Bagian 7

2.1K 289 9
                                    

Sebelum baca, jangan lupa vote lalu komen setelah selesai baca. Selamat membaca.

Warning : Konsentrasilah dalam membaca part ini.

>><<

Elka mengempaskan tubuhnya di atas kasur kesayanganya. Ia kerasa lelah, walau tak banyak beraktifitas berat hari ini. Semua karena kesaksian Adira. Anak malang itu harus melihat hal keji, itu pasti akan sangat mengguncang mentalnya. Terlebih lagi, Adira adalah sorang yang introvert, dia tidak seperti remaja pada umumnya yang suka hang out, punya banyak teman, atau punya pacar. Dia bahkan jarang terlihat di luar rumah, mentalnya tidak sekuat Elka, atau mungkin tidak sekuat remaja seumuran dengannya.

Ddrrrttt

Getaran ponsel itu mengalihkan perhatian Elka. Ia merogoh kantong dan melihat si pengirim pesan.

Rimba
Jgn terlalu membebani pikiran lo, istirahat dulu, bsok kita terusin sama-sama.

Elka tersenyum melihatnya. Ia lantas membalas pesan itu dengan jawaban yang seadanya.

Elka
Oke, lo juga istirahat yg bener.

Selanjutnya, Elka meletakan ponsel di atas nakas. Ia bangkit dari posisinya kemudian baru tersadar akan sesuatu. Dia tidak melihat keberadaan Desca dan Ledrik. Ah, terbiasa tinggal sendiri membuat Elka selalu lupa bahwa ia sudah tinggal bersama dua orang itu.

Di mana mereka?

Elka segera turun dari kamarnya, memeriksa ruang tamu, siapa tahu karena terlalu capek dia jadi tidak memperhatikan keberadaan Desca dan Ledrik di sana. Namu, dugaannya salah. Ruang tamu kosong. Pekarangan belakang kosong. Ruang televisi juga kosong. Elka kemudian berhenti di hadapan pintu kamar Desca. Walau sempat meragu, ia akhirnya mengetuk pintu di depannya.

"Desca?" panggilnya pelan. "Helow, Desca lo di dalem?"

Tidak ada jawaban.

"Desca? Kalau lo nggak jawab, pintunya gue buka langsung nih!"

Masih tidak ada sahutan. Elka mendecak, sebelum membuka pintu itu. Elka langsung masuk dan matanya terpaku pada kasur yang tak berpenghuni. Ia mengedarkan pandangan, tidak ada orang sama sekali. Masih belum putus asa, Elka meneriksa kamar mandi. Lagi-lagi kosong.

"Kemana mereka?"

Gadis itu berjalan menuju dapur, lalu mendapati sebuah notes yang tertempel di pintu kulkas. Tidak biasanya ada notes di sana, sehingga kertas kecil berwarna merah itu terlihat sangat mencolok dan menarik perhatiannya.

Kami akan kembali besok pagi, Nona. Tuan harus melaksanakan misi

Membaca notes itu membuat Elka paham. Keduanya ternyata memang pergi ke suatu tempat. Elka jadi penasaran, misi seperti apa yang dimaksud Ledrik?

PRANGG

Elka langsung tersentak mendengar sesuatu yang berbunyi nyaring itu. Berasal dari kamar Desca. Tak ingin menunggu lama, ia segera berlari dan membuka pintu tersebut dengan dorongan kuat.

"LO SIAPA?!" seru Elka begitu mendapati seseorang yang sedang membelakanginya memakai hoodie besar warna hitam.

Sebuah guci berukuran besar tergeletak mengenaskan dengan pecahan-pecahan yang berserakan di sekitar tempat tidur itu.

Orang itu memutar tubuhnya menghadap Elka yang kini membatu, wajah orang itu tak bisa terlihat karena topi hoodienya menutup sebagian wajah, hingga hanya bisa terlihat bibirnya yang menyeringai licik. Elka memundurkan langkah saat dilihatnya orang itu mendekat dengan pelan. Seringai di bibir itu semakin melebar.

Aliansi Rahasia [Sequel Ke-2 AOS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang