12. Katakan Kau Mencintaiku

4.1K 482 101
                                    

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto

Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata


Srak...
Trang...

Suara pagar besi yang terbuka kasar itu, membuat Hiashi dan putri bungsunya berhamburan keluar dari rumah tradisional khas Jepang itu. Turun dari rouka, pria berusia hampir lima puluh lima tahun itu berjalan tertatih menghampiri pagar besi yang terbuka lebar itu, dengan dituntun oleh sang anak bungsu.

"Neji!" Hiashi membentak kasar putera sulungnya itu ketika mendapati Neji menarik paksa anak kesayangannya turun dari mini Van, milik keluarga mereka.

"Akhh..." Hinata meringis kecil, Neji menyentak tangan Hinata yang ia genggam, hingga gadis itu hampir limbung ke depan jika tidak dengan cepat Hiashi menangkapnya.

"Neji, apa-apaan ini?!" Hiashi tampak tidak senang Puteri kesayangannya diperlakukan kasar seperti itu.

"Tanyakan pada Puteri kesayangan ayah itu!" Suara Neji meninggi, ia berkacak pinggang dengan nafasnya memburu menggambarkan betapa membuncahnya emosinya saat ini.

"Nak," panggil Hiashi lembut seraya mengelus surai kelam Hinata yang selalu mengingatkannya pada sang istri. "Katakan apa yang kau lakukan disana?"

"Hiks... hiks...."

Hinata tak bisa berkata apapun, ia hanya terisak kecil tak mampu menyampaikan kebohongan pada sang saya.

"Si brengsek itu menyatakan cinta padanya!" Belum sempat Hinata menjawab, teriakan Neji mendahului bibir Hinata yang bergetar.

"Kau sering menghabiskan waktu bersamanya?" Tak mau tersulut emosi, Hiashi bertanya lembut pada sang Puteri, sejak kecil ia membesarkan Hinata dan Hanabi dengan penuh kasih sayang. Ketiadaan ibu mereka membuat Hiashi tak ingin kedua anak perempuannya itu merasa seolah tak pernah mendapatkan kelembutan seorang ibu.

"Tentu saja Ayah! Bagaimana si brengsek itu bisa berani bicara sembarangan di depan umum jika dia tak memberi kesempatan?!"

"Neji! Berikan kesempatan Hinata bicara." Hiashi menghentikan Neji yang memonopoli pembicaraan. "Katakan, nak. Apa yang ingin kau sampaikan....?"

"Heh..." Neji membuang muka kesamping seraya mendengus kesal. "Kau terlalu memanjakannya, ayah. Hinata, kau tahu siapa dia? Seluruh Tokyo University tahu, si bajingan itu!"

"Berhenti memanggilnya bajingan, Nii-san....!!"

Hiashi, Neji dan Hanabi tersentak, ini untuk pertama kalinya Hinata membentak ayah dan kakaknya.

"Kau sudah berani, hah!" Tangan Neji melayang, dan hampir menampar Hinata.

Tapi tangan Hiashi bergerak lebih cepat, ia menahan tangan Neji dengan kekuatan yang lebih dari pemuda bersurai cokelat itu.

Neji mengalah, ia tahu tenaga dalam sang ayah lebih besar dari dirinya, mengingat ayahnya adalah mantan pelatih di Dojo karate.

"Hiks... Hiks..." Hinata kembali terisak pelan, Hiashi mengelus surai kelamnya, memberi sang Puteri kesayangan kesempatan untuk berbicara. "Orang yang kalian sebut bajingan itu, dia adalah orang yang membeli semua kue dango jualan kita, saat pertama kali aku berjualan di sekolahku dulu, dia bahkan memberikan uang sangat banyak agar aku bisa membayar iuran kantin supaya aku bisa menitipkan dagangan kita disana dan aku tak perlu menjahahkannya lagi...."

Neji tersenyum remeh, ia sama sekali tak menganggap apa yang dilakukan Naruto di masa lalu adalah kebaikan yang penting. Tapi tidak bagi Hinata, hatinya langsung tersentuh dengan kejadian itu.

RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang