Tolong dibaca: Cerita ini di luar daripada alur Aliansi Rahasia. Part kali ini menceritakan pertemuan Sam dan Annisa sebelum tergabung dalam tim. Cerita AOS aku mulai dari mereka kelas sebelas 'kan? Nah, part ini mengisahkan awal mereka masuk sekolah.
Selamat menikmati :)
****
Annisa pikir dia akan terlambat gara-gara mencari perlengkapan MOS-nya pagi ini. Awal masuk dunia putih abu-abu memang merepotkan.
"Aduuhh, nggak ada ojek apa ya?" gumamnya sambil memutar kepala ke segala arah, berusaha mencari kendaraan yang dapat membawanya ke sekolah.
Gadis itu berjalan lagi menyusuri trotoar, sembari terus mencari ojek. Tiba di sebuah halte, ia mendengar suara kucing mengeong kecil. Gadis pecinta kucing itu pun lantas bergerak cepat mencari asal suara. Annisa mendekat pada sebuah pohon mangga yang terdapat di dalam gerbang rendah sebuah rumah. Ranting-rantingnya menjorok hingga trotoar sehingga memberi kesan sejuk di sebagian jalan.
Annisa membelalak ketika melihat anak kucing terjebak di salah satu ranting pohon itu. Annisa menduga, kucing itu tak bisa turun dan kini sedang ketakutan.
"Ya ampun, Peanut, kenapa kamu di sana?" tanya Annisa konyol. Pertemuan pertamanya malah langsung membuat dirinya memberi nama kepada kucing itu. "Gimana caranya kamu turun dong?"
Annisa kebingungan, gadis itu berjalan mondar mandir hingga akhirnya berhenti ketika melihat seorang anak laki-laki berjalan santai ke arahnya dengan sebelah tangan di saku celana dan sebelahnya lagi memegang ransel yag diseret sedemikian malas.
Annisa mengerjap, kemudian tersadar. "Hei, kamu!" serunya semangat. "Boleh minta bantuan nggak?"
Anak laki-laki tadi hanya menatap wajah Annisa sebentar, kemudian abai begitu saja.
Tak mau ambil pusing, Annisa berjalan lebih dekat. Ia mengira anak itu mungkin tak mendengar dengan jelas.
"Maaf, kamu bisa bantuin aku nggak?"
"Nggak."
Jawaban spontan itu membuat Annisa kaget. Anak laki-laki itu bahkan tak menoleh padanya, Annisa mencuatkan bibir bawahnya berusaha sabar dan kembali ingin mencoba.
"Ayolah, please. Ada anak kucing terjebak di ranting pohon. Kasian, dia nggak bisa turun."
Pemuda itu masih diam.
"Please lah, please. Janji deh aku traktir es krim. Biasanya aku tuh susaahhh banget ngajak orang makan es krim, tapi karena sekarang aku lagi baik banget jadi boleh deh, uang jajan aku nanti akan aku bagi dengan kamu. Serius!" papar Annisa panjang lebar.
Remaja laki-laki itu menoleh dengan sebelah kening terangkat, ia mengamati wajah gadis di sampingnya itu, begitu penuh harapan.
"Aku traktir 1 cup berukuran sedang," tambah Annisa lagi. Matanya berkedip-kedip, berusaha terlihat menyedihkan. sampaikan "Pleaseeee ...."
Bukannya kasihan, pemuda itu hanya mendengus dan kembali berpaling. Sedetik kemudian, pemuda itu hendak pergi. Namun, belum sampai pada langkah ketiga, tangan Annisa lebih dulu menarik tangan pemuda itu yang berada di saku celana.
Seketika ringisa keluar dari bibir pemuda itu.
"Eh, maaf!" teriak Annisa kaget melihat bekas luka yang masih baru di telapak pemuda itu. "Kamu terluka!" tambahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aliansi Rahasia [Sequel Ke-2 AOS]
Mystery / Thriller[END] Fantasi-misteri [Disarankan membaca dua buku sebelumnya : AOS dan ASD Ada banyak misteri di dunia ini tentang makhluk yang tidak bisa dinalar oleh otak. Tetapi sesungguhnya, mereka ada. Terkadang bahkan berbaur di antara kita. Untuk menjaga ke...