Bagian 34

2.4K 311 102
                                    

Kalian pembaca lama atau pembaca baru?

Kalian menemukan cerita ini bagaimana? Rekomendasi temen, atau menemukannya tanpa sengaja?

Sejauh ini kesan kalian tentang Aliansi Rahasia apa?

****

"Aneh, kenapa orang-orang itu pergi begitu saja?" tanya Tomi, lebih kepada dirinya sendiri.

"Mereka bahkan tidak mengacaukan rumah ini. Kalau memang mereka hanya segerombolan perampok, setidaknya di rumah ini ada barang yang hilang," timpal Andra.

Bukan tanpa alasan kini keduanya bingung. Pasalnya hanya selang beberapa saat ketika mereka berpisah dengan Melody dan Annisa, gerombolan misterius itu menghilang. Seakan mereka telah menyelesaikan keperluan mereka.

Tomi dan Andra berpandangan ketika teringat dua perempuan yang sempat bersamaan dengan mereka. Sontak saja keduanya berlari ke kamar yang memiliki lentera sebagai penerangan itu.

Kosong.

"Di mana mereka?" tanya Andra panik. Keduanya masuk ke dalam kamar. "Astaga sial! Apa mereka diculik?"

"Diculik?" ulang Tomi, menatap Andra ragu. Kemudian ia mendecak geli. "Andra, kamu tidak mengenal Melody. Gadis itu kejam, bahkan kalau dia mengamuk, mungkin setan pun akan takut."

"Terus kenapa dia ikutan kabur bareng kita?"

"Bukan kabur. Sekarang dia polisi, segala tindakannya harus dipertimbangkan demi lancarnya misi. Tujuan polisi itu menyeimbangkan keadilan, menghukum pelaku kejahatan, bukan semata-mata menghancurkannya dengan brutal. Kami polisi, bukan kriminal."

Andra menyugar rambutnya dengan kasar. "Fine! Mungkin mereka sudah kabur."

Tomi mengangguk setuju, tatapannya terarah ke jendela yang terbuka. "Sepertinya mereka memang kabur.

Andra membulatkan matanya ketika teringat dengan penglihatannya tempo hari. Saat itu ia melihat Annisa bersama Melody. Benar.

"SIAL!" umpat Andra menganggetkan Tomi. "Kita harus ke rumah Annisa sekarang!"

Tanpa bertanya lagi, Tomi mengikuti Andra yang seperti kesetanan itu. Terjadi lagi. Terjadi lagi. Penglihatan Andra terjadi lagi.

Ketika Andra membuka pintu dengan gerakan menyentak, kepalanya langsung termundur ke belakang karena hantaman benda keras.

BANGG

Tubuh Andra terjatuh menimpa Tomi, untung saja lelaki itu sigap menangkapnya.

"ANDRA!"

Darah kental mengalir dari pelipis pemuda itu, sementara Tomi gemetar saat mengangkat kepalanya, perlahan mengikuti bayangan hitam yang kini semakin dekat di sisinya. Setelah kepalanya mantap menengadah ke atas, seringai licik seorang wanita menyambut penglihatannya, mengantarkan perasaan was-was yang menekan dadanya dengan kuat.

Kening Tomi mengeryit, mencoba mengenali wajah itu. "K-kamu ... Karin? Pegawai torseba."

Wanita itu mengangguk ringan, senyumnya makin lebar. "Wahh, kamu mengingatku? Sebuah kehormatan."

"K ... kamu, tapi ... kenapa kamu melakukan ini?"

Karin meletakan potongan kayu yang cukup besar itu ke bahunya, kemudian tangannya diletakan di dagu, seakan berpikir.

"Kenapa ya?" katanya, memasang wajah benar-benar seperti orang kebingungan. "Karena ... aku menyukainya, mungkin?"

Jantung Tomi berdetak sangat kencang saat perlahan sebuah memori terulang kembali di ingatannya. "Nggak mungkin," kata Tomi menggelengkan kepalanya. "Ng-nggak mungkin. Karin ... k-kamu nggak mungkin Karin yang sama."

Aliansi Rahasia [Sequel Ke-2 AOS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang