Bagian 43

1.5K 300 144
                                    

Tindakan Melody memang sukses merobohkan pertahanan kesabaran Karin. Melody juga tentu tahu apa konsekuensinya. Saat wanita keji itu mengangkat tangan hendak menerjang wajah Melody, suara gebrakan pintu besi mengagetkan semuanya.

"Nona, ada yang menyusup!" teriak salah satu petugas keamanan dengan raut panik.

Karin menoleh ke belakang, kemudian terkejut ketika melihat petugas keamanan yang barusan melapor terpelanting begitu saja.

"Wah ... wah, Karin, lo lepas kontrol," ujar Sam tak percaya. "Lo mau langsung membunuh subjek percobaan?"

"Tutup mulutmu tikus kecil!" Karin menatapnya datar. "Setelah ini, kamu akan tamat Sam."

"Gue nggak peduli," jawab Sam cuek.

"Sekarang bisa gue yang ngomong?" celetuk Elka tiba-tiba. "Kayaknya keberadaan gue kurang dihargai di sini," sambungnya lagi.

Karin secara refleks memundurkan langkah. Ia tidak bodoh, ia tahu siapa Elka.

"Wooah, dokter Karin sialan, Anda benar-benar luar biasa," kata Elka bersidekap dan memandang wajah Melody yang lebam dan juga Adira yang mengenaskan. "Sudah seberapa sering tangan menjijikan itu melukai wajah temen-temen gue? Memikirkannya saja gue rasa mual."

Melody mendecak senang mendengarnya. "Ya, begitu. Bagus, itu Elka yang gue kenal."

"Kamu terlalu percaya diri jika menganggap kamu bisa mengalahkanku sekarang," ujar Karin.

"Dan sayangnya gue memang orang yang SANGAT percaya diri," balas Elka menekankan kata sangat. "Gue tahu lo bukan manusia."

Karin terbeliak kecil, kemudian semakin mundur.

"Lo itu iblis," lanjut Elka perlahan. "Tapi, lo juga harus tahu kalau gue ...." Matanya menatap Karin tajam. "Gue pemburu iblis kayak lo!"

Sekejap mata Elka mendekat pada Karin, membuat siapa saja yang melihatnya terkejut, bahkan sisi dari Elka sendiri terkejut, seakan ada satu sisi dari dirinya yang baru saja terbangkitkan.

Karin tersudut saat sebelah tangan Elka mencekik lehernya begitu kuat. Tubuhnya bahkan terangkat, kedua kakinya meronta dengan lemah. Seringai keji di bibir Elka terbentuk mengintimidasi lawan, bulu kuduk Karin meremang.

Elka memiringkan wajah. "Sekarang lo harus tahu, siapa iblis yang sebenarnya."

Cekikan Elka semakin menguat, napas Karin tersendat-sendat, ia kesusahan meraup oksigen. Rasa takut semakin menguasai jiwanya.

"Gue nggak tahu sebab apa, tapi kayaknya gue bener-bener harus ngebunuh lo, Karin." Elka berujar tajam. "Jiwa gue bener-bener haus membunuh makhluk seperti lo ini!"

Namun, tiba-tiba sebuah tangan kekar mencengkram tangan Elka. Pandangan Elka tertolehkan, iris matanya berubah kemerahan saat melihat siapa pemilik tangan kekar yang mencengkram hendak menghentikannya itu.

"Lawanmu bukan dia, Elka."

Seringai Elka terbentuk, tangannya perlahan melepas cekikannya pada Karin.

"Yeah, selamat datang di arena permainan ini, Zato!"

Orang itu melepaskan tudung jaket hitam kebesarannya, ia menatap Elka dengan iris mata werewolf yang khas.

"Kamu tahu kali ini aku tidak akan main-main, Elka."

Wajah Elka berubah datar dan dingin, iris matanya semakin menjadi. Sepenuhnya netra itu memancarkan cahaya merah darah.

"Zato, keturunan lord werewolf. Kau lebih tahu tugasku adalah mencabut nyawamu. Aku takkan berhenti sebelum berhasil, dan itu adalah mutlak!"

Kekuatan Layern pada dirinya terbangkitkan.

Aliansi Rahasia [Sequel Ke-2 AOS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang