Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata"Sial!!!" Rahangnya mengeras, raut penuh kemarahan tergambar jelas pada wajah tampannya. Naruto mengumpat kesal seraya meletakkan tas ransel mahal itu di punggung berototnya. "Dosen sial itu kembali menyuruh menyalin KUHP...." Ocehnya kesal sembari berjalan keluar dari kelasnya.
...
Setengah berlari, ia berjalan cepat menyusuri lorong yang menghubungkan antara satu gedung fakultas dengan gedung fakultas lain. Menuju ruang fakultas Managemen Bisnis, niat utamanya adalah menemui seseorang, seseorang yang selalu menjadi jalan keluar dari masalahnya. Hyuuga Hinata.
...
Senyum sumringah terukir dari bibir merah kecokelatannya, saat kakinya menapak tepat di lantai ubin gedung fakultas managenen bisnis. Dengan sigap ia meraih ponsel dari saku celana jeans mahal miliknya, dengan cepat ia menekan tombol di layar sentuhnya dan mencari sebuah nama, Hime.
"Sial!" Ia mengumpat kasar, bersamaan dengan jemarinya yang terhenti menekan tombol panggilan. 'Bagaimana aku bisa berpikir untuk mencarinya?' Sepertinya Naruto harus kembali mencari seseorang yang mau ia bayar untuk menyalin semua tugasnya.
Memasukkan kembali ponsel mahal itu ke dalam saku celananya, Naruto mengusap kasar wajahnya. Bisa-bisanya ia mengingat Hinata sebagai jalan keluar dari masalahnya. 'Aku dan gadis bodoh itu sudah berakhir...' Ia menyangkal hatinya, tanpa ia sadari otak dan tubuhnya mencari Hinata, Hinata yang telah buang, adalah orang yang paling ia butuhkan dalam hidupnya.
'Kau sudah tidak membutuhkannya lagi, Naruto.' Ucapnya pada dirinya sendiri, ia tersenyum geli bagaimana ia otaknya bisa memikirkan nama Hinata pertama kali saat ia mendapat masalah, dan nama Hime itu, ia masih menyimpan kontak Hinata dengan nama yang begitu indah. Kepalanya menggeleng, pertanda ia tak percaya dengan hal yang ia lakukan, mengingat kembali orang yang memang ingin ia lupakan.
"Naruto-san...!!!" Baru saja tubuhnya berbalik berniat untuk meninggalkan gedung fakultas yang menjadi saksi dustanya, sebuah panggilan yang mendengungkan namanya membuat langkahnya terhenti. Ia menoleh, dahinya berkerut mendapati seorang gadis bersurai yang tak ia kenal berlari ke arahnya.
"Ah perkenalkan, namaku Tamaki..." Gadis itu membungkukkan tubuhnya sembilan puluh derajat ketika telah berada di hadapan Naruto.
Kelopak mata kecokelatannya memicing sinis, 'gadis ini adalah teman gadis sialan itu.' Umpatnya dalam hati saat ingatannya mundur ke belakang. "Hm, ada perlu apa?" Tanyanya acuh sembari membuang muka.
Alis tamaki menukik, ia tak habis pikir bagaimana sahabatnya yang polos dan berhati baik itu bisa mencintai pria angkuh macam Naruto. Ia menarik nafas, jika bukan karena hal penting yang akan ia tanyakan, ia tak sudi berusan dengan Naruto.
"Gomenasai, Naruto-san... Apa Hinata menghabiskan waktu bersamamu selama sepekan ini...."
Rasa penasaran menggelitik batin Naruto, 'Satu pekan yang lalu?' Tanyanya pada dirinya sendiri, ingatannya mundur pada kejadian satu pekan yang lalu, saat keluarga Hyuuga datang ke rumahnya untuk mengemis pertanggung jawaban. "Apa yang terjadi padanya?" Kembali, tanpa sadar, kali ini lidahnya dengan lancang memberikan perhatian pada seseorang yang telah ia dorong dalam lubang kegelapan yang amat dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge
FanfictionHinata berharap semua ini adalah mimpi, ia ingin segera terjaga, namun semua hal yang ia alami adalah kenyataan... Ia sedang mengandung, ya... Ia sedang mengandung benih dari pria yang paling ia cintai Namun ia dicampakkan, pria itu sama sekali tak...