee terdiam, ia merasakan ada yang aneh. Ada sebuah tonjolan kecil di tembok berwarna abu abu itu. Zee pun menekannya. Tiba tiba saja tembok itu terbelah membetuk pintu terbuka. Zee terkejut bukan main, ia bahkan sampai hampir terjatuh.

Zee mengerutkan keningnya nya, ternyata ruangan Walk in Closet milik guan. Aroma ini, aroma yang benar benar tak asing bagi zee hirup. Aroma milik Guan sungguh kuat menyeruak dari ruangan itu.

Lumayan terkejut, zee menyentuh jejeran Jas dan kemeja dengan berbagai warna. Sejak kapan Guan menyukai jas dan kemeja? Pikirnya.

Dan tepat di bawah itu semua terdapat sepatu pantofel mengkilat yang berjejer rapih.

Zee tersenyum lirih. "berapa banyak lagi lo buat gue kaget Guan?" Gumamnya.

Zee tersenyum, tak kala ia mendapat buku bertuliskan Harry Potter itu. Membuka nya, dan ternyata itu buku yang sudah di buat sedemikian rupa, terdapat beberapa digit nomor di dalamnya. Zee pun memasukan sandi tersebut dan kembali di buat terkejut, lemari penuh dengan baju milih guan itu terbelah memberikan cela untuk zee masuk.

Gelap dan dingin, itu kesan pertama yang zee rasakan. Ia kembali meraba dinding di sekitarnya untuk menemukan saklar lampu. Dirasa dapat, ia pun menyalakan nya.

Ruang kerja. Zee tau itu, ini sama persis dengan ruang kerja ayahnya. Terdapat tulisan Presedir.

Apa benar ini ruangan Guan? Atau ruangan ayah tiri Guan. Pikir ny. Namun tertepis begitu saja saat zee menemukan nama Guan di atas meja itu.

Tepat di sana, di atas meja satu berkas membuat nya mendekat.

Rachel Ceremona. Itu tertulis jelas di depan nya.

Zee membukanya, dan terdapat satu surat dengan beberapa berkas.

Dear zee.

Memang aneh, tapi ini nyata zee. Malam itu, gue mimpi beberapa hal aneh yang akan terjadi kedepan. Awalnya gue nggak percaya, tapi hampir semua yang gue mimpi in terjadi.

Zee, gue sempet ragu dengan ini. Tapi, kalau lu udah baca ini surat, berarti semua kejadian udah terjadi. Dan gue bakal menghilang.

Di dalam mimpi, beberapa orang bakal terluka dengan kejadian ini. Gue nggak tau zee, tapi gue takut. Yaa lo tau kan, gue di anugerahin bisa baca pikiran orang? Dan kek nya nggak aneh juga gue dapet mimpi masa depan gitu. Tapi, gue berharap sih kejadian itu nggak akan terjadi dan lo nggak bakal baca surat ini.

Zee, di suatu kejadian, dimana mba zahra akan di culik, dia akan tertembak zee. Tepat mengenai hati nya. Di mimpi gue, mba Zahra meninggal. Tapi, gue nggak akan biarin itu. Di mimpi itu gue bener bener ngerasa sebagai pahlawan zee.

Mama nyakitin gue yang buat gue kehilangan nafas, tapi sebentar. Ya, di situ gue bakal berlagak seperti pahlawan. Mendonorkan hati gue ke mba zahra. Gue nggak tau zee, tapi itu mungkin aja terjadi. Gue berpikir, kalo lo kehilangan gue. Mungkin lo nggak akan bersedih lama. Tapi, kalau lo kehilangan kakak satu satu nya lo? Gue nggak yakin lo bakal baik baik aja.

Gue berharap buat lo, sepupu yang paling gue sayangi, kalo lo udah baca surat ini,  jangan tangisi gue terlalu lebay ya wkwk. Semua itu gue lakuin untuk lo, dan semua orang terdekat Gue. So, tetep jadi Zee yang dulu, jangan salahin diri lo atau pun orang lain. Gue tau lo kuat kok zee. Love you.

Ohh gue juga liat masa depan lo zee. Setelah lulus, gue nggak tau. Tapi lo bakal bahagia sama seseorang. Seseorang yang selalu deket sama lo dan nemenin lo. Gue kasih Clue aja yaa, orang itu lebih tua dari lo. Wkwk. Gue cuma mau ucapin, kalo itu benar benar terjadi, happy wedding sweetie...

-Lai Guanlin.

Note: kasih berkas ini ke papa lo. Ini bakal membantu. Thanks for everything sweetie

Zee terduduk. Ia menangis. Memeluk erat surat itu dan bergumam lirih.

"Gue ikhlas Guan, gue ikhlas. Makasih udah selamatin mba zahra."

###

Hai hai hai....

Aku g bisa tahan buat post :'(

Mau nya post pas buka tp aku g tahan ges

GIMANA PUASANY?

 Duda ✔ PCY (Trio Bangsat) [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang