Bagian 39

1.6K 306 86
                                    

Saranku, ini hanya saranku ya. Buat yang agak penakut, jangan baca sendiri. Hehe, nggak deh. Ini nggak menakutkan kok. Ini hanya tentang masa lalu Sam.

Oh iya, kalian udah baca dari seri AOS kan? Wah, updatean kali ini pasti bakalan bikin kalian menyambungkan dari cerita itu lagi lho.

Jangan lupa komennyaaaaaaaa!!!

Jawab: Sam di mata kalian itu, gimana sih?

***

Seorang anak kecil duduk tenang di bangku yang berada di teras rumah bergaya minimalis itu. Kepalanya sesekali mendongkak dan memutar, memperhatikan sekitar. Earphone melingkar di lehernya masih mengeluarkan suara alunan musik beat kesukaannya. Namun, sudah tak terlalu ia perhatikan.

Awalnya pagi tadi ia dibangunkan paksa oleh ibunya, bergegas mereka berangkat ke rumah yang tak dikenalnya ini. Ibunya bilang, mereka akan bertemu ayah. Ayah yang sejak kecil belum pernah menampakkan wajahnya kepada si anak kecil ini.

"Sam," panggil suara lembut itu. Sam kecil menoleh ke arah pintu utama rumah itu, ibunya berdiri di sana dengan seulas senyum. Di samping wanita kesayangannya itu, berdiri sosok tegap dari lelaki bule yang memiliki tatapan segelap gempita. "Ini ayahmu. Ayo beri salam."

Sam meragu. Ia hanya menatap ibunya, berharap wanita itu paham bahwa dirinya takut saat ini.

"Kenapa, Sam?" tanya ibunya, masih belum paham.

Sampai akhirnya lelaki itu membungkuk kecil, kemudian wajahnya memindai penampilan Sam dari atas hingga bawah. Seketika, Sam merasa sedang menatap wajahnya sendiri. Begitu identik perawakan keduanya. Senyum miring terlukis di bibir lelaki itu, sebelum akhirnya ia kembali menegakkan badan.

"Ternyata dia benar-benar putraku, Marry." Ucapannya tak terlalu fasih, namun cukup jelas.

"Tentu saja, aku nggak mungkin bohongin kamu," sahut Marry, ibu Sam. Wanita itu melirik Sam dengan binar bahagia, kemudian kembali menatap lelaki itu. "Kamu akan mengizinkan kami tinggal bersama 'kan, Ben?"

Terdiam, lelaki itu lebih dulu menatap Sam sebelum akhirnya menjawab, "Asalkan anak ini berjanji tidak akan menyusahkanku."

Kemudian, dengan sangat lantang dan tanpa berpikir lebih dulu, Marry menimpali, "Tentu saja. Dia milikmu."

Sam berumur sepuluh tahun saat ia bertemu ayah kandungnya. Setelah itu, hidupnya menjadi berbeda. Yang ia tahu, ayahnya adalah anggota militer, setidaknya itulah yang selalu Marry katakan padanya ketika ia bertanya di mana ayah?

Sam tak ingin berpikir terlalu jauh, ia juga memilih untuk percaya saja. Terlalu sulit bagi anak seusianya memikirkan hal berat seputar identitas ayahnya, apalagi Sam sebetulnya terlanjur senang ketika diterima dengan sangat baik oleh ayahnya. Sam bisa merasakan kasih sayang ayahnya, Sam selalu merasa ayahnya sangat membanggakan dirinya. Sebagai seoranh anak yang tak pernah merasakan kasih sayang seorang ayah, Sam pun tergugah dengan itu.

Sam memiliki seorang kakak perempuan, anak dari istri ayahnya yang pertama. Mereka tinggal bersama, namanya Karin. Perempuan yang berbeda beberapa tahun darinya, ia orang yang cenderung dingin dan acuh tak acuh. Awalnya, Sam pikir itu wajar. Perempuan memang sulit dijangkau oleh nalar.

Hingga pada suatu ketika, saat itu di rumah hanya ada dirinya dan Karin. Merasa perlu membiasakan diri, Sam akhirnya ingin memulai obrolan dengan kakak tirinya itu.

"Kak, mama sama papa apakah masih lama di Belanda?" tanya Sam dengan suara yang dibuat pelan. "Aku lapar."

Karin menoleh, menatapnya datar. "Kamu tahu pekerjaan papa?"

Aliansi Rahasia [Sequel Ke-2 AOS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang