07. Kebohongan

4.6K 527 43
                                    

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata

"Turun!"

Hinata tak bergeming dengan perintah sang kakak, ia masih duduk di sisi bangku kemudi mini Van yang di kendarai kakaknya.

"Jelaskan padaku, kenapa kau menyuruhku menjauhinya." Tuntut Hinata dengan tatapan mutiara Hinata lurus ke depan. Ia bahkan memanggil sang kakak dengan sebutan 'kau'.

"Hinata dia adalah pria brengsek! Kau tak tahu apapun tentangnya!!" Neji menaikkan satu oktaf nada bicaranya namun tak membuat Hinata takut sama sekali.

"Kau salah Neji-nii, aku tahu Neji-nii, lebih darimu, aku mengenalnya sebelum kau mengenalnya, dia punya alasan kenapa dia menjadi seperti yang kau ceritakan!"

Hinata beranjak cepat dari tempat duduknya, dan...

Blam

Ia membanting pintu mini Van itu dengan keras, lalu masuk ke dalam rumah.

...

"Apa dia tidak lulus?" Hiashi menyambut Neji di pintu masuk setelah Hinata masuk ke dalam rumah sambil menangis terisak.

"Tou-sama masuk dulu...." Neji merangkul pelan bahu pria paruh baya itu.

...

"Jadi apa alasannya dia pulang dengan menangis seperti itu?" Hiashi duduk bersila di rouka samping rumahnya disusul oleh Neji.

"Ayah tahu pria brengsek yang sering membawa gadis dan bir ke kedai kita, Hinata pergi bersamanya saat di kampus tadi."

Hiashi menarik nafasnya gusar. Jika ini mengenai keselamatan Hinata, ia tidak bisa bertindak gegabah. "Kau sudah pastikan tentang karakter pria itu....?" Hiashi memastikan, Hinata tak pernah menginginkan sesuatu sekeras itu bila ia tidak benar-benar yakin.

"Bukan hanya aku, seluruh penghuni kampus itu tahu karakter bajingan itu, dia sering keluar masuk hotel berbintang lima bersama para mahasiswi yang terkenal suka menjajakan harga diri mereka."

"Jangan bertindak kasar seperti itu Neji, Hinata selalu bisa menjaga dirinya, kau tahu, bukan selama ini Hinata tak pernah berhubungan dekat dengan pria manapun?"

...

Kelopak mata sayunya sembab, ia menangis cukup lama sekembalinya kerumah, memeluk bantalnya dengan erat, ia tak habis pikir mengapa Neji berkata yang tidak-tidak tentang karakter Naruto. Ia sudah menguntit Naruto bertahun-tahun, lebih dari sekedar mengenal, Hinata benar-benar paham karakter Naruto yang selalu mengagumkan.

Tapi Hinata lupa, bahwa waktu bisa merubah perangai seseorang.

Dering pesan masuk, menghentikan isakannya. Hinata dengan cepat meraih ponselnya, senyumnya mengembang, ia mendapat dua berita baik sekaligus. Yang pertama ia berada dalam peringkat kuota penerimaan mahasiswa baru di Tokyo University, dan yang kedua orang yang mengirimkan berita itu adalah Naruto.

Tak lama, kebahagiaannya bertambah, dering panggilan masuk berbunyi dengan layar ponsel yang menampilkan nama seseorang yang dinantinya.

RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang