Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata
Kakinya terhenti di depan pintu gedung akademik, dahinya berkerut melihat barikade barisan berjejer di hadapannya. Senyum tulus terukir di bibir mungilnya, berbeda dengan beberapa bulan yang lalu, saat mereka membentangkan spanduk penolakan terhadap kehadirannya di kampus ini. Hari ini Hinata mendapatkan sebuah ucapan selamat datang, sebuah spanduk bertuliskan We love you Hime terpampang di hadapannya. Tak ada lagi kata-kata kasar atau cemoohan yang ia dapat.
Ino, yang beberapa hari lalu menjadi orang paling gencar menentangnya, hari ini berdiri di barisan terdepan. Ia berjalan mendekat pada Hinata, "Hinata, maafkan aku..." Kepala pirang pucatnya menunduk malu akan perbuatan jahatnya, ia sadar bahwa tak seharusnya Hinata menjadi pelampiasan dendamnya dan Naruto atas kelumpuhan Sakura. Sakura tetap baik-baik saja kendati kakinya lumpuh, ia masih memiliki Sasuke yang mencintainya. Sementara Hinata, ia harus menanggung beban dari kehamilannya tanpa suami, seorang diri.
Hinata mengangguk, ia menggenggam tangan Ino, ia memaafkan Ino, setidaknya berkat Ino yang mempermalukannya, ia menjadi mengerti siapa sesungguhnya sahabatnya. Ia memaafkan Ino, tapi untuk kembali dekat menjalin persahabatan dengan gadis pirang itu, Hinata perlu berpikir seumur hidupnya.
Ino merangkul Hinata untuk masuk ke area kampus, disambut oleh mahasiswa lain yang kini dapat menerimanya. Ia kembali ke mendapatkan beasiswa di kampus ini dengan terhormat, tak ada lagi hinaan dan cercaan.
Sementara itu dari kejauhan, Naruto tampak tersenyum tipis, ia menatap bangga pada ibu dari anaknya itu. Hinata pada akhirnya mendapatkan kembali kebahagiaan, hidup Hinata nyaris kembali sempurna. 'Hime izinkan aku melengkapi kebahagiaanmu...'
...
Semua telah berbalik, para mahasiswa yang sebelumnya membenci dan menghujat Hinata, kini memperlakukannya sangat istimewa. Seperti pagi ini, antrian di loket pengambilan kartu rencana studi yang telah ditandatangi oleh rektorat cukup panjang, Hinata berdiri di urutan paling belakang, namun seketika seorang mahasiswa yang berdiri di depannya tiba-tiba mundur dan berpindah posisi berdiri di belakangnya, ia memberikan Hinata kesempatan untuk maju.
Pun sama halnya dengan orang yang kini berada di depan Hinata, pemuda itu menoleh dan mendapati Hinata berada di belakangnya, langsung mundur dan mempersilahkan Hinata untuk maju. Hal itu terus berulang hingga Hinata berada tepat di hadapan loket tanpa ia harus mengantri.
Kehidupan Hinata mulai membaik, Hinata tersenyum tipis saat petugas loket sedang mencari kartu hasil studinya, sambil menunggu ia menundukkan pandangannya pada perut besarnya, lalu mengusapnya lembut, "semua sudah menerima kita, Aka-chan..." Hinata terkekeh pelan mendapat jawaban dari buah hatinya berupa tendangan lembut, perutnya terasa dielus dari dalam. Namun tiba-tiba ia tersenyum kecut, ada satu hal yang tak dapat ia ubah. Ia berbisik dalam hati. 'Kecuali ayah kalian....' Hinata tak dapat merubah kenyataan bahwa kedua bayinya akan lahir tanpa mengenal sosok seorang ayah.
"Ehem..."
Lamunan Hinata buyar saat suara batuk disengaja terdengar tepat di telinganya, ia menoleh dan mendapati seorang yang berjasa baginya dan anak-anaknya. "Toneri-kun... Ogenki desuka, me?" Hinata tak percaya, Toneri berdiri di sampingnya, ia mendapat kabar dari Neji bahwa hari ini Toneri akan tiba di Tokyo, ia tak mengira Toneri akan langsung ke Tokyo University dan mendatangi dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge
FanfictionHinata berharap semua ini adalah mimpi, ia ingin segera terjaga, namun semua hal yang ia alami adalah kenyataan... Ia sedang mengandung, ya... Ia sedang mengandung benih dari pria yang paling ia cintai Namun ia dicampakkan, pria itu sama sekali tak...