06. Awal Yang Manis

4.5K 524 60
                                    

Disclaimer : Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Alternate Universe Love Story Of Naruto and Hinata

"Kau sudah menunggu lama?"

Naruto menoleh ke asal suara, deretan gigi putihnya terpampang saat gadis dengan surai bagai permen kapas itu berjalan mendekat kearahnya, Sakura berjalan dengan sejuta pesona yang ada padanya, tubuh sintal dibalut jas putih kebanggaan mahasiswa kedokteran, angin musim semi menerpa surai merah mudanya bagai kelopak bunga sakura yang bertebaran di udara.

Sakura tak pernah memiliki celah di safir biru Naruto, terlalu sulit untuknya membuka hati pada wanita selain Sakura. Segala kesempurnaan, semangat dan keceriaan Sakura, tak ada satupun yang bisa menggantikannya.

"Naruto....."

Lamunannya tersadar saat melihat kibasan telapak tangan putih di hadapan wajahnya, Sakura tengah menyadarkan dirinya dari khayalnya yang begitu mendamba calon dokter ini. "Tidak, aku baru saja sampai. Tadi aku ke gedung fakultasku."

Naruto berbohong lebih dari dua jam dia duduk di kursi taman di lorong gedung fakultas Sakura yang terhubung dengan perpustakaan. Ia sudah lama kembali dari gedung fakultasnya dan duduk dengan setia menanti bunganya.

Sakura tersenyum simpul, ia mengusak gemas surai kuning Naruto, selama ini baginya Naruto tak lebih dari seorang adik, pemuda itu satu tahun lebih muda darinya dan Sasuke, orang tuanya memalsukan tahun kelahirannya agar dia bisa masuk sekolah dengan cepat, ditambah lagi dengan mengikuti kelas axelerasi, membuat Naruto menjadi mahasiswa termuda di angkatannya.

Namun tidak bagi Naruto, usakan Sakura pada surai cepaknya merupakan sebuah harapan. Harapan suatu saat Sakura akan menganggapnya lebih dari seorang adik, Suatu saat ku harap kau akan melihatku sebagai seorang lelaki, lelaki yang mencintaimu... Sakura-chan...

"Naruto, kau sudah sarapan?" Tanya Sakura seraya mengeluarkan dua tangkup sandwich dari tas tangannya.

Naruto menggeleng sambil tersenyum.

"Kau ini...." Sakura terkekeh pelan seraya menyodorkan roti isi itu, lalu duduk di sisi Naruto. "Ini makanlah..."

Tangan Naruto terulur menerima roti isi itu, safir birunya tak lepas menatap manik giok Sakura, jarak begitu dekat seperti ini, Naruto rindu, sejak Sakura menjadi kekasih Sasuke sudah lama sekali tak ada lagi jarak sedekat ini diantar mereka.

"Tunggu... Tunggu...." Belum sempat Naruto menerima roti itu, Sakura menginterupsi, ia mendekatkan wajahnya pada rahang tegas Naruto. "Naruto, sudut bibirmu robek....."

Lihat bagaimana kau memperhatikan aku Sakura-chan.... Bahkan orang-orang yang ku temui sebelum ini tak menyadari luka kecil ini... Tapi mengapa, luka besar di hatiku, tak sedikitpun kau lihat.

"Kau berkelahi?" Tanya Sakura serius, sambil menyentuh lembut luka itu, tangannya lalu beralih ke mengaduk tasnya, mengambil tissue dan hand sanitizer seperti mahasiswa kedokteran lainnya dengan sangat telaten membersihkan luka Naruto.

"Iya." Jawab Naruto sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Dengan siapa?" Sakura terus bertanya dengan tangannya yang terfokus pada gel dingin pereda nyeri di tangannya, ia oleskan pelan pada sudut bibir Naruto.

RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang