Part ini memerlukan konsentrasi. Jangan lupa tulis perasaan kalian saat membaca part ini di kolom komentar ya, makasih!
****
Zato dan Elka mulai dekat dengan ambang batas kekuatan mereka. Masih sambil menyerang, saling membunuh. Keadaan sekitar makin kacau, kilauan-kilauan cahaya akibat benturan dua kekuatan seakan menjadi bias penerangan di ruang yang kini hancur lebur tersebut.
Elka terengah-engah, berdiri dengan menumpukan sebagian beban tubuhnya pada senjatanya. Bajunya berantakan, tubuhnya bergetar kecil. Dia tampak kacau.
Tak jauh berbeda, Zato pun demikian. Sejujurnya, Zato benar-benar tak menaruh ekspetasi bahwa Elka bisa bertahan sampai sejauh ini. Meskipun Elka adalah keturunan murni, tetapi kemampuan bertarung tentu sangat berpengaruh dalam hal ini. Zato merasa seperti sedang melawan seseorang yang mempunyai banyak pengalaman bertarung. Ia penasaran, seperti apa sosok Elka selama ini.
"Aku benar-benar tertarik padamu, Elka." Zato memegangi dadanya sembari mencoba berdiri tegak. "Seperti apa kehidupanmu selama ini sebagai manusia?"
Elka berdecih. "Bahkan kau tak pantas bertanya hal seperti itu padaku. Sadar akan posisimu, Zato. Kau hanyalah seorang pengkhianat!"
"Kau mengoceh tentang pengkhianatan seakan-akan selama ini kau tak berkhianat."
"Apa maksudmu?"
Zato tertawa kering, ia menatap Elka remeh. "Kau pikir dengan memutuskan meninggalkan Lazaron dan hidup bersama manusia, ibumu bukanlah pengkhianat? Justru dialah pengkhianat!"
Elka membulatkan matanya.
"Ibumu mementingkan emosional pribadinya. Memilih hidup bersama manusia, bahkan ia melahirkan anak. Dia meninggalkan Lazaron dan segala tanggung jawabnya sebagai pemimpin klan. IBUMU ADALAH PENGKHIANAT SEBENARNYA!!!"
"TUTUP MULUT SIALANMU ITU, ZATO!"
"Kenapa?" Zato tertawa remeh. "Kenapa wajahmu seakan terkejut? Bukankah harusnya kau sudah tahu? Jadi, jangan mengoceh soal pengkhianatan karena sebenarnya keluargamulah pengkhianat terbesar!"
Elka mencengkram senjatanya kuat-kuat.
"Aku tak menyesal dengan kekacauan yang sudah kuperbuat. Lazaron memang sudah kacau! Apalagi tahta akan jatuh kepada Desca, si bocah sombong itu. Lazaron benar-benar sudah berbeda. Sejak dulu werewolf dan bangsawan memang seharusnya tidak bersama. Kehidupan kita berbeda. Kalian para bangsawan hanyalah makhluk-makhluk sok suci, mementingkan martabat, kalian tidak punya naluri! Itu sebabnya ibumu tak kuat dan memilih meninggalkan tanah airnya!"
Jantung Elka memompa dengan kecepatan dua kali lipat. Gadis itu bisa merasakan tinjuan tak kasat mata yang membuat keningnya mengeryit, menahan rasa sakit.
"Aku tak menyesal, meski akhirnya aku akan menghancurkan tanah airku sendiri."
Mata Elka terbelalak lebar. "Apa maksudmu? Kau akan menyerang Lazaron?"
"Tentu saja. Sebab itulah tujuan para manusia yang membantuku selama ini."
"Kau gila, Zato!" teriak Elka. Namun, hal itu sama sekali tak membuat Zato bergeming. Ia tetap tersenyum miring.
"Apa boleh buat, sekarang aku pun menginginkannya."
"Sialan!" Elka mengumpat, gadis itu melompat jauh menuju hadapan Zato dengan menodongkan senjatanya.
Secepat kilat Zato menghindar, kemudian melepaskan serangan balik berupa cakaran khas petarung werewolf. Kekuatan Elka meningkat dengan adanya emosional amaran dalam dirinya. Kecepatannya meningkat dan setiap serangannya menghasilkan luka lebih berat untuk tubuh Zato. Bahkan, tubuh Zato yang telah dimodifikasi agar dapat beregenerasi dengan cepat itu tak dapat bekerja dengan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aliansi Rahasia [Sequel Ke-2 AOS]
Mystery / Thriller[END] Fantasi-misteri [Disarankan membaca dua buku sebelumnya : AOS dan ASD Ada banyak misteri di dunia ini tentang makhluk yang tidak bisa dinalar oleh otak. Tetapi sesungguhnya, mereka ada. Terkadang bahkan berbaur di antara kita. Untuk menjaga ke...