"Gimana zee?" tanya sehun sesampainya kai di samping nya guna mengawasi siswa.
"Yahh gitu, udah mulai belajar jalan pelan pelan." jawab kai sambil memandang zee dan guan yang sedang menuju ke koridor.
Sama seperti Kai, Sehun juga dengan lekat memandang murid pembangkangnya dulu.
"Cy gimana?" tanya Kai balik. Sehun beralih memandang temannya ini.
"Masih sama, bungkam. Gw nggak bisa minta penjelasan lebih sama sikap dia kemaren." jawab Sehun sambil menghela nafas lelah karna ulah sahabatnya ia dan Kai mendapat masalah.
"Tuh anak masih aja jadi pendendam." kai menggeleng.
Sehun mengangguk samar. Pendendam, sama seperti Cy, sehun juga termasuk orang yang pendendam. Ia sadar itu.
"Jadi. Tante gimana?" sehun kembali memandang Kai.
"Marah. Dia bahaya banget Kai. Kita harus berhentiin dia." kai mengangguk mengerti. Tak lama jam masuk berbunyi membuat siswa siswi yang masih berada di halaman atau pun di gerbang berlari menuju kelas nya.
###
"Ulangan pertama Matematika. Sebelum itu letakan semua alat komunikasi di dalam tas. Pastikan tidak ada contekan dan jangan menyontek. Paham!"
Anjir lah anjir. Ini semua salah guan ma para cabe cabeannya. Gue nggak nyangka si guan deket ma degem degem dri kelas satu. Gedeg juga gue liat dia sok ganteng.
Terus gara gara dia kek gitu, gue nggak sempet buat contekan. Mana semalem gue ngestalk in ig cogan dan gue nggak belajar apa apa tadi malem. Akhh dan paling gue nggak suka pengawas si Pak lee. Guru botak itu tuh pen banget gue kasih obat boker biar dia gak jadi masuk.
Guru BK super galak melebihi pak Sehun dan juga guru super cerewet. Nggak kek pak sehun yang diam diam menghanyutkan. Pak lee itu ngomel ,terus tukang ngadu kepala sekolah. Tak heran jika ia sudah mengeluarkan lebih dari 40 anak.
Mana guan jauh lagi. Untung si baekhyun duduk pas belakang guan. Ishhh
"Inget. Yang mencontek saya nggak segan segan lingkarin nama nya dan saya beri ke kepala sekolah." kan kan dia tuh kalo ngancem nggak main main coy. Kepala sekolah, serem banget tuh guru botak.
"Zee, gimana kaki kamu?" tanya pak lee pas membagikan kertas ulangan.
"Udah mendingan pak." ucap gue sambil senyum manis.
Dia ngangguk aja tanpa ekspresi.
Gue coba tarik nafas sebelum buka lembar pertama. Akhh, gue takut banget, ini soal susah nya minta ampun. Dan bener aja coy. Isinya angka angka dan juga lambang lambang matematika yang sungguh membingungan. Anjir lah, gimana ini.
##
"Dok. Pasien nomor 45 sedang dalam ruang operasi." Lelaki muda itu mengangguk.
Ia kembali melanjutkan membaca laporan yang tadi ia berhentikan sebentar.
1 jam membaca laporan membuat kepalanya sakit, tapi laporan ini adalah laporan kesehatan dari menteri negeri ini yang harus ia selesaikan memahami keadaan para mentri dengan segera.
Ketukan pintu membuat ia kembali menunda untuk membaca laporan lagi.
"Permisi."
"Masuk."
Seorang perawat dengan tampang tergesah gesah memasuki ruangan nya.
"Ada apa?" tanya nya.
"Permisi Dokter Lay. Emm operasi pasien Nomor 45 terhenti." wajah Lay menegang.
"Bagaimana bisa?" ia berdiri dan segera menuju ke ruang operasi. Dengan berlari ia mencoba untuk mendengarkan penjelasan sang perawat yang sama paniknya. Pasalnya operasi ini sudah setengah jalan. Trasplantasi jantung harus di lakukan dengan cepat dan tanpa kesalahan. Dan oprasi ini sudah setengah jalan, ini sungguh beresiko.
"Begini. Dokter Zahra yang memegang oprasi ini dan saat di pertengahan tiba tiba saja ia jatuh pingsan."
Lay terkejut, ia lupa jika sekarang jam 2 pagi.
Lay pun menambah kecepatan larinya. Dia luar ruangan ia melihat sanak keluarga pasien yang sedang menunggu di depan ruang oprasi dengan wajah cemas.
Ia juga lupa jika pasien ini adalah pasien VIP.
Ia segera memasuki ruang operasi, perama kalia ia lihat di ruang operasi adalah Zahra yang tergeletak di sofa dengan masih berlumur darah. Ia juga melihat para perawat yang mencoba untuk tetap mempertahankan keadaan pasien.
Lay dengan segera memakai sapu tangan dan melipat lengan kemeja nya sampai siku. Saat ini ia tidak perduli dengan kemeja nya yang bisa saja terkena darah pasien. Yang ia khawatirkan adalah keadaan pasien yang saat ini tengah dalam keadaan kritis.
"Apa ada pendarahan?" tanya Lay.
Ketua perawat menggeleng.
Lay mengangguk dan melanjutkan kembali tugas nya. Mencoba memfokuskan pikirannya untuk pasien dan mencoba tidak khawatir dengan keadaan Zahra.
2 jam kemudian pun operasi selesai di lakukan. Mereka menghela nafas lega, keadaan pasien juga membaik. Lay melepaskan kaus tangan karetnya dan membuangnya. Ia melihat wajah zahra yang sedikit pucat. Perawat perempuan tengah mencoba melepas baju operasi yang masih melekat di badan kecil zahra.
Mereka membawa zahra menuju ruangannya, sebelumnya lay memeriksa keadaannya. Dan ternyata itu karena zahra dalam keadaan perut kosong dan juga kelelahan.
Lay memandang nanar wajah zahra yang sedikit pucat.
''Seandainya waktu bisa kembali. Mungkin saat ini lo udah jadi ibu dari anak anak gue zahra.''
Lay mendekat dan mengecup lembut kening zahra.
Ia berbalik dan meninggalkan ruangan milik zahra.
Zahra menangis dalam diam. Ia sudah sadar dari ia di bawa kemari. Dan ia juga merasakan dengan jelas bibir itu menempel di keningnya ia bahkan merasakan perasaan yang di sampaikan lay. Perasaan yang sungguh tulus.
###
Hai hai.. Sorry bgt yah sya lama up nya. Jadi sya lagi sibuk sekolah, so sya g ada waktu buat nulis nih cerita.
Makasih yg udh nunggu 😘😘
Lop lop deh
Dapet salam dari zee
KAMU SEDANG MEMBACA
Duda ✔ PCY (Trio Bangsat) [Selesai]
FanfictionGanteng?? beuh gk usah di tanya tinggi?? banget. lucu? iya pinter?? pasti bisa main musik?? hati aku aja bisa dia main in apa lagi cuma alat musik.. hah!! sexy?? uhh.. hot daddy banget dari semua ini dia kelihatan sempurna tapi sayang, dia... DUDA...